12: Resultan

117 28 31
                                    

Bogor, 3 Desember 2017

"Kamu udah bolos dari hari Kamis, lho. Besok kamu harus masuk sekolah ya, Nazla," ucap Tristan seraya melihat wajah cantik Alethea yang terbaring di pahanya.

"Gamau ah! Kamu gak ada di sekolah soalnya. Aku males sendiri," Alethea menutup telinganya dengan tangannya. Ia sangat tidak ingin terpisah dari Tristan.

"Manja banget sih cewe gue ini! Hahaha!" Balas Tristan yang gemas dengan sikap pacarnya itu.

"Tapi seriusan, Naz. Nanti ibu pasti nyadar kamu bolos. Kalo udah kayak gitu, aku harus jawab apa?" Pertanyaan Tristan membuat wajah Alethea cemberut kesal, Alethea nampak masih tidak terima akan hukuman yang diberikan kepada pemuda itu.

Sanksi yang diberikan oleh kepala SMA Raksanegara adalah skorsing sampai akhir tahun. Yang artinya sepanjang bulan Desember 2017 ia tidak bisa pergi ke sekolah. Tidak hanya itu ia pun tidak diperbolehkan untuk terlibat dalam kegiatan English Club SMA Raksanegara. Itulah mengapa pembina klub Bahasa itu meminta dirinya untuk langsung dilengserkan setelah masa skorsingnya selesai.

Bena dikeluarkan dari SMA Raksanegara, berbeda dari dua orang temannya, Bena dapat bermain aman walau dirinya juga terlibat sebagai pelaku pemukulan. Ia menyerahkan diri kepada pihak kepolisian dan hanya dijadikan sebagai saksi berkat kemauannya untuk berkooperatif dengan Evan.

Reynord pun mendapatkan sanksi yang sama dengan Tristan. Jangka waktu skorsing mereka terbilang cukup lama, konsekuensi dari aksi Tristan dan Reynord yang telah mempermalukan nama SMA Raksanegara walau mereka melakukan itu demi kebaikan dan keadilan.

_________________________________________

"ANJING! BANGSAT!" Amuk Vikal sembari menggedor jeruji penjara.

"Hahaha! Lo pikir koneksi lo itu bakal bikin lo terhindar dari sini, Kal?" Ejek Evan.

"Kal, udah," Arya nampak kecewa dengan Vikal yang nampak masih tidak sadar.

"Ini semua gara-gara lo! Semua yang gue bangun lo semua hancurin gitu aja! Gue gabakal lupain ini!" Seru Vikal, masih tidak menerima ganjarannya.

"Gue gak bakal diem, gue bakal ancurin RAKSASA dan semua isinya. Dimulai dari lo!" Tambah Vikal tanpa ada rasa penyesalan sama sekali dari wajahnya.

"Semoga lu membusuk di penjara, Kal," seru Evan setelah melihat pintu sel pemuda itu ditutup dan dikunci.

Vikal dan Arya telah dikeluarkan dari SMA Raksanegara sebagai sanksi dari kejahatan mereka. Umur dua pemuda itu telah cukup untuk dijatuhi pasal hukuman pelaku pembunuhan berencana yang diatur oleh negara. Evan memastikan agar proses hukum Vikal dan Arya tidak ditunda walau mereka punya koneksi yang kuat di kepolisian.

"Gue hapalin muka lo!" Ancam Vikal yang dipenuhi oleh amarah dan dendam karena hidupnya telah hancur sementara Arya hanya terdiam, meratapi dan menyesali perbuatannya.

"Ini pelajaran buat lo! Bangsat! Masih mending RAKSASA gak ngabisin lo, Kal!" Evan kesal karena Vikal yang nampak tidak belajar apapun dari tragedi ini.

"Gue gak takut sama bajingan-bajingan kayak kalian! Tunggu tanggalnya, Van. Begitu keluar gue bakal beresin semua yang udah gue mulai!" Vikal memberikan ancaman lainnya, nampak mulai putus asa untuk menakuti Evan.

Mendengar hal tersebut, Evan pun terpancing dan ingin menghabisi Vikal di sel itu. Tapi ia ditahan oleh ajudannya agar tidak bertindak gegabah hanya karena sebuah gertakan kecil, "Mas Evan, Jangan. Biarkan saja bocah tengik itu merengek," ucapnya menahan Evan.

Just Be FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang