Budayakan vote sebelum membaca.
Khob khun khab:).
.
.
Kasih sayang ku sepanjang masa.
Kasih sayang mu sepanjang gala.
___canva.
.
.
....
Canva berjalan melawati tangga menuju lantai dua mosion nya. Ia berjalan sambil menghapus air mata nya yang keluar begitu saja.
" Kenapa tak mau berhenti.... Seperti tak biasa saja... " Canva terus berjalan dan sedikit berlari langkah kaki nya terhenti di kala ada suara yang memanggil dirinya.
" Mommy!!!!...." Canva menoleh ke sumber suara yang memanggil nya.
" Jayden... Ada apa?.... " Jayden berjalan mendekat ke arah canva.
" Bisa kita bicara mom!... " Canva mengangguk setuju.
Mereka berjalan masuk ke arah kamar jayden.
Kamar dengan nuansa abu abu putih yang gelap. Dan juga banyak barang barang khas anak laki-laki.
Kamar yang sudah beberapa minggu ini tak ia sambangi. Kamar yang hanya ia masukin saat akan mencuri kecupan untuk anak nya. Kamar yang hanya ia masuki saat anaknya tak ada di dalam nya.
Canva meneliti setiap inci kamar yang berada di dalam nya. Foto foto masa pertumbuhan sang putra masih tertata rapih. Karena ia yang selalu merawatnya.
Canva mendudukkan bokong nya di sofa dekat balkon kamar jayden. Pandangan nya lurus menatap hamparan halaman mosion besar ini.
Dari balkon kamar ini bisa terlihat, di sana ia sering menyirami tanamannya. Menyalurkan kesedihan dirinya dengan cara merawat bunga dan tanaman tanaman yang ia tanam.
Memang sedikit unik tapi tak apa. Yang terpenting ia tak merasa sedih saat melakukan hobinya itu.
" Jadi apa yang mau jayden sampaikan?.... " Suara lembut canva membuyarkan lamun jayden.
" Jayden hanya ingin minta maa-.... "
" Bukan kah sudah mommy sampaikan jika kau tak pernah salah nak, aku tak suka saat kau meminta maaf kepada orang rendahan seprti ku!!!.... " Canva metap jayden dalam.
" Mommy sudah tau tujuan mu nak, tanpa kau berbicara pun aku sudah bisa membacanya.... Kau anakku jayden, aku tau ini egois tapi kumohon biarkan aku bahagia... "
" Tapi mommy, aku tak rela. Sungguh aku menyesal!!... " Canva terseyum lembut.
" Bukan kah ini kemauan mu dan Deddy mu nak, kau ingin memiliki ibu seorang wanita dan ayah mu ingin istri yang ia cintai. Aku sudah mengabulkan nya nak. Kau selalu berdoa kepada Tuhan agar aku pergi dari hidup kalain... Lantas Tuhan sudah mengabulkannya. Kenapa kau meminta agar aku masih berada di sini... " Jayden terdiam mulutnya keluh. Mata nya berkaca-kaca. Sakit itulah yang ia rasa. Inikah yang di namakan karma. Ia menyesal sungguh.
" Jika hanya itu yang kau sampaikan terhadap ku. Aku mohon pamit jayden... Selamat tinggal nak.. " Lalu canva pergi dari kamar itu.
Jayden pov:
Mulut ku keluh, nafasku tercekat habis. Tak kala aku mendengar ucapan terkahir nya.
'Selamat tinggal nak... '
Kata kata itu seolah-olah kaset rusak. Selalu berulang kali terputar di Kepala ku.
Badanku jatuh menyeluruh. Aku sakit, ya sakit karena termakan penyesalan tak berujung.
Jika waktu bisa ku putar tak akan aku melakukan kesalahan yang sama. Aku berjanji itu. Andalkan aku di beri kesempatan kedua. Maka aku akan menggunakan kesempatan itu untuk menebus semua penyesalan ku.
"Apakah tak ada kesempatan lagi Tuhan.... "
Jayden pov End:
.
.
.
.
Canva pov:
Air mata ini terus saja metes tak kalah beberapa menit yang lalu aku keluar dari kamar anak ku.
Aku lemah menyangkut dirinya. Ia meminta ku untuk bertahan tapi aku tak bisa. Bukan kah sudah ku katakan saat kau yang meminta ku pergi maka aku akan pergi nak.
Aku tak kuasa menahan diri untuk tak menangis, bagaimana bisa aku meninggalkan dirinya. Namun ketika aku Mengingat bahwa ia tak membutuhkan diriku lagi. Maka aku akan pergi. Pergi sejauh-jauhnya dari hidup mereka.
Aku akan membangun impian ku mulai dari nol, aku akan buktikan kepadanya bahwa aku ibu nya ini bisa menjadi tangguh untuk dirinya. Dan bahwa aku sebagai seorang istri bisa berdiri, tanpa adanya dukung suami. Aku akan membuktikan Drajat ku sebagai seorang sub setara dengan seorang wanita. Ini sumpah ku!!!.
Canva pov end:
.
.
.
.
.
.
TBC.
Makasih ya udah mau vote.
Terakhir update
Rabu 10 Mei 2023Jam
11:41wib.Di update pada
Kamis 11 Mei 2023Jam
23:19wib.