Those Eyes 14

674 74 15
                                    

Senyuman yang selalu Jaemin ingat, senyuman yang mampu menenangkan perasaanya.

Grep......

Bersamaan dengan air matanya yang luruh, Jaemin menarik wanita itu kedalam dekapanannya.

"Maaf... Maaf..." Lirihnya parau. "Maafkan aku.. Jisung."

Jisung bergeming, ada sesak yang juga ia rasakan saat mendengar suara isakan dari lelaki yang mendekapnya.

wanita itu tersenyum samar "Dasar, padahal aku menyapamu tapi kenapa kau malah minta maaf?"

Jaemin tidak menjawab, dia semakin terisak dan mepererat pelukannya.

Jisung melirik A Yeong yang kini berdiri di belakang Jaemin, Ibu dan anak itu saling melempar senyum.

Perlahan Jisung mengangkat tangannya dan mengusap tengkuk Jaemin.

"selamat datang Jaemin." Ujarnya dengan suara yang sangat lembut.

Jaemin mengigit bibirnya, rasa sesak di dadanya semakin bertambah tapi kali ini bukan sesuatu yang menyakitkan.

.

.

Flash Back.....

Berpisah dengan pria yang pernah kau cintai begitu dalam tentu rasanya akan tetap menyakitkan, tidak peduli orang itu telah menorehkan luka yang sangat dalam.

Jika boleh jujur Jisung memang masih sangat mencintai Jaemin sampai detik ini. namun sayang rasa sakit di hatinya mengalahkan rasa cintanya pada Jaemin itulah kenapa Jisung memilih melarikan diri, karena dia yakin bahwa Jaemin akan terus mencari keberadaanya.

Jisung hanya tidak ingin goyah saat melihat Jaemin, maka dari itu dia memutuskan bersembunyi, dia dan keluarganya selama ini tinggal di paris, bahkan kedua sahabatnya yaitu Chenle dan Jeno tidak ada yang mengetahuinya.

selama bertahun-tahun Jisung pun tersiksa dengan perasaanya sendiri, rasa sesak di dadanya entah kenapa masih begitu terasa belum berkurang sedikitpun. Dia sangat yakin dia membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk berdamai dengan lukanya.

Keluarga Park terpaksa menggunakan identitas palsu selama ini, karena mereka yakin keluarga Jaemin akan dengan mudah menemukan keberadaan mereka jika tidak ber kamuflase. selama mereka melakukan pelariannya keluarga Park tinggal di sebuah pedesaan dan bekerja di sebuah peternakan.

setelah kelahiran A Yeong Jisung berubah menjadi semakin ceria, jarang sekali raut keseihan terlihat di wajahnya anak itu menjadi sumber kebahagiaan yang baru untuk Jisung.

waktu terus berjalan dengan cepat, setelah kehadiran A Yeong, namun Jisung masih ingin menata hidupnya tanpa bayangan masa lalu, oleh sebab itu dia meminta keluarganya untuk tatap tinggal lebih lama.

dan tidak terasa umur anaknya sudah menginjak empat tahun dia tumbuh menjadi gadis yang bawel dan ceria, Jisung sangat bersyukur karena tuhan menitipkan malaikat kecil itu padanya.

.

jam tengah menunjukan pukul setengah dua belas malam, Jisung terbangun dari tidurnya karena haus yang menderanya, di sebelah nya tidur puteri kecinya yang sedang memeluk boneka kelinci kesayangannya, dia beranjak menuju dapur untuk mengambil minum namun langkahnya melambat saat dia mendengar sayup-sayup obrolan kedua orang tuanya.

"apa maksud mu, Jaemin melakukan percobaan bunuh diri lagi.? aku kira dia sudah sembuh dari depresinya.?!" tersirat nada prihatin dari pertanyaan ibu Jisung

langkah Jisung terhenti, dengan mengendap perlahan wanita itu mendekati ruangan tengah tempat mereka biasa menonton televisi bersama.

"hem, kurasa dia jadi gila.!"

Those EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang