Chapter 8

87 16 5
                                    

Sudah menjadi cerita lama bagi Haera kalau keluarga Jung Hoseok memanglah keluarga terbaik yang pernah ada sepanjang masa.

Meski sudah tidak berinteraksi lagi selama beberapa tahun, nyatanya hal tersebut sama sekali tidak mengubah apapun yang sudah diketahuinya. Terlebih ketika saat ini ia sedang melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana keluarga Jung Hoseok mau dan mampu menyisakan waktu mereka untuk berkumpul bersama. Ditengah kesibukan mereka, ditengah kepadatan jadwal.

Hoseok sendiri sudah bilang bahwa ini adalah suatu momen kebetulan yang langka bisa berkumpul berempat dalam satu tempat, dia juga bilang kalau mereka hanya dapat berkumpul jika dengan meninggalkan satu orang diantara mereka (jika bukan Hoseok maka itu Ji Woo atau Sang Ayah). Tapi Haera tidak peduli, yang jelas dimatanya saat ini mereka sedang bersama. Maka baginya, keluarga Jung Hoseok tetaplah yang terbaik.

Jika harus membandingkan dengan dirinya, untuk masalah ini Haera mengaku kalah. Oh, atau bisa juga di bilang Haera tidak akan pernah menang dari Jung Hoseok.

"Siapa yang menemukan? Adik perempuanku atau adik laki-laki ku?"

Ji Woo bertanya pada Haera saat mereka sedang bersantai memakan salad buah setelah perayaan kecil-kecilan hari jadinya di ruang tengah. Paman Jung, tunangan Ji Woo, dan Hoseok sedang asyik melanjutkan acara memanggang daging mereka pada teras balkon. Sedangkan dirinya dan Ji Woo duduk di sofa ruangan.

Kedatangan Haera benar-benar di luar dugaan penghuni apartemen mewah tersebut, karena ternyata Hoseok sama sekali tidak mengatakan apapun perihal Haera pada kakak ataupun Ibunya. Membuat kedua wanita tersebut terkejut bahagia, lantas segera membombardir Haera dengan banyak pertanyaan sebelum Hoseok berhasil melerainya.

Haera menelan dulu anggur yang sudah ia kunyah sebelum menjawab pertanyaan dari Ji Woo.

"Tidak tahu, aku hanya melihatnya berdiri di depan tokoku saat itu. Dia sedang bersama Seokjin dan Suga."

"Hobi membeli bunga?"

"Mungkin berencana seperti itu. Tapi pada akhirnya dia tidak membeli apapun. Jadi bagaimana? menurut Unni, aku yang menemukan Hoseok atau Hoseok yang menemukanku?"

Ji Woo menaikkan bibir dan bola matanya keatas persis sekali seperti Hoseok saat sedang berfikir. Dan belum sempat dia menjawab, satu potong melon pada garpu datang kedepan mulut Haera bersamaan dengan suara lembut khas perempuan setengah abad.

"Takdir lah yang mempertemukan kalian."

Bibi Jung datang dan duduk di samping Haera setelah suapan buahnya diterima dengan baik. Meletakkan piring buahnya pada meja lalu meraih tangan Haera.
Maka Haera yang semula duduk menghadap Ji Woo harus merubah posisinya agar berhadapan dengan Bibi Jung.

"Kau tumbuh dengan baik, Bibi sangat bersyukur. Semua baik-baik saja bukan?" Tanya Bibi sembari mengelus sisi rambut Haera.

Sejenak, Haera sempat memejamkan matanya ketika merasakan sentuhan lembut pada kepalanya. Mencoba mengira-ngira bahwa sudah berapa lama ia tidak merasakan sentuhan semacam ini dari tangan seorang Ibu. Enam bulan? Tujuh bulan?

Mengangguk semangat, Haera mencoba menahan sesuatu yang tiba-tiba saja menjanggal di ulu lehernya.

"Semua baik Bibi."

"Ibumu?"

"Ya. Ibu juga baik. Sehat juga.." Haera menjeda sedikit kalimatnya sebelum melanjutkan. "..mungkin."

Seperti sudah mengerti, Bibi Jung hanya tersenyum.

"Dia masih bekerja?"

"Tidak mungkin tidak."

Sun And Flower [Jung Hoseok] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang