Those Eyes 9

543 68 8
                                    

Entah harus merasa kesal karena keadaan semakin memburuk atau tertawa karena semua sesuai dengan keinginannya, Jisung mengalami hal yang luar biasa perasaan tegang yang menusuk kembali malah semakin terasa berkali lipat, Jisung merasa tubuhnya akan sakit setelah melewati semua ini.

Jisung duduk berhadapan dengan orang tua Jaemin, di ruang tamu apartemen milik bibinya yang berada di jepang, manik itu terus gelisah memikirkan bagaimana bisa mereka berhasil menyusulnya sampai kemari.

Sedangkan di sebrang sana Na Jaemin terus menatap Jisung dengan baju yang sedikit longgar untuk menutupi perutnya yang sedikit membuncit, isi kepala Jaemin terus dipenuhi pertanyaan tentang kehamilan Jisung. 'apa Jisung baik-baik saja.? apa dia merasa kesulitan menghadapi kehamilannya.? apa Jisung merasa terbebani dengan kehamilannya.? apa perlu aku memeluk Jisung saat ini juga.?' Jaemin terus bermonolog dengan pikirannya.

"Jadi apa benar Jaemin yang membuatmu kesulitan sampai seperti ini Jisung,, kau pasti melalui banyak kesulitan selama ini.?" Ibu Jaemin masih cukup sadar untuk tidak menyinggung kehamilan Jisung.

Jisung menunduk merasakan elusan di kepalanya, sungguh dia tidak berbohong dia sangat merindukan belaian kasih sayang seperti ini.

"Tidak, Jaemin sama sekali tidak pernah menyusahkanku." Jisung memilih untuk berpisah dengan rasa cintanya untuk Jaemin, dia sadar dia terlalu besar menyimpan harapan pada pria itu, itulah alasannya dia terlalu lama sendiri karena hatinya sudah terbungkus oleh rasa cintanya untuk Jaemin.

"Tap-" baru saja Jaemin ingin menyangkal pernyataan Jisung, namun di cegah oleh ayahnya, dia tau emosi Jaemin masih labil ayahnya takut Jaemin hanya akan memperkeruh suasana.

"Jisung maafkan Jaemin, dan maafkan kami karena telah gagal mendidiknya dengan baik." Kali ini ayah Jaemin dengan tulus meminta maaf atas perbuatan anaknya.

"Tidak Jaemin tidak melakukan kesalahan apapun padaku, memang apa yang sudah dia lakukan sampai kalian yang meminta maaf untuknya." Jisung masih sakit dengan pertanyaan Jaemin tempo hari yang bertanya perihal anak yang dia kandung.

"Jisung..." Nyonya Na tida kuasa menahan air matanya dia tidak bisa membayang kan seberapa sakitnya Jisung selama ini, sampai-sampai wanita muda itu membuat perisai yang sangat tebal sampai dia tidak bisa menyentuh hatinya.

"Kumohon ke intinya saja aku sudah sangat lelah." Jisung berucap sangat sangat lirih namun masih bisa cukup di dengar oleh kedua orang tua Jaemin.

"Jisung maafkan aku." Jaemin menunduk dia tidak sanggup menatap Jisung dia sakit melihat Jisung yang terus menghindari tatapannya, apa sudah tidak ada kesempatan untuknya kali ini.

Jisung hanya menatap datar Jaemin, tatapan itu sudah tidak ada kehangatan sama sekali.

"Kau kenapa Jaemin, kenapa minta maaf bukan kah kita sahabat." Lagi dan lagi Jisung menunjukan bahwa dia tidak membutuhkan Jaemin.

"Jisung kau tenang saja aku akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan ku." Jaemin berusaha menggapai tangan Jisung namun segera di tepis olah sang wanita.

"Hahahaha.. HAHHAHAHAHAHA kau lucu Jaemin apa kau berfikir aku pernah mengemis pertanggungjawaban mu Hahahhaha. Apa kau lupa siapa yang menawarkan kalimat menggelikan itu namun kurang dari satu jam, ahh tidak tidak bahkan kurang dari 10 menit dia merubah keputusannya dan malah menerima lamaran kekasihnya dihadapan mataku sendiri ." Jisung terus tertawa terbahak bahak seakan semua adalah lelucon yang sangat lucu.

"Aduhh maafkan aku, Jaemin apa maksud mu, kau dan aku tidak pernah melakukan apapun dan Tidak ada apapun yang harus kau pertanggung jawabkan." Jisung menekankan kalimat bahwa Jaemin tidak usah ikut campur dengan kehidupannya yang sekarang.

"Tapi Jisung aku adalah Ay-" Jisung berteriak memanggil bibinya, dia tau apa yang akan Jaemin katakan, dan dia tida mau mendengar itu dari mulut Jaemin.

"Ada apa Jisung." Winwin yang sejak tadi bersembunyi di belakang tembok pemisah dari ruang tamu segera keluar setelah mendengar Jisung memanggilnya, dia memang sudah di beritahu oleh kakanya bahwa keluarga Jaemin akan menemui Jisung dan meminta wanita itu untuk menjaga Jisung jika saja Jisung merasa tertekan oleh kehadiran mereka.

"Aku lelah, apa bibi mau menggantikanku untuk mengobrol dengan tamu ini." Bukannya Jisung bersikap tidak sopan namun dia sungguh sangat lelah.

"Baiklah kau istirahat saja, biar bibi yang urus semua ini." Winwin menatap Jisung khawatir.

Sebelum beranjak Jisung menyempatkan diri mengatakan sesuatu yang sangat menohok hati mereka.

"Kalian tidak usah mengkhawatirkanku, aku bisa menjaganya, dia anakku hanya aku orang tuanya tidak ada yang lain, dan kumohon biarkan aku egois kali ini, sudah cukup rasa sakit yang kuterima sampai pada titik ini, sekali lagi kumohon jangan pernah berfikir aku akan menerima uluran tangan kalian."
.

.

.

Flash back.

beberapa jam sebelum keluarga Jaemin menemui Jisung, terjadi ketegangan di kediaman keluarga Park, adu argumen yang cukup sengit terjadi antara kedua orang tua yang sama-sama membela anak meraka, membandingkan siapa yang paling menderita, Nyonya Na tiada hentinya menatap kecewa pada putranya, kepalanya serasa akan pecah saat ini juga.

keluarga Jaemin terus memohon untuk bisa di pertemukan dengan Jisung, mereka ingin menebus kesalahan yang telah anaknya perbuat, meraka juga tidak menyangka Jisung lebih memilih menderita seorang diri dibandingkan mengungkapkan rasa sakitnya.

"TIDAK BISA KAH KALIAN BERHENTI MEMBUAT ANAKKU MENDERITA HIKS..... tolong hargai keputusannya kumohon" Ibu Jisung terkulai lemas duduk di lantai, sekelabat bayangan Jisung yang menangis menceritakan alasanya lebih memilih pergi karena takut membuat Jaemin dan kekasihnya berpisah.

Ibu Jaemin menghampiri Nyonya Park yang terlihat sangat rapuh, dia tau orang tua mana yang tega melihat anaknya menderita apalagi harus melihat puterinya berjuang sendiri dengan kehamilannya.

"Maaf maaf hiks maaf kumohon maafkan kami." hati Jaemin terasa teriris melihat ibunya yang meminta maaf akibat perbuatannya, Jaemin kembali teringat saat dia berniat mempertanggungjawabkan perbuatannya malah berbalik kembali menyakiti hati Jisung dengan menerima ide gila Renjun untuk menikah muda dengannya, dia tersadar bertapa berengseknya dia.

"Temui Jisung tapi semua keputusan ada di tangan puteriku untuk menerima atau menolak kehadiran Jaemin, tolong jangan pernah memaksa puteri kecilku." kali ini ayah Jisung yang sejak tadi hanya diam angkat bicara, dia tidak mau Jisung terus bersembunyi anaknya juga berhak bahagia.

"Yeobo.!!!! apa yang kau katakan, aku tidak akan pernah setuju mereka menemui puteriku." Ibu Jisung kaget mendengar keputusan suaminya sendiri.

"biarkan mereka menemui Jisung, mereka pun berhak atas anak yang Jisung kandung."

"TIDAK... anak Jisung hanya memiliki kita sebagai kakek dan neneknya tidak ada yang lain." Nyonya Na pergi meninggalkan suaminya dan keluarga Jaemin dia sangat marah dan tidak mau menerima pernyataan suaminya.

"biarkan aku yang mengurus istriku, kalian pergi ke alamat ini, Jisung berada dengan paman dan bibinya saat ini." Jaemin mengucapkan beribu terimakasih kepada ayah Jisung karena memberikanya kesempayan untuk menebus dosanya kepada Jisung.

*****************************

Maaf kalo banyak typo yah.!!! Ga PD Saya di Chapter ini, mian jika mengecewakan kalian readers.

Gimana nih Jisung balik ke Jaemin apa Jangan.???

Those EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang