Sun And Flower [Jung Hoseok] ✔

Chapter 18 [CLOSED]

Ibu bilang, Hoseok menunggunya selama Haera tertidur.

Laki-laki itu harus kembali pergi pada pukul 9 pagi karena ada yang perlu dia lakukan soal pekerjaan. Dan sampai saat itu, Haera masih belum terjaga. Dirinya baru menyapa dunia ketika Ibu berhasil membangunkannya guna makan siang.

Terakhir kali, Haera hanya mengingat dia berhasil sampai di Panti dengan selamat. Membuat heboh beberapa penghuni yang terbangun karena kedatangannya, juga membuat Ibu membeliak kaget ketika melihat keadaannya. Saat itu, rasanya seperti beban yang ia pikul terangkat seluruhnya. Ketika tubuhnya mendapat dekapan hangat dari Ibu, rasanya seperti berada di surga.

Haera sempat mendengar suara Ibu terisak sambil mengomelkan banyak pertanyaan yang tidak mampu Haera jawab. Bukannya dia kesal harus mendengar banyak sekali pertanyaan seperti itu, Haera justru tersenyum lega. Omelan Ibu terasa menenangkan sekali, hingga membuat Haera tidak bisa membedakan kesadarannya menghilang karena tertidur atau ia malah pingsan.

Tubuh yang remuk adalah hal pertama yang Haera rasakan. Untuk sekedar bangun saja ia kesulitan karena terasa ngilu di tiap persendian, mungkinkah ini akibat cosplaynya menjadi tarzan semalam? Bajunya sudah berganti dengan kaos panjang dan celana trainning yang nyaman, namun lengan kanannya terasa kebas kaku tidak bisa bergerak. Ketika berusaha meraba untuk mengetahui ada apa gerangan disana, ternyata sebuah alat penyangga lengan tengah menempel pada dada.

Ah, pantas saja..

Lalu kemudian Haera beralih untuk merasakan kakinya, sebelah kiri terasa aman namun yang sebelah kanan.. haha. Haera tidak tau seberapa parah luka yang ia dapatkan semalam sampai harus mendapat perban besar tebal yang melilit hingga betis.

Bagus.. organ tubuh sebelah kanannya off. Kalau sudah begini, barulah mulai terasa sakitnya. Selama tadi malam Haera bergerak, bahkan mengemudi, dia tidak begitu mengira sedang terluka separah ini. Tapi untung saja tidak tau, coba kalau Haera tau dirinya sendang terluka parah begini mungkin semalam Haera tidak akan mampu nekat pergi ke Panti. Dia pasti lebih memilih berbaring menjemput ajal saja di ranjang. Sekarang saja, dia sudah bergaya seperti manusia paling tersakiti sedunia.

Hmm..

Tapi baguslah..
Haera sedikit merasa bangga bisa melewati hal mengerikan semalam. Tidak semua orang bisa melakukannya, namun dia bisa.
Dan mungkin hanya Haera manusia yang di saat seperti ini masih sempat merasa bangga atas kesialan diri sendiri. Tidak ada dari dirinya yang bisa di banggakan sih.

Hmm..

Ibu sudah tau, Haera menceritakan semuanya setelah selesai makan siang dengan suapan tangan Ibu. Bercerita panjang lebar, lalu kemudian menangis bersama. Jika semalam ia menangis serta meringkuk sendirian, sekarang ia lebih bersyukur lagi bisa menangis bersama seseorang. Ibu marah, tentu saja. Ibu mana yang tidak marah melihat putrinya di lukai? Bahkan Ibu sampai merasa menyesal karena telah berbuat baik kepada Hoseok pagi tadi tanpa tau bahwa penyebab luka anak perempuannya adalah penggemar dari laki-laki tersebut.

"Pantas saja dia hanya diam dan minta maaf berkali-kali pada Ibu setiap Ibu bertanya apa yang terjadi. Ibu tidak memaksa lagi karena wajahnya juga terlihat sangat keruh. Ternyata malah seperti ini ceritanya. Haera, Ibu minta jauhi dia. Nona Daisy pergi setelah mengenal Jimin, dan sekarang kau terluka karena Hoseok-kie? Ibu benci mereka. Kenapa mereka berada di sekitar anak-anak Ibu. Lihat saja, Ibu akan balas menghajar Hoseok-kie saat kemari."

Lihatlah, orang mana yang bilang benci namun masih mau memanggil orang yang di bencinya dengan sebutan imut kalau bukan Ibu?

Haera tau Ibunya bukan ingin menyalahkan Hoseok, tidak pula berniat untuk menyalahkan siapapun atas kepergian Daisy. Ibu hanya marah dengan apa yang terjadi pada Haera sedangkan Haera berhasil menutupi itu semua darinya. Maka ketika Haera berhasil berbicara lebih baik lagi dengan Ibu dan menjelaskan dengan benar. Ibu sudah kembali menangis terisak.