Jika Haera di tanya hal apa yang paling ia sukai di dunia, mungkin melihat Jung Hoseok tertidur pulas di sofa adalah salah satu jawabannya.
Setelah membiarkan laki-laki tersebut sibuk belajar Bahasa Inggris secara otodidak dengan Ipad kesayangannya, Haera menemukan tubuh tinggi tersebut sudah terbaring tenang di sofa lantai atas kamarnya dua jam kemudian.
Lengkap dengan bantal tidur Haera, juga Ipad yang masih dalam pelukan.
Tak ingin mengganggu acara tidur Hoseok yang terlihat damai, Haera meletakkan kopi yang dia bawa pada meja lantas datang mendekat.
Hmm..
Berapa kali Haera harus bilang kalau Hoseok itu tampan?Terlepas dari betapa absurd tingkah pemuda itu ketika bersamanya, Haera harus akui bahwa Hoseok yang diam adalah jelmaan pangeran.
Serius. Semua yang terpahat diwajahnya hampir bisa dikatakan sempurna.
Tak ingin buru-buru berpaling, Haera puaskan terlebih dulu keinginan matanya untuk memandang wajah Jung Hoseok lebih teliti lagi. Karena dia tau kalau kesempatan seperti ini sangat tidak bisa ia lakukan jika Hoseok sudah membuka mata. Tersenyum sendu, lagi-lagi perasaan Haera membawa dirinya untuk meratapi nasib hatinya.
Kapan Hoseok mau melihat dirinya?
Iya. Kapan.
Bukan akankah tapi kapan.
Haera sanksi untuk mengatakan bahwa Jung Hoseok tidak merasakan hatinya. Laki-laki itu tidak mungkin tidak sepeka itu.
Melihat bagaimana dia begitu mengerti dirinya, Haera yakin jauh di dalam ke logika an sana Hoseok jelas mengerti perasaannya. Hanya saja, Haera tau laki-laki itu tidak ingin memberi perhatian lebih pada bagian sana.
Entahlah, semua ini seperti jelas mengarah pada jawaban bahwa Hoseok memang sama sekali tidak menaruh perasaan apapun padanya selain pertemanan. Ha, memang apalagi? Paling benar kalau ini yang dinamakan cinta satu pihak.
Meski Hoseok terkesan meletakkan nama Haera di daftar pertama orang penting setelah nama anggota keluarga dan membernya, Haera tetaplah bukan apa-apa. Tak berhak menuntut perasaan lebih dari sekedar teman, tak berhak pula menyampaikan perasaan.
Alasannya?
Yaa.. karena dia tak layak?Tersenyum kecut, Haera melengos pasrah menatap jam dinding sekilas. Hari ini Hoseok mengajaknya pergi ke agensi. Laki-laki itu bilang ingin merubah tatanan studio miliknya dan dia meminta Haera untuk ikut memberi saran.
Tidak mungkin memberi saran, Haera pasti dijadikan pembantu dadakan.
Tak ayal meski tau begitu, Haera tetap melakukannya. Tapi mau bagaimana lagi? Semenjak ada laki-laki tersebut, Haera terlampau sadar bahwa selain banyak waktunya yang berubah jadi menyenangkan, penjualan bunganya pun juga ikut mengalami peningkatan.
Seringkali Hoseok membeli setengah atau bahkan hampir seluruh bunganya sebagai bayaran atas harinya yang diminta. Lalu dengan senang hati meminta tolong orang-orangnya untuk membagikan bunga-bunga tersebut ke Panti, atau rumah sakit, atau kemanapun Hoseok mau. Terserah, suka-suka dia.
Meski tau jelas bahwa Hoseok bukan tipikal manusia yang suka foya-foya, pengecualian untuk hal satu ini Haera juga heran kenapa bisa lelaki itu bisa mudah sekali mengeluarkan uangnya jika itu untuk Haera.
Untuk usaha Haera sendiri jelas ini adalah jackpot besar, karena bunga yang Hoseok beli bukan bunga milik pelanggan yang sudah menjadi langganan rutin toko Haera. Maka ketika Hoseok meminta harinya lagi dan lagi, Haera tak memiliki alasan apapun untuk menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun And Flower [Jung Hoseok] ✔
Fanfic#4. BTNoc Universe. Bisa memandang kehidupan dengan cara luas adalah hal yang luar biasa. Karena banyak pengalaman yang akan didapat dari banyak sisi tak kasat mata. Tapi memandang kehidupan dengan mata dan perasaan yang terlampau luas juga bisa mem...