*terengah-engah
Itulah Kondisi Dokja saat ini. Duduk terantai di sebuah sangkar kecil dengan seluruh mata yang menatap minat kepadanya. Baju yang digunakannya masih utuh, hanya saja jubah yang sebelumnya menutupinya dilepas hingga menampakkan paha putihnya yang kecil dan halus. Dokja sedikit berkeringat dan memiliki mata yang berair.
Sekarang dia telah ditangkap dan akan dijual untuk dijadikan budak.
"Tuan tuan dan nyonya nyonya, sebelum itu mari kita coba untuk melihat barang kita kali ini." Ucap sang pembawa acara dengan sangat meriah.
Kemudian, dari belakang panggung muncul 2 pria berbadan kekar bergerak menuju ke sangkar yang ditempati Dokja.
Saat itu juga pandangan Dokja mulai berantakan. Nafasnya semakin berat dengan wajah pucat. Ketika tangan besar mencoba meraih sangkarnya, kenangan buruk ketika dirinya diculik dulu kembali terlihat. Kenangan ketika tangan tangan itu mulai meraih dan menyiksanya, memukul dan terus menyayatnya.
"T-tidak..
Pandangannya semakin tidak jelas. Tubuhnya mulai bergetar ketakutan ketika tangan tangan itu memegang sangkarnya. Kenangan yang tidak ingin dia ingat kembali menghantui.
tidak,
jangan mendekat-
JANGAN MENDEKAT!!" Dokja berteriak, dan seketika aliran listrik muncul dari tubuhnya dan menyambar kuat di sekitar panggung. 2 pria besar yang mencoba menggapainya dalam sekejap hangus dan tak bernyawa. Mata Dokja berubah menjadi warna biru dengan rambutnya yang perlahan menjadi pirang. Nafasnya berat dan gemetar hebat. Aliran listrik masih terlihat disekitarnya.
Namun kembali, sorakan hebat terdengar disekitar panggung. Mereka tidak takut, dan justru semakin menginginkan pria yang terkurung itu.
"Lihatlah para pengunjung yang terhormat. Kali ini barang yang didapat sangat luar biasa! Harga akan dinaikkan menjadi 100.000 Gold!"
.
(Btw 100.000 gold di mesir kuno mahal ya ges. Aku kurang tau mata uangnya jadi aku pakai mata uang emas aja. Dicerita ini 10 gold setara kayak beli rumah mewah. Punya 10 gold aja dah dibilang orang kaya. Btw diukur pakai timbangan gitu ya. Emasnya ditimbang sesuai berat. Ya tau lah, kalau dizaman mesir itu banyak emasnya.)
.
Seisi ruangan kembali heboh dan banyak tangan yang menunjuk keatas. Dokja kembali gemetar ketakutan. Bukan karena suara, melainkan seluruh mata yang melihat setiap gerakannya. Dokja sangat membenci tatapan. Dia ingat ketika seluruh mata memaksanya untuk bungkam dan juga mencoba menganiayanya."110.000!"
"120.000!"
'T- tidak-
Sang pembawa acara mendekat dan membuka sangkarnya, mulai menarik rantai yang melilit tubuhnya. Dokja yang gemetar akan trauma tidak bisa berbuat apa apa selain ketakutan.
Tolong- tolong- tolong- takut- takut-
Jangan melihatku seperti itu! Ayah- noona- hyung!
Selamatkan aku- ibu!
Yoo Jonghyuk!
Begitu air matanya terus berjatuhan, tiba tiba terdengar suara halus di telinganya.
"Sudah kubilang untuk tinggal. Kau sama sekali tidak mendengarkanku, Kim Dokja."
"AKHHH!!"
Sebuah jeritan dari penonton terdengar. Saat Dokja membuka matanya, dia melihat Jonghyuk berdiri di depan sangkar dengan seorang pembawa acara yang telah kehilangan kepalanya.
Air mata Dokja semakin berjatuhan saat Jonghyuk mulai membuka lilitan rantainya. Dengan cepat dia segera memeluk Jonghyuk dan terisak di bahu pria itu.
"Hucc- Jonghyuk! Jonghyuk! Maaf, maafkan aku. Seharusnya aku mendengarkanmu- hikc-"tubuhnya bergetar hebat. Jonghyuk segera mengelus punggungnya untuk menenangkan pria yang ketakutan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Heart [JongDok]
FanfictionPernahkan kau mendengar tentang Golden Heart? itu merupakan sebuah kisah dimana seorang pemuda yang dicintai dan dimuliakan oleh para dewa. seorang pemuda yang ditunjuk oleh Dewa Matahari untuk menjaga cawan emas dengan memberikan sebuah keabadian...