Chapter 2.5

199 15 0
                                    

Tidak berguna.

Braak!

Suara pintu yang ditendang menggunakan kaki.

"Hey Gendut! Lihat apa yang kudapatkan!"

Sang penculik berteriak sambil menggendong tubuh Lila yang pingsan.

"Seorang bangsawan kecil!"

"Heh, kau benar"

Pria gendut yang berada di dalam ruangan mendekat kearah sang penculik.

"Anak bangsawan mempunyai harga jual yang tinggi. Terlebih lagi..."

Air liur pria gendut itu menetes. Ia menyeringai.

"Bocah ini memiliki paras yang cantik"

Pria gendut itu menyentuh pipi Lila yang sedang tak sadarkan diri dengan tatapan penuh nafsu.

"Jauhkan tangan kotor mu dari barang ku!"

"Hey, ayolah. Biarkan aku mencobanya"

"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu melakukannya pada barang milikku! Harga jualnya akan menurun"

"Mereka tidak akan tahu. Kau bisa menipunya"

"Tidak ya tidak"

"Cih, dasar pelit"

"Terserah"

Sang penculik berjalan menuju basement yang ada didalam bangunan.

Ada banyak kurungan berbentuk kotak dengan besi di basement. Bentuknya beragam, mulai dari yang kecil hingga besar. Ada banyak makhluk yang dikurung. Hewan, manusia, dan banyak ras-ras lainnya.

Saat sang penculik itu masuk, basement menjadi senyap.

Dia menempatkan Lila disebuah kurungan yang ukurannya sedang.

Pria itu membuka pintu kurungan, lalu melemparnya ke dalam kurungan yang kosong.

"Malang sekali nasibmu bocah. Kau mungkin hanya akan menjadi mainan para pria-pria mesum. Yah, bukan urusanku. Kheheheh"

Pria itu terkekeh.

"Kalian semua juga akan berakhir menjadi budak! Kalian tidak akan kabur dari sini!"

Pria itu berteriak nyaring. Membuat beberapa wanita dan anak-anak yang ada di kurungan menangis. Beberapa dari mereka ada yang menggeram.

Pria itu mengucapkan mantra saat menutup pintu kurungan. Sebuah cahaya berwarna biru terlihat saat dia mengucapkannya.

Beberapa saat kemudian, ia selesai. Pria itu lalu berjalan menuju tangga keluar dari basement. Ia pergi.

***

"Haah... Haaah..."

Arzhel berlari di pinggir jalan.

Dia berhenti di depan lapak seorang penjual buah.

"Tuan, apa kau melihat seorang anak perempuan dengan rambut yang warnanya sama denganku?"

Arzhel menunjuk rambutnya. Dia bertanya kepada penjual buah.

"Aah... Ma-maaf tuan, aku tidak melihatnya..."

"Permisi nyonya, apa kau melihat anak perempuan yang seukuran ini? Rambutnya sama denganku..."

Arzhel kembali menanyakan pada perempuan yang lewat. Ia menaruh telapak tangannya di udara, di depan pahanya.

"Maaf... Aku tidak tahu"

Direinkarnasi Sebagai Anak Dari Orang Yang TerkuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang