All Things Will End | #5

1 0 0
                                    


Di puji dari sebuah perjuangan yang mendambakan sebuah kesuksesan, tempat dimana para insan bergelut dengan kesengsaraan, berlayar entah sampai mana hingga akhirnya tenggelam sedalam samudera, dan sekali lagi, kitapun hanya sebuah ilusi, yang tak lain di buat dari sebuah fatamorgana dan juga drama.

Apa yang ingin ku katakan di sini adalah sebuah kebenaran, tidak selalu benar, akan tetapi sesuatu yang agak sedikit di lupakan, bahwasan nya pun benar, jika tak ada yang bisa kita pegang selama hidup kita, kembali menjadi abu, dan tidak beratu.

Ini tentang segalanya, segalanya yang pada akhirnya mengabu, menjadi abu abu, dan menjadi debu, semuanya, bahkan hingga material paling kuat di bumipun akan musnah entah kemana pada akhirnya.

Mari kita menyelam sedikit kepada janji, apa itu janji? Sebuah kata? Sebuah perlakuan? Menurutku janji adalah yang di simpan di hati, tapi berapa banyak dari mereka yang membuangnya tapi rasa bersalah? Betapa banyak dari mereka yang tak perduli sama sekali dengan janji? Apakah mereka sadar? Tentu! Karena itu mereka melepaskan nya. Kadang janji yang membuat kita semua terluka dan kecewa, kadang janji yang membuat semua seakan berharga, tapi tahukah kau? Bahwasan nya janji tidak pernah menjamin dirinya akan selalu terpatri. Oleh karena itu kita selalu di hempaskan lalu di terbangkan oleh janji.

Sama seperti aku, aku di sini selalu saja menunggu sebuah janji, sebuah cahaya yang aku minta menjadi sebuah janji, tapi mengapa ketika cahaya itu datang akan tetapi tidak dengan janji? Aku bukanlah satu satunya manusia sempurna nan suci, tapi aku pernah membohongi janjimu sendiri, walau mereka sakit akan tetapi apa perduliku? Apa perduli mereka ketika mereka melanggar janji mereka? Rasa sakit ku? Mungkin sesaat, sisanya? Kau hanya akan tenggelam dalam ratusan janji, kau akan tiada di ramai nya kata janji, karena aku pernah di sana, pernah merasakan hangat nya lalu di hempaskan menjadi dingin yang mencekam.

Kembali lagi, semuanya itu akan selesai, habis, musnah, hilang ketika waktunya datang, orang yang kau kenal sekarang mungkin besok akan menjadi luka paling dalam, orang yang kau percaya sekarang, akan berubah menjadi kuburan mu sendiri, itulah bagaimana cara hati berjalan. Jadi, aku tidak pernah percaya oleh dongeng hati yang tulus dan murni, karena kemurnian adalah kita yang bina dan kita jaga, bukan karena perlakuan kita dan apa yang kita rasa, sekali lagi, ini masalah selera, jika kau sering berdusta, mungkin di belakang mu masih banyak mulut yang berkata akan menjaga ucapanmu malah berdusta layak nya ia tak sama sekali mengenalmu.

Tapi ku percaya akan satu hal, satu hal yang dimana itu tidak akan pernah selesai dan berubah walau di habiskan oleh bermilyar milyar tahun, yaitu adalah doa, mengapa doa? Karena mau sampai kapanpun, doa itu tidak akan pernah expired, tidak pernah basi, tidak pernah hancur, dan juga tidak akan pernah hilang. Ia akan selalu mengiringi langkah kaki kita dimanapun kita berada, kita akan selalu di temani dengan doa dimanapun kita berada, walau jauh, tapi doa akan tetap melekat di hati kita, entah kau percaya ataupun tidak, akan tetapi menurutku doa adalah hadiah terbaik yang ku punya, istilah nya jimat untuk ku agar aku selalu terlindungi entah mungkin sekarang ataupun nanti karena doa, doa adalah, malaikat penjaga ku, yang menjaga setiap malamku.

Karena semuanya akan "Selesai pada waktunya" kecuali doa.

WHAT'D YOU EXPECTEDWhere stories live. Discover now