Chapter 16

101 16 18
                                    

Jika Haera berharap Hoseok akan datang untuk berdamai dengannya maka ia telah mengharapkan hal yang tidak berguna.

Sesuai dengan pinta yang telah ia taruhkan, Hoseok benar-benar menurutinya hingga delapan minggu berlalu setelah hari itu. Bahkan untuk sekedar pesan singkat pun Haera sama sekali tak mendapatinya pada ponsel yang kerap bernotif sesuatu. Hoseok melakukan perintahnya dengan sangat baik, terlalu baik malah. Hingga membuat Haera diam menyendu ketika ingatan itu kembali merayap penyebab pilu.

Haera tau inilah yang akan terjadi, ia juga tau rasa kecewa adalah hasil yang pasti. Tapi ia tidak tau jika rasanya akan semenyakitkan ini.

Kemungkinan kecil Hoseok juga menaruh rasa yang sama padanya nyata tak ada sudah. Itu hanya angan semata dalam benak yang Haera buat untuk dirinya sendiri dengan dalih 'tidak ada hal yang tidak mungkin' tapi ternyata ada. Hoseok menyukai Lee Haera adalah salah satunya.

Tertampar oleh fakta, Haera sekarang tau bagaimana filosofi rasanya hati seperti terinjak gajah. Gepeng tak berbentuk sudah.

Namun jika di beri pertanyaan Ia menyesal atau tidak, jawabannya adalah tidak. Bukan demi menyenangkan hati, tapi seperti ini jauh lebih baik daripada harus terus membohongi diri sendiri. Haera merasa dirinya layak untuk berhenti berharap dan menyembuhkan diri. Fakta Hoseok tidak membalas perasaannya telah terpampang dengan sangat jelas, maka ia sudah mengantongi alasan untuk benar-benar berhenti. Semua hanya perlu waktu, selama fisik Hoseok tidak tertangkap mata Haera secara nyata, Haera yakin dia akan pulih secepatnya.

Mengentas fikiran dari hal yang sering kali menjadi beban perasaan selama beberapa waktu belakangan, Haera mencoba kembali berfokus pada lipatan kertas untuk buket-buket bunganya. Hari ini tidak banyak pesanan, Haera hanya melayani beberapa pelanggan dan selebihnya ia menyibukkan diri dengan merawat beberapa tanaman yang perlu di rawat.

Pendapatan tokonya menurun lumayan drastis. Sudah biasa sebenarnya, tapi kali ini sedikit mengkhawatirkan.

Tadi pagi Ibu menelpon, memberi kabar yang menyenangkan dengan berencana untuk tinggal bersama Haera. Senang tentu saja, itu berarti Ibu mulai sedikit banyak bisa merelakan kepergian Daisy.

Ah.. jadi mengingat Daisy lagi.

Sudah dua bulan lebih, dan beberapa hal yang di lihat Haera selalu mengingatkan ia pada Daisy. Bukan suatu masalah besar, karena secara perlahan Haera mulai bisa menikmati ingatannya. Ia berusaha menyimpan ingatan baik yang sekiranya masih bisa di ingat dan menghapus semua sedih dan rasa sesal yang bersisa. Mengingat Daisy dengan keindahan, jauh lebih menenangkan. Dia pasti sudah senang disana. Tidak merasakan sedih, tidak merasa sendirian.

Dan itu juga yang mungkin sedang Ibu usahakan. Haera tidak menyalahkan, karena memang hampir seperempat abad Ibu sudah membersamai Daisy. Maka jelas, ketika Ibu kehilangannya itu sama dengan kehilangan sebagian umurnya. Yang Haera bisa lakukan hanya mendorong Ibu, membatu semangat agar Ibu mampu menyisakan hal baik tentang Daisy seperti dirinya saat ini.

Namun, sepertinya Haera belum bisa melakukan hal itu secara totalitas dalam waktu dekat ini.

Jangan anggap kepergian Hoseok serta merta menyisakan kelegaan seratus persen pada Haera hingga membuatnya bisa kembali ke aktivitas sedia kala karena nyatanya, Hoseok hanya pergi membawa dirinya sendiri namun tidak dengan orang-orang gila yang menganggap dirinya sebagai penggemar setia.

Haera fikir orang-orang gila itu -Haera lebih memilih menyebut mereka sebagai orang gila karena mereka sama sekali tidak pantas disebut penggemar meskipun itu penggemar fanatik- Haera fikir mereka juga akan pergi ketika mengetahui Hoseok sudah tidak menemui Haera lagi, namun tidak. Mereka tidak menyerah sampai disana karena nyatanya juga disini, Haera sedang berjuang mati-matian agar dirinya tidak ikut gila dengan segala tekanan yang ia dapat.

Sun And Flower [Jung Hoseok] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang