06

1.1K 107 7
                                    

Setelah kejadian drone itu memperlihatkan kedua orang tua Jimin kami semua langsung merenung.

Sedangkan aku masih mencoba untuk menenangkan Jimin yang masih bersedih.

"Gwenchanayo, Jimin-a.." kataku.

Namun Jimin malah melepaskan genggamanku dan berjalan menuju jendela.

"Jimin!" Teriakku. Aku langsung berlari saat Jimin mencoba untuk memanjat jendela itu.

"Cegah dia!"

"Sedang apa kau?"

"Lepas" kata Jimin.

"Kau kenapa?"

"Lepaskan aku!" Kata Jimin.

"Turunlah!" Kataku.

"Hajima"

"Aku ingin mati. Jangan pedulikan aku!" Teriak Jimin.

"Jangan begitu" kataku.

"Aku tak ingin hidup!" Kata Jimin.

"Jimin-a..." kataku.

"Aku ingin mati!" Kata Jimin.

"...tinggalkan aku sendiri! Kumohon!"

Kami semua mencegah Jimin agar tidak loncat dari jendela ini.

"...lepaskan aku! Kumohon lepaskan aku! Ibu dan ayahku sudah meninggal"

"...bagaimana aku bisa hidup seorang diri?"

Lalu aku menyuruh Jimin untuk masuk kedalam ruang siaran, walaupun sangat bau. Aku akan tetap berusaha untuk menenangkannya.

"Kenapa kau ingin mati, bodoh?" Tanyaku.

"Untuk apa aku hidup?" Kata Jimin.

"Kau harus tetap hidup" jawabku.

"Aku tak punya siapa-siapa, aku tak punya ayah dan ibu. Aku tak punya tempat tujuan dan tak ada yang menungguku" kata Jimin.

"...tak ada yang memarahi atau memujiku, kau tahu bagaimana rasanya?"

"Tidak, aku tak tahu" jawabku sambil menundukkan kepala.

"Berhenti bertingkah seolah kau tahu semuanya. Memangnya siapa kau menyuruhku hidup? Apa kau pernah berasa di posisiku?" Tanya Jimin.

"Tidak" jawabku.

"Makanya. Tinggalkan aku sendiri" kata Jimin.

"Aku hampir sering mendapatkan peringkat terakhir, meski tak sepenuhnya peringkat terakhir. Setiap melihat raporku, ayahku selalu bilang nilaiku takkan mendadak naik dan membuatku masuk SNU" kataku.

"...jadi, tak perlu terlalu berharap. Ayahku memintaku untuk tak terluka atau sakit, ayahku hanya ingin aku sehat"

"Aku tak mau mendengarnya. Aku tak mau mendengar apa pun" kata Jimin.

"Aku tak memercayainya, ayahku pasti senang jika aku masuk SNU. Ayahku pasti tak serius mengatakannya" kataku.

"...namun, ada perkataan ayahku yang ku percaya. Dia bilang, jika terjadi sesuatu padaku, ayahku akan datang paling pertama"

"Namun, ayahmu tak datang" kata Jimin, dan aku mengangguk.

"Ayahku tak datang, karena...karena dia sudah meninggalkanku terlebih dahulu.." kataku sambil menunduk dan menghapus air mataku.

"...namun, jika ayahku masih hidup. Mungkin dia akan datang menyelamatkan kita semua"

"Setidaknya kau masih punya harapan, aku tak punya apa pun" kata Jimin.

𝐀𝐥𝐥 𝐎𝐟 𝐔𝐬 𝐀𝐫𝐞 𝐃𝐞𝐚𝐝 𝐱 𝐎𝐂 [season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang