Will Of The People | #6

1 0 0
                                    


"Manusia mempunyai keinginan, akan tetapi Tuhan yang memilih"

Satu kalimat yang membuatku sadar akan segala hal yang terjadi di dalam hidupku saat ini, selalu saja berkutat mencari validasi di hadapan banyak orang hingga lupa siapa diriku saat ini, berangkat dari kata dusta tapi yang ku temui hanya sebuah pengingkaran, berapa kali aku harus bilang bahwasan nya aku lelah dan muak dengan segala ini? Terkadang aku harus menjadi boneka di saat mereka semua tertawa ketika mengendalikanku dengan tali tali yang mereka ikat di sekujur tubuhku, bahkan hidup ini sudah tak lagi terasa bebas, akan tetapi hidup ini layak nya penjara yang di jaga ketat oleh pandangan manusia yang selalu menghampiri walau mata sudah tergelincir jauh menuju penutupan.

Ada apa dengan kalian? Tak puaskah dan tak cukupkah kalian untuk berkata? Tak puaskah kalian telah memakai jiwa, raga, mental, dan tenaga ku hanya untuk kesenangan dan kebutuhan kalian semata tanpa mempertimbangkan betapa hebatnya permintaan itu sampai sampai malam malamku terasa sangat tak berharga. Akankah ini semua terjadi selamanya? Aku hanya bisa menunggu dan menunggu, karena tak ada satupun manusia yang bisa ku jadikan tempat persinggahan ku untuk sekedar meneduh atau mengatakan sesuatu di dalam hatiku, semua terjadi begitu saja hingga aku lupa siapa diriku, dan seperti apa aku harus hidup selayaknya.

Baik? Baik seperti apa yang kau maksud? Sempurna? Sempurna apa yang kau mau? Tak lelah? Tak lelah seperti apa yang kau pinta? Tak mengeluh? Tak mengeluh seperti apa yang kau harapkan? Bukankah semua yang telah kuberi adalah sesuatu yang terbaik dari diriku? Mengapa kalian selalu meminta lebih? Aku bukan dewa ataupun malaikat, aku manusia, aku manusia yang bisa saja runtuh oleh sebuah permintaan dan harapan yang melekat, akan tetapi mengapa kalian masih memintaku menjadi malaikat abadi kalian? Kurangkah diriku berjuang? Kurangkah diriku berkorban? Atau hanya aku yang merasa kurang atas semua harapan kalian yang terlalu tinggi?

Aku meneliti lebih dalam palung harapan yang kalian berikan, dan aku menemukan jika aku tidak bisa lagi seperti ini, aku sudah tak sanggup lagi di paksa untuk mengikuti kemauan kalian, aku sudah cukup untuk terus terusan melanggar batasan diriku sendiri, aku sudah lelah terhadapa semua yang telah terjadi, semua harapan, semua keinginan, semua paksaan, semua dusta, dan semua hal yang terjadi diantara kalian dan aku, aku hanya ingin pergi ke tempat jauh yang tak ada seorangpun menemukan aku di sana, agar aku bisa mati dengan tenang tanpa mendengar harapan apapun dari kalian.

Andai semuanya tak terjadi seperti ini, mungkin aku sudah bisa menjadi siapa diriku sebenarnya, tapi sekali lagi, versi baik ku ternyata tak dapat di terima oleh khalayak ramai, tangisan di malam hariku sudah terasa hampa bagi mereka yang sering mendengarnya, teriakan depresiku menjadi alasan mengapa aku masih kuat menjadi apa yang kalian harapkan, walau aku tak tahu kapan aku akan meledak layaknya bom waktu yang kalian pasang di dalam relung hati ini.

Aku telah berusaha! Aku telah mengusahakan semuanya! Aku telah berkorban demi harapan kalian! Hingga semua pupus di tangan kalian! Kurangkah aku menjadi manusia seperti itu? Kurangkah hidupku untuk membuat kalian tertawa? Kurangkah hidupku agar kalian merasa puas? Dimana diriku yang dahulu kau musnahkan? Dimana diriku yang dulu kau injak? Kaupun tak percaya betapa hebatnya kalian membunuh jiwa ini, hingga ia tak tahu lagi kemana ia harus pergi, hingga ia tak tahu lagi mengapa ia harus bertahan, apakah ini adalah waktu dimana aku harus memejamkan mata untuk selamanya? Karena tak sedikitpun dari kalian yang ingin melihatku bahagia, karena kalian hanya berdansa dan bersenandung di atas takdirku yang sedang tidak baik baik saja.

Dan semua ini terjadi karena Keinginan para manusia.

WHAT'D YOU EXPECTEDWhere stories live. Discover now