Jika Allah menghendaki dua hati untuk bersatu, pasti Allah akan menggerakkan keduanya bukan salah satunya
~Mendadak Ning~
••••
Arumi mengerjapkan matanya tidak percaya saat membuka pintu.
"Ngapain lo kesini lagi sih?" Arumi kira Alif akan berubah pikiran dan tak akan menemuinya lagi, tapi ah sudahlah sepertinya harapannya sudah pupus. Sempat di ceramahi pagi oleh Altaf karena tidak pulang semalam, itu sudah membuat Arumi menjadi badmood ditambah kedatangan dua makhluk pengganggu ini kerumahnya, semakin menambah buruk suasana hatinya saja.
"Saya ingin bicara dengan kamu, saya sudah memiliki sebuah keputusan untuk masalah kita" ujar Alif to the poin.
Arumi mendelik sinis "Saya, saya. Gue bilang kan gak usah! Sono lo pulang!"
"Saya tidak bisa melakukan hal itu, kita akan meni--"
"Apaan nih ribut-ribut?" Tanya Altaf yang baru saja muncul dari dalam rumah.
Tanpa menjawab, Arumi langsung melenggang pergi meninggalkan mereka.
Beralih kepada Altaf. Laki-laki itu memperhatikan Alif dari atas sampai bawah, keningnya mengerut. Ada masalah apa adiknya ini dengan seorang ustadz "Siapa lo?" tanyanya dengan alis terangkat.
"Saya--"
"Ah gak penting, masuk aja!" setalah berucap demikian Altaf menarik kakinya melenggang masuk ke dalam rumah meninggalkan Alif dan Ayana yang menganga melihat tingkah laki-laki itu.
"Perasaan tadi dia nanya, ya kan Na? tanyanya kepada Ayana dengan tatapan yang masih belum teralihkan dari punggung Altaf.
Ayana mengangguk polos "Iya mas"
Alif yang merasa punggung laki-laki yang bisa ia tebak kakak Arumi itu menjauh, ikut segara menyusulnya kedalam bersama Ayana kemudian ikut mendudukkan diri di sofa yang sudah ada Arumi di sana sambil bersedekap dada.
Altaf melirik Arumi sekilas mengode perempuan itu untuk menjelaskan siapa laki-laki dan perempuan yang sekarang berada di rumah mereka. Menyadari itu Arumi berdehem singkat "Dia Alif"
Altaf mengangguk paham, netranya beralih menatap Alif "Terus kedatangan lo kemari buat apa?"
"Saya ingin menikahi Arumi, dan kami kesini ingin meminta Abang untuk menjadi wali di pernikahan kami"
Arumi tentu saja melotot mendengarnya. Alif ini tidak ada basa-basi nya jika saja orang di depannya punya penyakit jantung mungkin orang itu akan serangan jantung dibuatnya. Arumi pikir Alif tidak akan senekat itu. Bagaimana nasib hidupnya nanti jika harus hidup dengan laki-laki seperti alif? Hancur sudah masa depan Arumi.
"What?! Gue udah bilang batalin, kenapa lo malah ngotot sih?"
Sungguh Altaf tidak mengerti keadaan ini "Ini maksudnya apa?" melihat keterdiaman Arumi membuat Altaf mengambil kesimpulan apa yang ada di otaknya "Oh jadi ini alesan lo gak pulang semalam hah?!"
"Lo itu gimana sih jadi adek, bukannya hilangin masalah malah nambah masalah aja bisanya. Kapan lo berubah si rum! Gak puas lo hah, gue gak habis pikir sama otak lo itu. Taunya cuman keluar malem keluyuran gak jelas aja tiap hari. Kalo udah gini mau gimana hah?! Bisa jawab lo?!" Rasa marah Altaf semakin membuncah kala melihat Arumi yang tampak terkesan acuh terhadap ucapannya. Benar-benar tidak ada akhlak.
"Udah lo ceramahnya? Perlu di gaji berapa?" tanyanya santai.
Altaf memejamkan matanya sejenak, jika tidak ingat perempuan ini adalah adiknya, ia sudah melempar Arumi keluar sedari tadi "Lo ya kalo di bilangin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Ning (Terbit)
Teen FictionGenre: Spiritual-Romance Start: 12 Mei 2023 Revisi: 29 Desember 2023 Ending: 10 Mei 2024 ❥Mendadak Ning Aku tidak pernah sekalipun menyesali takdir yang mempertemukan kita meskipun dengan cara yang salah bahkan mengikat kita dalam satu ikatan suci b...
