2. Klub Baru

718 84 16
                                    

(⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)

.

.

.

2 jam kemudian. Setelah jam pelajaran selesai.

"Hari ini sampai disini dulu, tolong kumpulkan tugas di pertemuan berikutnya."

"Baik..."

Hatake Kakashi. Sang dosen keluar kelas masih dengan aura yang bersinar dan setelannya yang menawan.

Berbanding terbalik dengan para mahasiswa dan mahasiswi yang sudah dikelilingi aura suram, mata belo, dengan kepala yang serasa ingin meledak.

"Ahhh... Otakku mendidih." Ino menjatuhkan kepalanya ke meja dengan wajah yang makin suntuk.

"Butuh kafein... Mau minum kopi?" Ajak Hinata, jujur saja kondisi Hinata tidak lebih baik dari teman-temannya, akan tetapi hidup harus tetap berjalan bukan.

.

.

Hinata dan ketiga sahabatnya membeli kopi dari mesin kopi instan otomatis, setelah itu mereka memilih beristirahat di kursi taman kampus sembari berbincang menikmati kopi mereka.

Hinata dan Ino terlihat menikmati bagaimana mereka merasa kembali hidup setelah menyesap kopi instan mereka. Mengingat energi mereka yang terkuras habis atas insiden terlambat tadi.

"Pohon sakura mulai bermekaran, tidak terasa sudah musim semi saja."

Tenten menatap beberapa jejeran pohon sakura di taman kampus yang mulai bermekaran.

"Seharusnya kisah asmara kita juga mulai bersemi." imbuh Sakura.

"Mau bagaimana lagi, kuliah di jurusan sastra Inggris tidak akan membuahkan hasil, pria seangkatan hanya ada lima orang." Balas Tenten, menebak kemungkinan kejomloan mereka.

"Dan yang lebih menyedihkan lagi, pria yang paling tampan di jurusan sastra Inggris adalah...--"

Setelah energinya kembali stabil, Ino tiba-tiba ikut nimbrung pada pembicaraan Sakura dan Tenten. Ia kemudian menatap ketiga sahabatnya satu-persatu.

"--Kakashi Sensei."

Tenten, Ino dan Sakura menjawab serentak sedangkan Hinata menatap teman-temannya dengan bingung.

Dia mencoba membandingkan kelima teman prianya yang wajahnya selalu terpampang jelas dengan sang dosen yang terpandang hanya kedua matanya.

Bagaimana wajah kelima temannya terlihat segar di pagi hari kemudian menjadi suram setelah pelajaran selesai.

Hinata mengingat-ngingat beberapa ekspresi yang dapat ditunjukkan oleh kedua mata sang dosen yang terpampang. Saat kedua alisnya bertaut dan matanya menyipit kemungkinan besar Sang Dosen sedang bingung atau sedang berpikir keras. Kadang matanya berkerut seperti sedang tersenyum tapi auranya terasa menyeramkan, jelas sekali itu senyum palsu.

Oh... Hinata mengingat beberapa kali menangkap mata itu menyipit dengan lembut ketika memperhatikan para mahasiswa dan mahasiswinya yang memperlihatkan posisi tidak nyaman, bosan dan frustasi saat pelajaran berlangsung. Mungkinkah saat itu dia sedang tersenyum tulus?.

"Itu setelah Sasuke-kun pindah jurusan" tambah Sakura tiba-tiba menyadarkan Hinata dari lamunannya.

.

.

Setelah berbincang cukup lama, mereka memutuskan untuk ikut satu klub lagi, hitung-hitung bisa bertemu dengan lebih banyak pejantan nantinya.

Campus Scandal | KakahinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang