45-Pasar malam

6.8K 187 3
                                        

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Arumi berdiri didepan cermin mengamati penampilannya. Semakin kesini Arumi merasa dirinya semakin jelek saja. Badan lebar, pipi pun macam bakpao.

Perempuan hamil itu berbalik menatap Alif sembari mengelus-elus perutnya "Kok fisha jelek ya mas?" Tanyanya meminta pendapat Alif.

Laki-laki itu mengedipkan matanya, rasa-rasanya akan mendapatkan masalah jika ia salah menjawab, apalagi mengingat arumi yang sedang hamil, istrinya itu sangat sensitif. Salah ucap saja bisa sangat fatal akibatnya. Alif harus berhati-hati. "Gak, cantik kok"

"Tapi fisha liat tuh enggak, liat nih fisha gemuk banget" Ucapnya cemberut mengamati tubuhnya.

Alif beranjak dari ranjang berjalan menghampiri Arumi memeluk istrinya itu dari belakang, mendekatkan pipinya dipipi Arumi "Tetep cantik kok. Mau gemuk kah, kurus kah, tinggal tulang kah, tinggal dosa kah tetep cantik juga. Eh?" Alif menyengir salah ucap bund!

"Jadi fisha gendut gi--"

Alif menagkup pipi Arumi "Gak papa, mas liatnya jadi lebih cantik, aura bumilnya keliatan. Istri siapa sih ini gemesh banget! Pengen makan rasanya!" Arumi mendelik.

Arumi membalikkan tubuhnya membalas pelukan Alif "Mas Alif...bawa fisha kemana gitu, bosen dirumah terus"

"Mau kemana bumil, udah malem ini"

"Masih jam 7 ya Allah... ayolah.... kalo gak, fisha bakal ngambek sama mas Alif!" Arumi cemberut melepaskan pelukannya sambil bersedekap dada memunggungi Alif

"Tapi--"

"Mas Alif udah gak sayang sama fisha lagi?" Tanyanya dengan mata berkaca-kaca "Padahal ini keinginan anak kamu sendiri!"

Arumi mulai putus asa pura-pura berjalan menjauh "Ya Allah...beri fisha suami baru yang mau fisha ajak jalan-jalan keluar ya Allah"

"Heh!" Arumi tak menghiraukan Alif.

"Iya-iya kita keluar sana siap-siap" Arumi tersenyum senang, ia kembali menghampiri Alif mengecup pipi suaminya itu.

"Terimakasih suamiku...jadi makin sayang deh muach" Sekali lagi Arumi mengecup pipi Alif membuat suaminya itu hanya geleng-geleng kepala dibuatnya.

"Mas Alif tolong pasangin jilbab fisha dong"

"Loh kenapa, mas?"

Arumi balik bertanya "Loh kenapa? Emang gak boleh? Waktu awal-awal juga mas Alif yang pasangin, mas Alif gak---"

"Yaudah" Daripada lebih panjang lagi, Alif segera menghentikan kegiatannya menyisir rambut menghampiri sang istri itu yang sudah tersenyum lebar didepan cermin.

Mendadak Ning (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang