14: Pelajaran di Kota Pelajar (1/3)

151 28 42
                                    

Bogor, 10 Mei 2018

"Tan! Buruan, kita satu bis ego! Masa lu lambat begitu sih kayak gak seneng aje!" Seru Reynord yang terlihat sangat bersemangat di fajar hari itu.

"Sabar napa yak! Yang semangat banget disini lu doang, bajingan! Gak liat apa semua orang termasuk gue yang udah dateng masih ngantuk?" Balas Tristan kesal karena ketidaksabaran sahabatnya itu.

"Nah! Pas banget gua duduk disini," Tristan lega setelah sampai ke dalam bus pariwisata tersebut.

Tristan yang sedang beristirahat sejenak tiba-tiba diganggu oleh gerak-gerik seseorang yang tidak dapat diam. Tristan menoreh ke arah samping nya, "Ngapain lu disini?" Katanya kepada pemuda yang mengganggu ketenangannya itu.

"Gue duduk disini, kok lu nanya?" Jawab pemuda itu.

"Lo duduk sama cewek lo sana, Rey. Kursi ini udah di-reserve," titah Tristan yang masih sedikit jengkel dengan sahabatnya yang dirasa hiperaktif itu.

"Buset, iye-iye! Mentang-mentang kelas kita digabung. Yaudah nanti ikut gue ngerokok, ya!" Ajak Reynord yang nampaknya sudah bisa sedikit lepas dari euforia nya.

Setelah melalui berbagai ujian baik ujian sekolah maupun ujian seleksi perguruan tinggi tahap awal, siswa-siswi kelas 12 SMA Raksanegara akhirnya telah sampai pada garis akhir perjalanan SMA mereka. Acara pelepasan murid SMA Raksanegara angkatan 2018 akan merayakan kelulusan di DIY Yogyakarta, sekaligus merayakan hari libur bersama-sama. Mereka diminta untuk berkumpul sebelum jam 6 pagi untuk keberangkatan, namun Reynord yang sangat bersemangat justru memaksa Tristan untuk tiba di titik kumpul jam 4 pagi.

"*hoammm* Ngantuk banget, gila. Bagi rokok dong," ucap Tristan setelah selesai beristirahat sejenak di kursinya.

Tristan menghampiri Reynord dan Evan yang sedang bercengkerama sembari menghisap rokok, menunggu waktu berangkat.

"Ngantuk banget kayaknya, Tan. Begadang lo ya?" Tanya Evan, menyadari kantung mata Tristan yang agak gelap sembari menyodorkan sebungkus rokok yang sudah ia buka sebelumnya.

"Engga kok. Gua tidur normal, jam 9an lah. Cuma orang gila ini tiba-tiba ngide berangkat bareng gua dan maksa berangkat jam tiga pagi dari Sentul. Untung om gua udah bangun jadi bisa nganter," balas Tristan sembari menepuk bahu Reynord.

Reynord hanya tertawa, seolah tak bersalah karena telah mengganggu waktu tidur sahabatnya itu. Mereka lantas melanjutkan perbincangan sambil merokok dan minum kopi yang baru saja mereka pesan dari warung kopi terdekat.

_________________________________________

Meski Terminal Baranangsiang terbilang dekat dari SMA Raksanegara, para murid diarahkan untuk tetap datang ke SMA Raksanegara, karena armada bus tersebut akan menunggu berjejer di depan SMA Raksanegara di Jl. Raya Pajajaran. Hal ini agar tidak terjadi miskomunikasi antara bus pariwisata dari travel agent dan bus konvensional untuk khalayak umum.

"Sumpah cewe gua lama banget ya, udah jam setengah 6 belum dateng-dateng juga!" Keluh Reynord yang mulai mengantuk karena terlalu lama menunggu.

"Ciluk, ba!" Tiba-tiba suara yang familiar menimpali keluhan Reynord dari belakang.

"HAAA! Kaget beb, anjir!" Ucap Reynord memegangi dada kirinya.

"Lagian pagi-pagi banget dateng, teh! Orang mah baru pada sampe jam 5!" Balas Tasya, gadis yang dipanggil "beb" itu.

"Yaudahlah ayo langsung aja ke atas. Udah ngantuk banget, ibu negara juga udah sampe, nih!" Timpal Tristan yang menghampiri pasangan muda itu sembari menggandeng tangan Alethea yang baru sampai di titik kumpul.

Just Be FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang