"Yoo Jonghyuk, jadilah temanku! Akan ku bantu kau untuk mewujudkan impianmu!"
.
."Ngomong ngomong, dimana kita sekarang?" Tanya Dokja melihat ke arah langit yang menampakkan senja di belakangnya.
Tepat setelah terbentuknya mitra kerja sama yang baru, Dokja menjelaskan beberapa bagian yang tidak diketahui oleh Jonghyuk, dan sebaliknya Dokja menanyakan tentang apa saja yang telah terjadi selama 300 tahun ini.
"Kita berada di bagian barat kerajaan Mesir, tepatnya berada Kerajaan Kaizenix" jelas Jonghyuk.
Dokja tampak hanya membulatkan natanya melamun. Tampak memikirkan sesuatu sebelum dirinya tersadar.
"Haa.... Begitu, Kerajaan Kai- tunggu apa!? Kaizenix?! Kerajaan? Bukankah hanya ada satu kerajaan di sini, dan itu hanya ada di Mesir?" Tanya Dokja terkejut. Sejak kapan kerajaan baru terbentuk?
"Lihatlah dengan matamu sendiri" ucap Jonghyuk memutar matanya.
Dokja dengan cepat merangkak ke jendela yang terdapat di ujung ranjangnya. Saat kepalanya meleset keluar, dirinya langsung terpana oleh ketinggian kastil serta keindahan kota yang terkena cahaya senja di sore itu. Struktur bangun di kerajaan ini tampak berbeda dengan yang di Mesir. Jika di Mesir menggunakan tanah liat, maka yang ada di sini lebih seperti menggunakan material bebatuan yang begitu tidak alami. Seolah olah batu itu dihancurkan, dan di tata ulang dengan desain yang menarik. Serta bentuk bentuk rumah yang sangat asing dan tak ia ketahui.
"Ini sangat mengesankan." Gumam Dokja dengan mata yang berbinar dan penuh dengan rasa penasaran yang tinggi.
"Ditambah dengan bentuk kastil- tunggu apa!? Kastil?!!"
Sekali lagi Dokja terkejut dan secara tak sengaja tangan yang menahan tubuhnya tergelincir, membuat keseimbangannya hancur dan akan terjatuh ke bawah jika saja Jonghyuk tidak segera menahan pinggangnya. Jika saja pria itu terlambat sedikit, dirinya mungkin akan hancur karena ketinggian yang tidak masuk akan itu.
"Hah, tidak bisakah kau duduk tenang dengan baik!" Desah Jonghyuk lelah. Jantungnya terasa hampir terlepas saat melihat setengah tubuh pria itu sudah melayang di udara.
"M-maaf" gumam Dokja di gendongan Jonghyuk. Dirinya sendiri habis terkejut karena berpikir akan terjatuh dan hancur. Namun ketakutannya segera teralih dengan apa yang dia kejutkan sebelumnya.
Dokja kembali menggenggam tangan Jonghyuk dan bertanya dengan panik.
"Yoo Jonghyuk! Mengapa kita berada di kastil?!! Bukankah itu berarti aku akan ditahan??" Tanya Dokja panik, namun Jonghyuk hanya menatapnya sebelum mendengus dan meletakkan kembali Dokja ke ranjangnya.
"Kau tidak akan ditahan, karena kau telah diberi izin" ucapnya biasa.
"Apa kau dekat dengan pemilik kastil ini hingga diberi izin untuk memasukinya?" Kejut Dokja. Jonghyuk tampak mengangkat alisnya seolah olah Dokja mengatakan sebuah omong kosong, namun kemudian, sekilas Dokja melihat seringai tipis yang diganti dengan wajah cemberut yang seperti biasa.
"Begitulah" jawabnya singkat. Dokja menatap kaget. Dia tidak menyangka pria itu memiliki koneksi yang begitu hebat. Memiliki hubungan dengan sang raja pemilik kastil, pasti pria itu bukan orang biasa!
Setelah mengembalikan Dokja ke posisinya, Jonghyuk tampak terdiam cemberut dengan tangannya yang masih memegang pinggang Dokja.
"Kenapa? Apa kau tidak akan melepasnya?" Tanya Dokja bingung. Apa ada yang salah?
"... Terlalu kurus"
"Ya?" Tanya Dokja bingung melongo.
Namun dirinya langsung tersentak kaget saat Jonghyuk menangkatnya tinggi tinggi dan membawanya seperti membawa koala di dadanya, membuat Dokja memerah kaget dan berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Heart [JongDok]
FanfictionPernahkan kau mendengar tentang Golden Heart? itu merupakan sebuah kisah dimana seorang pemuda yang dicintai dan dimuliakan oleh para dewa. seorang pemuda yang ditunjuk oleh Dewa Matahari untuk menjaga cawan emas dengan memberikan sebuah keabadian...