Ketika Hoseok bilang kalau dia tak punya waktu untuk satu setengah bulan kedepan, seharusnya Haera tidak percaya begitu saja.
Bukan satu bulan setengah, tapi dua bulan setengah.
Hoseok tidak menampakkan wajahnya sama sekali pada Haera kecuali jika mereka melakukan panggilan video.
Sibuk.
Itu yang selalu menjadi alasannya.
Haera tidak merasa kesal, sedih, atau apapun karena dia sudah cukup mengerti dengan siapa dia berhadapan. Hoseok bukan orang sembarangan, dan dia jelas tau itu. Terlebih, Haera memang tidak memiliki hak apapun untuk kesal. Maka tidak pantas sekali jika Haera memiliki perasaan yang tidak semestinya dia rasakan ini.
Tidak mau menampik juga, bahwasanya rindu selalu menjadi bayangan Haera. Padahal sebelum ini, sebelum bertemu kembali dengan laki-laki matahari tersebut, Haera selalu baik-baik saja. Tidak memiliki beban, bebas pikiran, selalu tenang. Lalu kenapa perasaannya jadi seperti ini sekarang?
Menyemprot tanaman dengan desahan mendalam, Haera berusaha mengabaikan Hoseok yang terus berlari dalam pikirannya. Ada lima pelanggan yang sedang memilah bunga di tokonya, Mahasiswa. Di awal kedatangan, mereka bilang membutuhkan bunga untuk dijadikan hadiah kelulusan temannya dan Haera mempersilahkan mereka untuk memilih bunga apapun yang mereka butuhkan pada sayap kanan toko.
"Nona, apakah boleh kami memilih satu persatu bunga ini untuk dijadikan satu buket bunga?"
"Tentu saja."
"Berapa yang harus kami bayar?"
"Sama seperti harga satu buket lainnya. Jika merasa ingin menambahnya, biaya akan bertambah 2000 Won tiap tiga tangkai bunga."
"Boleh aku menambah hanya satu atau dua tangkai?"
"Jika hanya pada satu jenis bunga, akan aku berikan secara percuma. Namun jika kau ingin menambah pada tiap jenis bunganya, maaf sayang.. tidak akan kubiarkan kau menjadi pelaku kebangkrutan pada tokoku."
Anak-anak itu tertawa mendengar jawaban Haera. Menyetujui kesepakatan tersebut, lantas kembali memilih bunganya. Tepat pada saat itu ponsel dalam saku Haera bergetar, menampilkan nama 'Hoseokkie Horse' yang meminta panggilan video. Melihat sekitar yang tidak memungkinkan Haera menerima panggilan video tersebut, maka Haera memutuskan untuk memutus panggilannya lalu kembali menghubungi Hoseok dengan panggilan suara.
"Ada ap.."
"Lee Haera!"
Haera sempat menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar pekikan Hoseok di seberang sana.
"Haera, aku baru selesai mandi." Kening Haera mengerut aneh. Apa urusannya denganku?
"Aku akan datang, segera rapikan dirimu karena kita akan mengunjungi Bibi."
"Kau serius?"
"Tidak pernah seserius ini." Dari sini Haera mendengar nafas Hoseok yang tersendat, seperti ia tengah mengenakan jaket. "Namjoon-ah, lemparkan botol di sampingmu."
"Aku sedang banyak pelanggan." Haera mencoba mencari alasan yang jujur.
"Yasudah, tunggu saja sampai mereka pergi lalu kita pergi. Aku juga termasuk pelanggan kan? Aku ingin membeli semua bungamu hari ini."
"Hoseokkaa.."
"Katakan padaku situasi di tokomu nanti, dan lekas tutup tokomu setelah pelangganmu pergi. Hubungi aku."
"Mereka pundi-pundi uangku!"
"Bukan. Akulah harta karunmu."
Dan panggilan di tutup sepihak oleh Hoseok sebelum Haera mengutarakan alasannya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun And Flower [Jung Hoseok] ✔
Fanfic#4. BTNoc Universe. Bisa memandang kehidupan dengan cara luas adalah hal yang luar biasa. Karena banyak pengalaman yang akan didapat dari banyak sisi tak kasat mata. Tapi memandang kehidupan dengan mata dan perasaan yang terlampau luas juga bisa mem...