Sepertinya, kisah cinta haikal dan jayden berakhir dengan happy ending. Ketika mereka saling menautkan tangan mereka, ketika mereka sengaja bertukar pandang saat bangun tidur dan ketika mereka bersenda gurau, ramai akan kebahagiaan. Tidak peduli dengan apa saja yang akan mereka hadapi dikemudian hari, yang terpenting untuk saat ini mereka sedang sangat bahagia.
"Beb, sinian dikit napa."
Sejujurnya jayden sangat geli dengan tingkah haikal, tapi tidak dia hiraukan. Dia lebih suka haikal nya yang seperti ini daripada haikalnya yang tantrum tidak tertolong.
Pernah sekali ketika jay tidak menuruti kemauan haikal dan mengakibatkan jay harus mengikhlaskan jam tangan kesayangan nya berakhir didalam kopi racikan haikal padahal saat itu mereka belum resmi pacaran. Bisa dibayangkan hal mengerikan apa yang akan terjadi jika haikal tantrum kembali, terlebih lagi kini mereka sudah berpacaran dan mungkin bukan cuma jam tangan nya saja yang jadi korban tapi hal lain yang lebih berharga dan jay menghindari hal itu. Jadi yang harus jay lakukan sekarang adalah menggeser dirinya sendiri agar lebih dekat dengan beruang kesayangan nya.
"Nah gitu dong." Haikal semakin masuk kedalam pelukan, menghirup wangi yang berasal dari jay.
"Om, gua kayaknya hamil deh. Masa gua suka banget sama wangi lo, om."
"Tidak usah mengada ngada, haikal. kamu itu lelaki jadi tidak bisa hamil. Dan berhenti berbicara santai pada saya."
"Yaelah, masih aja kaku. Kita ini udah pacaran, PA CA RAN. Jadi suka suka gua dong."
Haikal tetaplah haikal, dia suka sekali bersikap seenaknya.
Tapi harus jay akui jika haikal lah yang membuat hidupnya lebih berwarna jika dibandingakan dengan sebelumnya. Dengan haikal, dia jadi banyak mencoba hal hal yang sebelumnya belum pernah dia coba, contohnya memasak martabak mie.
Jay juga jadi tau jika ternyata buah manggis berasal dari pohon yang tinggi menjulang, bukan berasal dari tanaman yang merambat. Jay harus berterima kasih kepada haikal karena sudah mengikut sertakan dirinya atas pengambilan buah manggis yang tidak diketahui siapa pemiliknya alias jay dan haikal mengambil manggis milik orang lain a.k.a maling.
Dan yang terpenting, haikal nya itu berhasil membuang segala takut yang dimiliki jay. Haikal merubah jay yang penakut menjadi jay yang berani melawan segala rasa takut.
Haikal nya itu berhasil merubah segalanya.
"Om, lo sehat kan? Ngahuleung wae ih. (Melamun aja ih)"
"Saya tidak mengerti, haikal."
"Ya makanya jangan kayak orang kesurupan gitu, di kira gua gak takut kali ya ngeliat om tiba tiba senyam senyum kayak gitu."
Jay tidak menghiraukan ucapan haikal, dia malah mengeratkan peluk nya pada haikal.
"Males ah. Kebiasaan banget kalo diajak ngomong tuh gak pernah direspon, ngomong kek da maneh teh lain patung meren."
"Iya, saya bukan patung."
"Lah, itu ngerti."
"Saya memang pintar memahami sesuatu, beda dengan kamu."
"Yee, mulai deh narsis nya ni om om."
Lantas keduanya tertawa, menertawakan tindakan keduanya yang jika diperhatikan lagi seperti dua orang remaja yang sedang kasmaran, lebih tepatnya cuma jayden yang seperti remaja, haikal memang masih remaja yang menginjak dewasa.
Kebahagiaan yang mereka rasakan kini semakin terpancar jelas, bantal yang sudah tidak pada tempatnya karena ulah haikal yang menjadikan bantal itu sebagai senjata serta jay yang bersiap siap mengurung haikal dengan selimut pun kini sudah sangat siap untuk menangkap haikal dan haikal yang mengetahui niat jay segera beranjak dari tidurnya, berlari tak tentu arah, yang terpenting saat ini haikal menghindari jay. Dan yang terpenting saat ini mereka berlarian sambil tertawa.
"Woy, kata daddy jangan lari lari. Berisik!"
Baiklah, keduanya lupa jika saat ini mereka berada dirumah orang tua haikal, bukan di apart jay.
"Kalo mau lari, jangan didalam rumah. Mending kalian berdua mesum aja daripada berisik kayak gitu, ganggu gua dan seisi rumah." Itu dery yang berbicara.
"HAIKAL, BERHENTI ATAU GUA DOBR....."
Satu bantal mendarat cantik dimuka hendery, bisa kalian tebak itu ulah siapa yang jelas tidak mungkin jayden.
"BRENGSEK LO, MALIKA. WOYY, BUKA GAK! HAIKAL BUKAA..."
Haikal membuka pintu kamarnya "Berisik lo, kuda." Lalu menutupnya kembali meninggalkan hendery yang sangat kesal karena ulah haikal.
"Lain kali jangan seperti itu, tidak sopan."
"Nyenyenye... salah dia sendiri, ngapain coba gedor gedor pintu kamar gua. Kalo rusak gimana?"
"Tinggal beli rumah lagi apa susahnya."
Haikal menganga kala mendengar jawaban jay "di kira beli rumah kayak beli permen kali ya."
Jay mengedikan bahu nya.
"Kalo harga rumah 10ribuan mah gua juga sanggup bilang kayak gitu. Kecuali lo mau beliin gua rumah, om."
"Kamu mau?"
"Ya mau lah, orang gila mana yang nolak dikasih rumah."
"Baik. Besok saya akan ajak kamu lihat lihat perumahan yang sekiranya cocok dengan selera kamu."
"Om, serius?" Haikal cengo.
"Saya tidak pernah bercanda, haikal."
"Om, yang bener aje mau beliin gua rumah. Ini rumah loh om, harga nya gak mungkin jutaan bahkan ratusan juta. Terlebih lagi kita hidup di area perkotaan yang satu petak aja harga nya udah selangit."
"Tidak masalah, saya masih sanggup."
Haikal pasti lupa jika yang dia pacari itu pewaris dari beberapa perusahaan yang pasti uang nya juga sudah gak bisa diitung pake jari, bahkan hewan kaki seribu pun gak sanggup menghitung kekayaan yang jay punya.
"Lagian saya akan lebih leluasa nyentuh kamu jika berada dirumah milik kita."
"Oh jadi ini niat busuk lo, om. Ngerti ikal mah ngerti.." sengaja haikal berbicara sambil bersedekap dada, berlagak jika dirinya sedang ngambek padahal aslinya senang tak tertolong karena sebentar lagi dia akan memiliki rumah pribadi milik nya sendiri.
Begitulah aslinya seseorang yang bernama jayden, dia sanggup melakukan apa saja untuk orang yang dia sayangi, terlebih lagi sekarang dia berhadapan dengan haikal. Haikal memang sedikit banyak tingkah, tapi sungguh jay sangat menyayangi haikal.
Sekali lagi, jay menyayangi haikal begitupun sebaliknya.
Bukan hanya jay yang merasa seperti itu, haikal juga sama. Hidup haikal menjadi lebih berarti dengan adanya jay.
Keduanya saling bersyukur atas pertemuan yang tidak disengaja berakhir menjadi pertemuan yang dinanti nanti disetiap hari nya.
Mereka berdua saling menyayangi satu sama lain dan mereka berdua tentu nya saling mencintai.
.
.Wah, halo semuanya.. lama ya gak ketemu.
Aduh, maaf banget ya karena update nya terlalu lama. Tapi gak masalah, yang terpenting kita semua diberi kesehatan serta rezeki yang melimpah oleh tuhan.
Aamiin....