Jayden sampai dibasement apart nya, jika kalian penasaran kenapa jayden membawa haikal kesana bukan kerumah haikal, jawaban nya adalah "ikal takut dimarahin abang kalau pulang dengan keadaan kayak gini" jadi mau tidak mau jayden membawanya kesini.
Jayden mengetuk kaca mobilnya dari luar "keluar, mau saya bukain?"
Tak lama haikal keluar dari dalam mobil. Haikal mengekori jayden seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Kepalanya ia tundukan. Saat ini, haikal sangat malu dengan tampilan nya, bagaimana jika ada yang mengenalinya dan melaporkan hal ini ke keluarganya, haikal segera mengusir semua pemikiran buruk dipikiran nya.
"Kenapa masih diam disana? Kamu mau naik ke lantai 14 lewat tangga darurat?" Haikal menggeleng, lalu mengikuti jayden masuk kedalam lift.
Tidak ada obrolan yang tercipta antara keduanya. Masing masing terlalu sibuk dengan segala pemikiran yang ada diotak kecil mereka. Hingga tak terasa lift sudah membawa mereka ketempat tujuan
"Kamu bisa membersihkan diri kamu terlebih dahulu, baju kamu udah ada dilemari paling bawah dan sudah saya kemas dibag warna biru"
"Kenapa ada baju gue disini? Om penguntit ya?" Haikal menatap jayden dengan curiga
"Kamu tidak ingat kejadian beberapa hari kebelakang? Bahkan kamu belum minta maaf dengan benar ke saya" Jayden menyentil dahi haikal, lalu mendahului haikal masuk kedalam kamarnya
"Padahal gue aja udah lupa, tapi kenapa om om tua bangka itu masih aja inget hal itu" gumam haikal sambil mengusap dahi nya yg sedikit nyeri akibat ulah jayden barusan
"Om... ini gue mandi dimana? Ini kita mandi nya giliran? Om mau mandi bareng gue gak?"
Haikal terkikik kala menyadari ucapan nya barusan, niat dia hanya bercanda dan menggoda jayden, tapi ternyata jayden keluar dengan tampilan shirtless. Haikal yg kaget lantas langsung menutup mata dengan kedua tangan nya
"Kenapa ditutup? Bukankah barusan kamu ngajak saya untuk mandi bersama, kenapa sekarang malah malu malu." Jayden menggoda haikal
"Kenapa masih diam, jadi gak? Saya sudah siap." Jayden semakin menggoda haikal
Haikal semakin dibuat merinding kala telinganya mendengar bisikan yang menurut haikal menyeramkan "jangan mengatakan hal yg tidak bisa kamu pertanggung jawabkan haikal, saya bisa saja membawa kamu kekamar sekarang juga dan saya pastikan kamu tidak akan bisa tidur malam ini" lalu haikal berteriak tepat didepan muka jayden
"DASAR MESUM.. JAUH JAUH LO DARI GUE... AMIT AMIT BANGET GUE KENAL SAMA OM OM TUA BANGKA TIDAK TAU DIRI KAYAK LO" haikal masuk kedalam kamar jayden lalu menguncinya dari dalam.
Beda lagi dengan jayden, pria berumur petengahan 30 itu dibuat geli dengan tingkah haikal. kayaknya aktivitas ini akan menjadi kesukaan jayden, menggoda beruang kecil nya ternyata bisa semenangkan ini, bahkan jayden tidak melunturkan senyumnya sejak tadi.
🔞🔞🔞🔞
Sekitar 30 menit, haikal selesai membersihkan dirinya sendiri. Haikal menatap dirinya lewat cermin, ia sentuh bagian wajah yang memar bahkan masih memamerkan sedikit darah walau tidak sebanyak sebelumnya.
"Sudah selesai? Kalau sudah, cepat keluar. Jangan buat saya menunggu lebih lama" ucap jayden diambang pintu
"Ckk" haikal berdecak lalu pergi meninggalkan kamar itu
"Duduk!" Titahnya pada haikal dan langsung dituruti
Jayden mengambil kotak p3k yang sebelumnya berada dibawah kursi, lalu mengeluarkan apa saja yg sekiranya anak itu butuhkan untuk meredakan memar diwajahnya