8. Special Christmas : Miracle in White

148 22 0
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

[Jiwoong ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Jiwoong ft. Zerobaseone]

Malam menyambut kedatangan natal adalah malam yang begitu indah di bulan Desember ini sebab sepanjang jalan terhiaskan oleh lampu-lampu yang menerangi seluruh kota serta ornamen yang melambangkan perayaan natal tersebut.

Para warga yang bergembira di rumah dengan menghiasi pohon natalnya masing-masing, makan malam bersama, serta anak-anak yang bersemangat membukakan beberapa hadiah dibawah pohon natal mereka.

"Kak Gyuvin, kak Ricky! Tolong bantu aku pegangkan tangganya!" Teriak Yujin yang sedang berusaha menggapai puncuk pohon untuk ia pasangkan ornamen bintang diatasnya.

Kedua pemuda yang tadinya sedang asik menonton televisi, segera membantu sang adik yang terlihat kesusahan itu.

"Kak Hao, kubantu pasangkan lampunya ya?" Hao sepertinya terlihat sedikit kesusahan memasangkan rangkaian lampu yang begitu panjang dan cukup berat di setiap sudut ruangan ini, "Oh boleh, makasih banyak Hanbin" Hanbin mengangguk kecil sebelum pergi ke sudut lain yang belum terpasang hiasan apapun.

"Nah sudah beres!" Yujin berseru riang menepuk-nepuk kedua tangannya, setelahnya perlahan menuruni tangga.

"Kalian sudah selesai kan? Bisa tolong bantu pegangkan tangga kami?" Ketiganya pun melirik satu sama lain.

"Kak Gyuvin dan kak Ricky saja! Aku ingin ke dapur mengecek yang masak!" Seru Yujin langsung kabur meninggalkan keduanya.

"Hei! Aku juga mau ke dapur!" Teriak Gyuvin tak terima, ia sampai mendengus kesal. Sementara Hao, Hanbin, dan Ricky hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kakak beradik yang terkadang tak akur itu.

Sementara Yujin yang sudah berada di dapur mendapati Taerae, Matthew, dan Gunwook didepannya tengah sibuk memasak.

Yujin pun perlahan mendekati salah satunya, berjalan mengendap-ngendap tanpa bersuara, "Kak Matthew, sedang masak apa?"

"Oh, sh-! Ck, jangan menakutiku seperti itu tahu! Aku sedang mencincang sayur. Kau ingin kucincang juga, hah?!" Yujin tertawa puas telah mengerjai Matthew yang nyaris mengumpat. "Lagian serius sekali masaknya, masak apa sih?"

"Bulgogi, jajangmyeon, tteokbokki, jokbal, dan galbitang" Ucapan Taerae membuat mata yang lebih muda langsung berbinar antusias mendengar nama-nama makanan yang akan dihidangkan di meja nanti.

Gruk

"Pfft, hahaha. Kita sebentar lagi selesai kok" Gunwook tak dapat menahan tawanya mendengar suara perut lapar Yujin yang ternyata sudah meronta meminta makanan.

-----

"Dimana kak Jiwoong?" Tanya Ricky menatap pintu rumah yang sedaritadi tak terbuka sama sekali, padahal sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Benar juga. Kak Jiwoong kemana ya?" Hanbin mulai khawatir dengan keberadaan kakak tertuanya satu itu. "Apa kita coba telepon saja?"

Cklek

"Maaf menunggu lama, tadi aku sedang mengantri lama membelikan sesuatu untuk kalian" Ucap Jiwoong tersenyum, memperlihatkan kantung belanjaan yang digenggamnya.

"Huwaa! Coklat!" Gyuvin langsung berlari menghampiri Jiwoong tapi ditahan oleh yang tertua.

"Nanti makannya saat kita semua sudah berkumpul di meja makan, oke?" Gyuvin pun mengangguk lalu membantu membawakan barang-barang Jiwoong dan meletakkannya di sofa.

"Kak, bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Ricky menyadari raut wajah Jiwoong tak seperti biasanya.

"Ya... begitulah" Ucapnya seadanya. Sebenarnya jawaban yang ia berikan sudah mengisyaratkan arti bahwa pekerjaannya begitu melelahkan hari ini.

"Sudahlah jangan pikirkan tentangku, ayok siap-siap sebentar lagi akan pergantian hari" Ucapnya lalu mengarahkan yang lain untuk membantu mempersiapkan meja makan beserta makanan yang akan dihidangkan.

Diselingi canda dan tawa, pada akhirnya mereka berhasil mempersiapkannya. Penyambutan dengan berbagai ornamen natal, hiasan rumah, meja makan, beserta hidangan makanan yang kini sudah tersaji didepan mata. Mereka bersembilan lalu mengambil posisi tempat duduknya masing-masing.

"Selamat ma-!" Grep

Jiwoong menahan lengan Yujin disampingnya yang hendak mengambil sepotong daging. "Tidak boleh, kita harus berdoa dulu sebelum memakannya"

"Benar kata kak Jiwoong, kita harus mensyukuri dulu makanan yang sudah tersaji di depan kita" Tutur Gunwook membuat Yujin sekilas memanyunkan bibirnya, "Baiklah"

Sebagai yang tertua, Jiwoong pun memimpin jalannya penghanturan rasa syukur tersebut melalui doa yang ia panjatkan mewakili yang lainnya.

"...amin"

Selesai berdoa, Jiwoong perlahan membuka mata, mendapati tak ada seorang pun dihadapannya sekarang. Ya, Jiwoong tau akan seperti ini jadinya.

Ia melirik kearah jam dinding. Seperti dugaannya, rupanya waktu menunjukkan pukul lewat 12 malam. Itu tandanya sudah pergantian hari dan setelahnya mereka akan pergi meninggalkannya seorang diri.

Aku berharap agar kita dapat selalu bersama seperti ini. Di malam natal berikutnya, aku menanti kalian kembali wahai adik-adik tersayangku. Terima kasih karena sudah menyempatkan diri kalian menemani natalku yang terasa sepi ini.

Setetes air mata lolos begitu saja dibalik senyuman. Semua yang ia lihat dan rasakan barusan rupanya hanyalah ilusinya belaka dan semua menghilang dalam sekejap mata.

Setidaknya meski hanya sesaat, ia dapat merasakan yang namanya arti dari malam natal yang diimpikan sebuah keluarga.

Sebuah kebahagiaan yang abadi nan fana.

- Good Night by Zerobaseone

Our Life Is HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang