09

908 97 3
                                    

Saat kita sedang asik dengan cerita kita, tiba-tiba saja Gwinam naik ke rooftop dan berhasil menemukan kita.

Sialan, dia benar-benar berubah menjadi kuat. Kenapa tidak langsung mati saja?

Gwinam bertengkar dengan Cheongsan.

"Cheongsan!"

"Apa-apaan?"

Dengan cepat Suhyeok berlari dan membantu Cheongsan. Begitupula dengan Onjo. Tetapi Onjo malah dilempar oleh Gwinam.

"Onjo!" Kataku, aku langsung menghampiri Onjo yang jatuh di lantai.

Hyorung serta Jimin juga membantu mengangkat Onjo.

Lalu Suhyeok menendang Gwinam dan mereka berdua bertengkar.

Cheongsan pun ditarik mundur oleh Junyeong, Woojin, dan Daesu.

Namun, karena Gwinam lebih kuat. Jadi Suhyeok juga ditendang oleh Gwinam.

"Suhyeok!" Teriak Junyeong.

"...Suhyeok, kau tak apa-apa?"

"...shibal"

"Siapa kalian?" Tanya Gwinam.

"Kau sendiri siapa? Apa kau dari klub Satu Hati?" Tanya Daesu.

"Ini aku. Aku, kalian tak tahu aku?" Tanya Gwinam.

"...bagaimana kalian bisa tak mengenaliku?"

"Aku tahu. Sudah kukatakan berkali-kali" kata Cheongsan.

"...kau hanya bawahan perundung"

"Jika kau mengatakannya lagi, aku akan membunuhmu" kata Gwinam.

"Kau bukan preman atau murid teladan dan sekarang kau bukan zombi ataupun manusia" kata Cheongsan.

"...mau dulu atau sekarang.. kau bukan apa-apa"

"Kau tak boleh dibunuh begitu saja. Aku akan mencungkil kedua matamu dan melempar mu ke gerombolan zombi" kata Gwinam.

"...ya. Selain Cheongsan, boleh pergi. Kecuali kalian ingin mati juga. Kalian semua harus mati juga"

Lalu Gwinam dan Cheongsan mulai bertengkar lagi.

"Lepaskan aku"

Jimin juga membantu Cheongsan agar tangan Gwinam bisa lepas dari pundak Cheongsan.

"Hei, Minggir!" Teriak Junyeong, ia memukulkan leher Gwinam dengan kayu. Namun malah dirinya yang ditendang oleh Gwinam.

Gwinam sepertinya hanya mengincar Cheongsan, jadi dia terus menghajar Cheongsan. Sampai Suhyeok menghampiri mereka berdua dan memukulnya, namun malah Suhyeok dan Gwinam yang gantian bertengkar.

Aku langsung mengambil kayu yang masih ada apinya dan aku pukulkan ke leher Gwinam.

Tetapi, Gwinam malah mencekekku dan memukulku hingga terjatuh. Dengan cepat aku langsung menusukkan kayu yang sudah terbelah menjadi lancip itu ke kakinya.

Gwinam langsung mencabut kayu yang menancap di kakinya.

"Lepaskan" kata Gwinam.

"..lepaskan, sialan!"

Gwinam menamparku, bahkan dia menarikku. Namun aku tidak akan melepaskan tangannya yang akan membahayakan teman-temanku.

"...lepaskan, sialan! Kau harum sekali"

Aku langsung mendorongnya dan menamparnya, apa yang ia katakan, sialan.

"...kenapa? Kau memang harum. Cium bauku, ayo cium bauku"

𝐀𝐥𝐥 𝐎𝐟 𝐔𝐬 𝐀𝐫𝐞 𝐃𝐞𝐚𝐝 𝐱 𝐎𝐂 [season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang