Chapter VIII

109 16 5
                                    

You and Him In The Mirror

*.*

"Sudah malam, jadi tidur saja disini" Ucap Sam saat mereka masuk ke dalam rumah besar yang ada di dekat gazebo tadi.

Yusuke terlihat ragu. Apa lebih baik ia minta pada Jerry untuk di jemput saja?

"Kau sudah lihat rute menuju kesini, kan? Kau harus masuk ke dalam hutan dan penerang jalannya pun sedikit. Kau yakin ingin di jemput manajermu? Tidak kasihan padanya?" Lanjut Sam lagi seolah bisa membaca pikiran Yusuke.

Yang dikatakan Sam benar. Tempat ini memang sedikit pelosok. Jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, sehingga jarang ada yang tinggal di sekitar sini. Itu membuat akses menuju ke tempat ini tidak semudah di kota. Sesuai dengan fungsinya, ini memang rumah untuk beristirahat. Tempat keluarga Sam menghabiskan masa liburan mereka dulu. Sekarang, tempat ini dijadikan tempat persembunyian oleh Sam.

Melihat Yusuke belum juga bicara, Sam langsung membawanya ke kamar. "Tidur saja disini. Jangan berpikir untuk pulang di malam hari. Bahaya"

Yusuke menyerah. Lagipula, salahnya sendiri karena meminta Aoki membawanya kesini. Jadi ia harus menanggung resikonya.

"Baiklah"

Sam diam-diam tersenyum ketika mendengar jawaban itu. "Duduklah dulu," Sam mengarahkan Yusuke untuk duduk di kasurnya. "Akan kusiapkan baju tidur untukmu"

Yusuke duduk tanpa berkomentar apapun, matanya sibuk mengikuti setiap gerak-gerik Sam. Sekarang Sam terlihat lebih baik dibanding saat Yusuke baru sampai tadi. Wajah suram Sam terlihat lebih cerah. Haruskah Yusuke merasa lega atau ia harus lebih merasa khawatir? Yusuke takut Sam sedang menahan rasa sakitnya karena keberadaan Yusuke disini, ia takut kedatangannya malah mengganggu waktu penyembuhan Sam. "Sam.." Panggil Yusuke lembut.

Sam menoleh dan mendekat pada Yusuke. Pria itu membawa setelan baju tidur. "Apa?" Tanya Sam sambil menyerahkan pakaian itu pada Yusuke. "Kalau kau mau mandi, kamar mandinya di sebelah sana" Sam menunjuk pintu di ujung ruangan.

Yusuke menerima pakaian itu lalu menunduk. "Maaf.." Ia merasa sangat egois sekarang. Padahal Yusuke tahu, ia tidak bisa membantu Sam, ia tidak bisa bersama Sam seperti keinginan pria itu. Dan kemungkinan besar, ia malah akan menyakiti Sam suatu saat. Tapi beraninya Yusuke datang kesini hanya karena keinginannya sendiri? Hanya karena ia ingin melihat wajah Sam, ia datang tanpa memikirkan perasaan pria itu sedikitpun.

"Maaf untuk?" Tanya Sam heran.

"Aku datang dan mengganggumu" Jawab Yusuke pelan.

Sam tersenyum. "Kau tahu aku malah senang, kan? Kau bilang, kau khawatir padaku"

"Tapi Sam.." Yusuke menggigit bibirnya sendiri. "Aku.. sungguh.. tidak boleh menerimamu"

Sam mensejajarkan tubuhnya dengan Yusuke. Mendekatkan wajah mereka. "Kau selalu mengatakan 'tidak boleh' seolah ada yang melarangmu menyukaiku. Yusuke.. apa itu artinya, jika tidak ada yang melarangmu, kau akan menyukaiku?" Tanya Sam dengan suara beratnya. Suara yang menembus ke jantung Yusuke, membuatnya berdebar dengan cepat.

Yusuke menghindari kontak mata dengan Sam. "Jangan mengejarku Sam, kau tidak mengenalku dengan baik. Kau tidak tahu, mungkin saja aku orang yang akan menyakitimu di masa depan"

Sam mengusap wajah Yusuke pelan. "Ini aneh, jelas-jelas kau menyukaiku. Aku yakin" Ucap Sam pelan.

Yusuke reflek menatap Sam ketika mendengar ucapan itu. Entah kenapa ia merasa gelisah seolah sedang tertangkap basah. "A-aku.. Ti-tidak.. "

Sam menempelkan kening mereka. "Sebenarnya, apa yang menahanmu? Apa yang membuatmu mati-matian membohongi perasaanmu sendiri?"

Yusuke mendorong Sam menjauh. "Jangan begini, aku mohon. Tolong menyerahlah"

The MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang