Haikal kembali menyusuri jalan yang biasa ia lewati bersama kekasihnya, tidak ada yang berubah hanya saja kali ini dia kembali ke tempat itu tanpa ada dia disisinya.Haikal kira, kisah cinta nya akan berjalan dengan sangat mulus. Dia tidak ragu menaruh semua percaya nya untuk kekasihnya, tapi ternyata dia salah.
"Gue banyak kurang nya ya kak? Lo bahkan milih dia yang baru beberapa bulan lo kenal dibanding gue yang udah hampir 2 tahun sama lo, haha dunia ini kadang kalau bercanda suka gak main main"
Haikal menendang kerikil kesembarang arah, dia tidak bermaksud untuk melukai siapapun dengan kerikil itu, yg dia lakukan hanyalah sedikit menyalurkan emosi dalam diri.
Atensi haikal teralihkan sepenuhnya oleh siluet sosok yang paling dia kenal dan dia hindari akhir akhir ini, dia merapalkan doa dan umpatan secara bersamaan didalam hati
Haikal kira, sosok itu akan semakin menjauh dan menghilang dibelokan pertigaan, tapi nyatanya sosok itu semakin mendekat kearah haikal. Dia gugup, jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya, tangan nya sudah mengeluarkan keringat dingin kala sosok itu semakin mendekat
Oke, haikal kalah
"Kenapa nomer kakak masih belum di unblock? Kakak belum jelasin semuanya sama kamu kal!"
Haikal mundur beberapa langkah, sedikit menjauh dari pria yang ada dihadapan nya
"Kamu akan tetap seperti ini kal? Tetap gak mau dengerin penjelasan kakak?"
Haikal membuang napasnya kasar
"Kalau gitu, jelasin sekarang. Waktu gue gak banyak" final nya
"Kita bisa duduk sebentar disana kal dan kakak gak suka sama bahasa kamu yang agak sedikit berbeda dan kasar, ini bukan kamu banget"
Haikal memilih tidak menjawab ucapan mark, dia berjalan mendahului kursi dan duduk dipojok sebelah kiri sedangkan mark duduk disamping nya.
"Jelasin sejelas jelasnya, kasih gue alasan yang sekiranya gue bisa memaklumi kesalahan lo kak"
"Kal.. kakak minta maaf, kakak salah, salah karena udah ngecewain kamu. Tapi kal, posisi kakak juga lg gak baik baik aja sekarang, wanita yang bersama kakak sekarang sedang mengandung anak kandung kakak. Kakak gak bisa apa apa selain harus tanggung jawab"
Hati haikal mencelos, benarkah ini? Mark yang dia kenal tidak mungkin berbuat hal serendah itu. Bahkan selama hampir 2 tahun berpacaran dengan haikal, mark cuma berani mencium nya dan tidak lebih dari itu. Haikal masih dibuat tidak mengerti dengan penjelasan yang mark kasih.
"Kakak dijebak kal, kakak dipaksa mabuk dan tanpa sepengetahuan kakak ternyata minuman kakak sudah dicampur dengan obat perangsang. Kakak kelepasan kal, maafin kakak. Kakak gak mau udahan sama kamu"
Mark menundukan kepalanya tanda bahwa dia sangat menyesal. Haikal yang iba hanya bisa memandangnya dengan tatapan tidak mengerti
"Kamu mau kan tetap sama kakak? Kal?"
Mark mengharapkan jawaban "iya" dari haikal, tapi nyatanya itu hanya akan menjadi angan angan nya sajaHaikal masih enggan menjawab, dia tidak tau harus menjawab dengan kalimat yang seperti apa. Disatu sisi, dia tidak mau merenggut ayah dari anak yg sedang wanita itu kandung, tapi disatu sisi, dia juga masih sangat mencintai mark. Dia bingung
"Haikal gak tau kak" jawab nya dengan kepala yang menunduk
"Gpp kal, kamu gak perlu terburu buru" ucap mark sembari merengkuh tubuh haikal.
Haikal yang dipeluk merasa nyaman dan hangat, pelukan mark akan selalu menjadi pelukan paling membuat candu untuk haikal sampai kapan pun.
Tapi disisi lain, mark tersenyum dalam hati. Dia Merasa menang karena sudah mengembalikan haikal kepelukan nya.