12

1.6K 103 10
                                    

Tak lama setelah ada insiden pengeboman kota Hyosan, dapat dilihat bahwa kota ini sudah hancur. Bahkan sekolahku.

"Astaga"

Aku merasakan rasa sakit di kakiku, setelah kulihat ternyata kakiku terluka. Celanaku sobek juga. Begitu keras ya percikan-percikan batunya.

Kami semua masih berada di hutan dan duduk, setelah mengetahui apa yang terjadi.

Aku mencoba untuk melihat lukaku lebih jelas, sepertinya ini terluka saat aku terguling tadi. Tapi lukaku tidak separah itu, jadi aku masih kuat untuk berjalan.

"Jangan bergerak" kata Woojin padaku.

"Ayo pergi" kata Suhyeok.

"...ayo pergi, Onjo"

"Aku tak bisa pergi seperti ini" kata Onjo.

"...maaf. Apa kau bisa menunggu sebentar? Lupakan. Tak perlu menungguku, aku akan segera menyusul"

Lalu kulihat Onjo berjalan kembali ke tempat pembangunan. Karena Onjo kembali ketempat pembangunan, jadi aku mempunyai inisiatif untuk menemaninya walaupun kakiku terluka.

"Hei, mau kemana?" Tanya Woojin.

"Menemani Onjo" jawabku.

Aku menghampiri Suhyeok yang masih berdiri itu.

"Aku akan menemaninya" kataku pada Suhyeok.

"Aku ikut denganmu" kata Suhyeok.

"Jangan, biarkan aku saja yang ikut dengannya" kata Woojin.

"...kau sudah cukup banyak melakukan hal, duduk saja"

Lalu Suhyeok setuju dengan perkataan Woojin, jadi aku dan Woojin yang menyusul Onjo.

Ditempat pembangunan ini sendiri juga banyak asap dan abu, disini juga ikut di bom.

Terutama dilantai atas, sangat berantakan.

"Cheongsan" panggil Onjo pada Cheongsan, namun tak ada yang menjawab. Suasana di sini hening.

"...Lee Cheongsan!"

Onjo terus memanggilnya namun Cheongsan tak menjawab.

"...Cheongsan, kau benar-benar berengsek!"

Onjo berteriak dengan menangis, jadi aku langsung menghampirinya.

"Ayo pergi" kataku pada Onjo.

"...kita ucapkan salam perpisahan pada Cheongsan lalu pergi"

Lalu aku memeluk Onjo. Aku sangat kasian dengannya.

Setelah selesai, kami langsung bergegas untuk kembali dan melanjutkan perjalanan kami.

"Jalan perlahan" kata Woojin, ia bersikeras membantuku berjalan. Padahal lukaku tidak separah itu.

"Sial"

"Para perajurit melihat kita di sekolah. Mereka pergi tanpa membantu kita, lalu meledakkan sekolah" kata Namra.

"...mungkin mereka ingin kita mati"

"Tak mungkin begitu" kata Onjo.

"Kurasa mereka begitu karenaku, karena kalian bersama dengan zombi, mereka pasti mengira bahwa kalian bukan zombi atau manusia, sepertiku" kata Namra.

"...kurasa itu yang mereka pikirkan"

"Jangan bilang begitu" kata Onjo.

"Apa tak masalah jika aku terus bersama dengan kalian sampai akhir?" Tanya Namra pada Onjo.

𝐀𝐥𝐥 𝐎𝐟 𝐔𝐬 𝐀𝐫𝐞 𝐃𝐞𝐚𝐝 𝐱 𝐎𝐂 [season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang