Chapter XII

120 18 4
                                    

Setelah mendengar Ji menyukai Yusuke, Sam pergi dari studio MixB. Ia mengendarai mobilnya tanpa arah. Hanya mengelilingi kota dengan pikiran kosong.

Sampai akhirnya Sam berhenti didekat danau. Ia turun dari mobil dan mendekati danau itu, menatap bayangan dirinya yang muncul di permukaan air. Kacau. Seluruh hidupnya kacau.

Satu saja. Apa tidak ada yang bisa di jadikan pegangan oleh Sam? Sam butuh tempat bersandar. Ia pikir Yusuke bisa menjadi sosok itu, tapi ternyata tidak bisa. Yusuke milik kakaknya, jadi ia harus menjauh, kan?

Dengan hati yang sakit dan pikiran yang kalut, Sam melempar dirinya sendiri ke danau itu. 

Menyelam untuk menemukan ketenangan di dalam air. Menyingkirkan suara-suara berisik yang terus mengganggu kepalanya. Sam membiarkan tubuhnya tenggelam ke dasar danau.

Seandainya hidupnya bisa setenang danau ini, pasti Sam bahagia. Ia ingin berada disini selamanya. Tidak ingin naik lagi ke permukaan, bisakah?

Tiba-tiba wajah Ji muncul di kepalanya. Wajah kakak yang pernah disakitinya dulu, membuat Sam sadar, ia harus hidup. Ia harus menebus kesalahannya pada Ji.

Dengan cepat Sam berenang ke permukaan, sebelum napasnya habis.

Sam langsung tidur di pinggir danau begitu keluar dari air. Menatap matahari yang selalu cerah tidak seperti hatinya.

Ia akan mengalah.

Demi Ji, Sam bisa mengalah.

Sam bangun dan pulang dengan keputusan bulat. Keputusan yang
akan menghancurkan hatinya.

***
Yusuke merasa aneh, biasa Sam selalu menghubunginya dan bilang akan menjemput atau sekedar mengucapkan selamat pagi. Tapi hari ini, Sam tidak mengirim pesan apapun padanya.

Keanehan itu juga terjadi di kampus. Sam tidak menemuinya sama sekali.

Yusuke bahkan datang ke bangunan lama kampus, tempat Sam biasa menyendiri, sekaligus tempat mereka berdua akhir-akhir ini bertemu. Tapi Sam tetap tidak ada. Disana kosong.

Yu pikir Sam tidak ada di kampus lagi seperti dulu saat pria itu menghilang menjelang hari ulang tahunnya.

Dan itu terjadi selama berhari-hari. Setelah hari ke empat Sam tidak ada kabar, Yusuke memutuskan untuk menghubungi Aoki. Ia sudah coba menghubungi Sam, tapi tidak di angkat.

Yusuke menghubungi Aoki untuk memastikan keberadaan Sam. Ia khawatir. Tapi Aoki bilang, Sam ada di kelas.

Samar-samar, Yusuke juga bisa mendengar suara tawa Sam dari seberang handphonenya.

"Ada apa Yu? Mau bicara dengan Sam?" Tanya Aoki heran. Bukankah Yusuke punya nomor Sam?

"T-tidak.. Tidak perlu" Jawab Yusuke cepat. "Itu..hanya saja..apa Sam baik-baik saja?"

Aoki diam cukup lama. "Bagaimana bilangnya ya..aku tidak tahu ini hal baik atau buruk..tapi Sam kembali seperti dulu"

Yusuke mengernyit. "Maksudnya?"

"Dulu aku tidak merasa aneh dengan sikap Sam yang suka memberontak, suka bertarung, suka mengerjai dosen. Dulu aku pikir itu normal untuk Sam. Tapi semenjak mengenalmu, Sam berubah. Dia jadi tidak suka membuat keributan seperti itu lagi. Dia lebih tenang secara positif. Yang artinya.. Itu hal bagus. Meskipun Sam berubah dari orang yang ku kenal dulu, tapi itu hal baik. Jadi aku tidak khawatir. Masalahnya.. Beberapa hari ini.. Sam kembali seperti dulu. Membuat keributan dan kembali membuat dosen-dosen kesal" Jelas Aoki. "Jadi, kalau kau bertanya apa Sam baik-baik saja? Aku tidak bisa menjawabnya dengan pasti. Sam kembali seperti dulu adalah hal yang normal, kan? Seharusnya dia baik-baik saja, kan? Tapi entah kenapa, aku justru merasa sangat khawatir. Firasatku tidak enak. Ditambah lagi, Sam tiba-tiba menerima tantangan Akira untuk bertarung sore nanti"

The MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang