15. Festival

269 34 0
                                    

(⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)

.

.

.


Festival tidak pernah lepas dengan yang namanya para pedagang makanan berjejer di sepanjang jalan. Mulai dari makanan ringan yang manis, asin, gurih, hingga makanan berat yang mengenyangkan perut pun tersedia. Adanya makanan tentu pula harus di lengkapi dengan pasangannya, dengan itu pedagang berbagai jenis minuman pun turut bertebaran di sepanjang jalan.

Wangi harum berbagai makanan yang menggugah selera dengan genit memasuki indra penciuman Naruto dan Hinata. Kakashi pengecualian karena dia memakai masker.

Naruto menatap berbagai jenis makanan yang berjejer di sepanjang jalan yang mereka lewati teliti dengan mata bulat yang berbinar. Kira-kira makanan apa yang harus dia pilih untuk di makan bersama Hinata. Ada takoyaki, okonomiyaki, yakitori, taiyaki, karaage, mochi, tempura, dan makanan yang terlihat begitu lezat lainnya.

Naruto meneguk ludahnya menatap makanan-makanan tersebut. Naruto merasa ingin mencoba semuanya. Tapi tidak, dia harus menjaga imagenya di depan Hinata sekarang. Naruto harus bersikap bijak, dia tidak boleh merengek untuk membeli semua makanan itu satu-persatu tapi pada akhirnya tidak ia habiskan.

Tapi tunggu dulu. Makanan-makanan yang di jual di festival ini sebagian besar kelihatan seperti.. jenis makanan yang tidak di sukai oleh Kakashi.

Naruto tahu Kakashi tidak suka makanan yang di goreng dan makanan manis. Tapi jenis makanan-makanan itu sendiri sangat identik dengan jajanan festival.

Naruto kemudian berbalik menatap Kakashi. Bisa Naruto lihat dari matanya, Kakashi yang mengernyit tidak suka setiap makanan-makanan itu di celupkan ke dalam genangan minyak atau ketika buah-buahan segar seperti apel dan stroberi dibaluri dengan gula cair.

Ide nakal kemudian mampir di kepala Naruto. Seringai jahil terpampang jelas di wajahnya.

"Hinata, ayo makan tempura dan karage! Kamu bisa makan makanan yang digoreng bukan? Aku jarang makan makanan yang digoreng karena ada seorang anti minyak yang tinggal di rumah. Ayo kita beli dattebayo!"

Naruto menatap Hinata meyakinkan dengan biru samudranya yang berkilau, dia meraih tangan kanan Hinata kemudian menggenggamnya erat dengan kedua tangannya. Naruto melirik sekilas ke arah Kakashi dan kembali menyeringai kecil.

Hinata mengangguk mengiyakan. Hinata bukan tipe orang yang pemilih dalam makanan, dia juga bukan seseorang yang punya alergi pada makanan tertentu, jadi tentu Hinata bisa makan jenis makanan apapun. Hanya saja, sang ibu yang ketat dalam pola hidup sehat kadang membatasi pola makan Hinata. Seperti dia yang tidak boleh makan ramen lebih dari satu mangkok, hanya boleh makan 2 buah cinnamon roll sekali makan dan lainnya.

Merasa menang telak, senyum Naruto makin melebar.

"Ayo pergi dattebayo!" Naruto menarik tangan kanan Hinata yang digenggamnya menghiraukan Kakashi yang menatap mereka datar.

Mata Kakashi tampak begitu suntuk sekarang. Dia merasa diabaikan. Kakashi merasa menjadi.. nyamuk.

Tidak. Nyamuk bahkan sering kali masih disapa dengan tamparan cinta. Sedangkan Kakashi.. sejak menghilangnya Sasuke dan Karin dari pandangan mereka, dia terabaikan. Kakashi sepertinya juga menghilang dari pandangan dua orang ini. Naruto dan Hinata sibuk dengan dunia mereka sendiri dari tadi.

"T-tunggu Naruto-kun, Sensei..."

Oh! Kakashi menahan senyum mendengar suara Hinata yang ternyata masih mengingatnya.

Campus Scandal | KakahinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang