07 [ berakhir disini ]
"Kamu itu berbeda kamu punya cara tersendiri untuk membuatku bisa bahagia walau dunia sedang terluka"
•|HAPPY READING|•
Mentari sudah bersinar, burung-burung pun mulai berkicau, banyak orang yang sudah mulai beraktivitas untuk menjalani hari Minggu yang menyenangkan ini tapi, tidak dengan Diana yang masih mengurung dirinya di dalam kamar semenjak kemarin.
Kondisinya sangatlah berantakan dengan mata yang membengkak dan rambut acak-acakan seperti orang yang tengah depresi berat, hal ini membuat keluarganya semakin khawatir karena sejak kemarin Diana belum makan apapun.
"Dek makan dulu" ucap Mahesa sembari mengetuk pintu kamar adik perempuannya, walaupun sudah ditolak belasan kali Mahesa tetep berusaha keras agar Diana mau makan.
Diana yang tengah terduduk di tepi ranjangnya perlahan bangkit karena merasakan hangatnya sinar matahari yang menyentuh kulitnya, gadis itu segera mencari ponselnya berniat menghubungi Audy untuk mengajak jalan agar stresnya bisa sedikit menghilang.
"Dimana sih ?" ucapnya saat tak dapat menemukan ponselnya.
Bagaimana bisa menemukan kondisi kamarnya saja saat ini benar-benar seperti gudang, pecahan kaca dari sebuah figura berhamburan di dekat jendela kamarnya, ada banyak robekan kertas yang tak lain adalah polaroid yang berisi foto Diana dan Dimas dahulu, barang-barang pemberian Dimas juga ikut berhamburan di lantai.
Begitu menemukan ponselnya Diana segera mencari nomor telepon Audy mamun, tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk dari nomor tidak dikenal dengan cepat Diana mengangkat panggilan itu.
"Halo ?" Ucap Diana sembari menunggu jawaban dari seberang.
"Ini Bilal, mau kepantai ?" Mendengar jawaban itu Diana segera berlari meraih handuknya dan menuju kamar mandi.
"Mau, bentar aku mandi dulu" tanpa menunggu jawaban dari Bilal Diana segera mematikan panggilan telepon tersebut.
Diana mandi dengan secepat kilat, peduli apa yang penting sudah mandi begitu ucapnya lalu bergegas memilih pakaian yang menurut nya bagus, setelah selesai dia berlari menuju meja riasnya dia harus memakai bedak yang tebal agar tidak terlihat seperti orang yang habis menangis selama seharian.
"Dek makan d-"
Ucapan Mahesa terpotong saat melihat adiknya sudah cantik dan menggunakan pakaian rapi berhasil membuat mahesa kebingungan. Semalam adiknya masih menangisi cowok yang sangat dia cintai tapi, mengapa sekarang seperti tidak terjadi apa-apa begini.
"Bang gue jalan dulu ya, ntar makan di luar ngk usah panikan gue bakal makan kok" ucap Diana lalu berjalan melewati Mahesa, Mahesa yang melihat itu segera berlari mengejar adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BILAL |[•YANG JUNGWON•]|
Ficção AdolescenteDiana Samira Eliana seorang gadis SMA yang merupakan pacar dari Dimas Alva Nugraha seorang putra dari keluarga kaya raya yang memiliki pengaruh besar di ibukota, tidak mendapat restu dari orang tua Dimas membuat hubungan mereka penuh dengan masalah...