...
"Sudah siap?"
Haikal mengangguk lalu mengekori jayden.
Akhirnya haikal akan pulang ke rumahnya sendiri setelah hampir seminggu tidur di apart jayden. Kalian bisa bayangkan sendiri gimana kerepotan nya jayden ketika ada haikal di hunian nya.
"Tenang, saya jamin kamu akan baik baik saja. Jadi, atur kembali ritme pernapasan kamu haikal" ucap jayden ketika melihat haikal menghembuskan napasnya secara kasar, terlihat sekali raut cemas diwajah beruang nya itu.
Jayden usap tangan haikal lalu "berhenti mencemaskan hal yang belum tentu terjadi haikal"
Jayden tatap mata yg sarat akan segala kemungkinan kemungkinan didalam otak kecil itu, lalu jay tersenyum dan...
Cup
Kecupan singkat pada pipi sebelah kiri haikal mampu membuat perasaan cemas itu sedikit berkurang jumlahnya. Harusnya haikal mengerti kalau jayden akan melindunginya dari amukan sekeluarga singa.
Hingga tak lama, mobil yang mereka tumpangi berhenti didepan gerbang ber cat silver yang tingginya hampir 2 meter, gerbang yang melindungi satu rumah mewah didalam sana, gerbang yang menjadi kecemasan haikal sudah teronggok didepan mata dan haikal sudah siap sedia mendengar omelan keluarganya
"Ayo" ajak jayden pada haikal
Didalam sana, johnny, ten dan hendery sedang berkumpul diruang keluarga sambil menikmati cookies yang sudah ten buat pada pagi tadi. Mereka terlihat seperti keluarga yang bahagia dengan hanya ada satu anak didalamnya, tanpa haikal.
Tawa canda saling bersaut - sautan, berlomba saling memberi bahan lelucon agar tawa kembali terdengar, hingga
Ding Dong....
Ketiganya saling bertatapan, menerka-nerka siapa yang bertamu dihari libur, terlebih ini baru jam 9 pagi
"Bukain bang"
"Kenapa nggak daddy aja si, dery lg PW banget ini dad"
Hendery dan johnny kemudian menatap Ten secara berbarengan "iya, PINTUNYA BIAR GUE AJA YANG BUKA." Ten kemudian beranjak dari duduknya.
"Selamat pagi!"
"Ah i-iya, selamat pagi kembali. Maaf, ada perlu apa?"
Jayden tersenyum kikuk, bagaimana bisa orang yang ada dihadapan nya itu menanyakan maksud dan tujuan nya, apa beliau tidak melihat jika salah satu penghuni rumah ini ada bersamanya. Tapi, jayden paham kenapa sang nyonya menanyakan hal itu, ternyata haikal sudah bersembunyi dibelakangnya.
Jayden bergeser, memberi akses agar Ten bisa melihat putra bungsunya
"Siapa yang anda bawa? Kenapa mirip sekali dengan putra bungsu ku yang sudah pergi dari rumah ini" ten sengaja menegaskan kalimat terakhirnya
"Siapa sayang?"
"Ini john, orang asing ini membawa seseorang yang mirip sekali dengan anak kita"
Jayden tersenyum canggung ketika sang kepala keluarga menyusul
"Berhenti bersembunyi haikal!"
Mau tidak mau, berani atau tidak, haikal harus menuruti perintah daddy nya.
Dia beranjak dari tempat persembunyian nya, lalu tersenyum ke arah mereka. Sumpah demi apapun, senyuman yg haikal beri bukan senyum rindu atau takut, melainkan senyum yang menggambarkan kalau "kalian tidak akan bisa memarahi ku karena aku membawa perisai" senyuman nya seakan berkata seperti ituJayden masih terpaku ditempatnya, menyaksikan perang dingin antara haikal dan orang tuanya
"Kemana saja kamu selama ini haikal? Kamu hilang ingatan sehingga kamu lupa jalan pulang, hah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/338747621-288-k739872.jpg)