00:00 AM | #7

0 0 0
                                    

Malam ini sedikit lebih dingin di banding malam lain nya, entah karena hati ku yang terlalu kaku ataupun karena aku telah terbangun dari mimpiku? Ada yang tahu mengapa tiba tiba pipiku di basahi oleh air mata? Mengapa seakan semuanya tiba tiba terasa hampa, padahal aku tadi baru saja menghirup udara segar dari alam mimpi, tapi mengapa sesuatu terjadi tanpa memberi aba aba lalu memberi langsung air mata?

Suara bisikan "Siapa yang akan membasuh air mata mu malam ini?" Selalu terngiang dalam benak ku malam itu, seakan dunia memberi air mata hujan yang deras hingga melewati rongga rongga bantal ku yang tipis, jatuh berlinang seakan aku tak tahu apa yang harus di tangisi dan tak tahu lagi untuk apa aku menangis, aku hanya Muak.

Muak dengan semua yang telah terjadi, entah yang ada di siang hari ataupun malam buruk dengan dansa bintang di atas ku malam itu. Mengapa kau begitu teramat senang wahai bintang? Mengapa kau begitu terang wahai bulan? Bukankah kau menjadi saksi bisuku ketika matahari tidak memberikan yang terbaik di saat ia bertahta? Tapi mengapa kau masih bisa tersenyum dengan sabit mu wahai bulan? Apakah kau mengizinkan ku terbang bersama mu bersama dengan air mata ini yang berlinang? Ataukah kau hanya menyanyikan lagu tenang untuk ku agar aku bisa lebih meresapi arti tangisan ini? Tahukah kau mengapa aku menangis malam ini wahai bintang? Karena aku telah muak dengan semua yang ada di dalam hidupku, candaan yang menjadi angin segar hanyalah hiasan sementara untuk ku agar aku bisa melepas sedikit kegelisahan malam nanti, dan semua yang telah ku lalui hanyalah sebuah khayalan dari para manusia manusia yang tak tahu alamat hati, yang seolah menunjuk sebagai pemeran utama dalam sebuah cerita kejahatan, melemparkan amarah dan musam di muka nya agar terlihat akulah yang paling salah di mata mereka, akankah kau menyembuhkan itu wahai malam? Ataukah kau hanya akan memperburuk takdir di keesokan hari? Bagaimana cara aku berharap agar kau menjadi cahaya yang bisa aku dambakan setiap kali aku menutup mata sementara akupun musnah di telan oleh omongan orang?

Jauh di dalam sanubari ku, jujur aku merasa tak kuat dan merasa tak adil rasanya jika semua ini hanya menimpaku sendiri, tak ada yang menemani, tak ada yang merangkul pundak ku, hanya sebuah mata mata tajam yang selalu memperhatikan gerak gerik ku setiap hari, menjadi angkasapurna yang bertabur amarah di dalam nya tanpa ada kepastian kapan ini akan berakhir sempurna.

Maafkan aku Tuhan, lagi dan lagi aku menyianyiakan cahaya mu dengan menangisi takdirku sendiri, ku berikan yang terbaik yang ku punya, tapi aku menanti sebuah cahaya mu kembali Tuhan di dalam malam malam mu yang gelap ini Tuhan, aku menanti sebuah rencana indah mu yang bertabur bintang di malam gelap ini Tuhan, ku pastikan akan aku lakukan terbaik dengan caraku sendiri agar bisa bergerak perlahan menuju sebuah kehendak hati yang tak bisa di pungkiri ini, walau terasa hina, walau terasa gila rasanya, tapi aku berdoa padamu ya Tuhan, jadikan jalanku jalan yang bercahaya, agar aku bisa melihat apa saja yang benar benar menyayangiku dan menyakiti hatiku, ku berikan jiwaku sepenuh nya kepadamu ya Tuhan, ku berika segalanya yang terbaik untuk hidup ku dan kau Tuhan, kan ku pastikan malam ini adalah malam panjangku dengan koreksi diri yang akan aku praktekan besok di hadapan manusia manusia itu, kuatkan aku Tuhan, sedikit lagi, karena aku telah terlalu muak dengan semuanya.

WHAT'D YOU EXPECTEDWhere stories live. Discover now