Each Step I've Made | #10

1 0 0
                                    


Aku percaya akan satu hal di dunia ini, yaitu seberapa pun jauh kita melangkah, kita akan kembali ke asal kita semula, ke titik dimana kita berjalan, di tempat dimana pernah kita sebut menjadi rumah, tapi entah, rumah itu bisa berbentuk rumah, ataupun bisa berbentuk orang yang tepat, seperti kata kata ini "Home is not just about a house", Jadi ngertikan sekarang? Gak semuanya itu harus kita jelajahi, kadang kita selalu di hadapkan dengan dua jalan yang berbeda, terkadang aku selalu terjatuh ke dalam lubang yang sangat dalam hingga hampir putus asa untuk kembali mendaki, tapi entah mengapa, tangan tangan yang bercahaya itu selalu membantuku untuk melewati segalanya, siapa tangan itu? Bukankah cerita ini sebuah ekspetasi? Tentu saja ekspetasi, karena bab ini tidak akan berakhir sempurna dan indah layak nya perawalan bab ini, mari aku jelaskan sedikit.

Tahu mengapa ketika kita jatuh selalu ada saja orang yang datang untuk membantu? Apakah orang itu adalah takdir? Menurutku ia tidak lebih dari sekedar bus yang mampir sebentar di halte lalu pergi, ia tidak di takdirkan untuk kita tapi ia tetap datang dengan tangan cahaya nya, berharap ia selalu menemani kita di setiap perjalanan kita, tapi yang terjadi apa? Ia pergi begitu saja tanpa ada kata perpisahan dan tanpa ada kata melepaskan, jalan yang ia ambil jauh berbeda dari kita tapi kita tahu bahwasan nya kita masih menyimpan jutaan harapan di dalam dirinya, dan itu mengapa semuanya seakan terjadi begitu saja, dengan datang menghampiri tanpa tanda dan meninggalkan tanpa memberi aba aba, itulah yang kusebut saat ini sebagai Manusia.

"Dia adalah miliku, dia adalah orang yang akan selalu di sini bersamaku"

Sejujurnya aku telah muak dengan semua kata kata itu, aku hanya ingin membuktikan bahwasan nya jika kau ingin bersamaku, aku harus berjuang dari apa yang kau harapkan, bukankah begitu? Lagi pula kita itu terlahir dari kandungan yang sendiri dan kembali ke tanah dengan diri sendiri, tidak ada yang sejati menemani kita bukan? Maka dari itu, setiap langkah dan sejauh mana kau berlari, kau akan tertarik kembali untuk mengunjungi kampung halamanmu, kembali menjadi diri sendiri, tak perlu memaksakan diri untuk menjadi ini itu di depan mereka, tak perlu mencari validasi sana sini untuk di anggap sebagai manusia bukan? Tidak perlu berekspetasi banyak dengan para manusia itu, kau adalah kau, dan tak ada yang bisa mengganti dirimu.

Kembali lagi, apakah setiap jalan yang telah ku tempuh sesuai dengan rencanaku? Maka jawaban nya tidak, bahkan tidak sama sekali, banyak keadaan yang dimana aku tidak bisa mengejar apa yang seharusnya ku kejar, terkadang aku selalu berpikir bahwasan nya ini adalah takdir dari Tuhan tentang akhir dari sebuah kebaikan untuk diri ini, karena mau memaksa seperti apapun lagi, semuanya jika telah tertulis di langit, tetaplah terjadi menjadi apa yang harus kita jalani setiap hari menjadi sebuah formalitas, kadang itu sedikit menyakitkan, tapi tidak terlalu berdampak buruk padaku, karena semuanya aku serahkan kepada yang di atas, skenario nya lebih dari skenario manusia terhebat sepanjang sejarah umat manusia, meski sedikit takut tentang apa yang akan terjadi, tapi aku percaya masalah ini untuk terus mengikuti arus walau agak sedikit kencang, tapi ekspetasi yang satu ini tidak terlalu membekas menjadi sebuah luka untuk ku, hanya saja sedikit penyesalan.

Dan inilah Langkah yang telah ku buat setiap hari nya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WHAT'D YOU EXPECTEDWhere stories live. Discover now