Genre: Spiritual-Romance
Start: 12 Mei 2023
Revisi: 29 Desember 2023
Ending: 10 Mei 2024
❥Mendadak Ning
Aku tidak pernah sekalipun menyesali takdir yang mempertemukan kita meskipun dengan cara yang salah bahkan mengikat kita dalam satu ikatan suci b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
"Mas Alif....yuhuuu" teriak Arumi saat memasuki kamar, namun didalam kamar tidak ada orang, lalu dimana suaminya itu berada sekarang?
"Lagi di luar kali ya? Yaudah deh mending masak aja dulu" Arumi bergegas melepaskan mukenahnya.
Gadis itu berjalan kearah kulkas mengambil bahan satu persatu lalu meletakkannya di meja. "Masak seadanya aja deh, semoga aja mas Alif suka"
Selang beberapa menit, masakannya pun hampir siap. Ekor matanya melirik kearah jam dinding, waktu menunjukkan pukul 05 sore tepat. Mungkin sebentar lagi Alif akan pulang. Arumi kembali sibuk pada masakannya.
"Door!"
"Astagfirullah! Ihhh" Arumi terkejut saat Alif tiba-tiba muncul di sampingnya. Rasanya malu, marah, pengen nangis, semuanya jadi satu.
"Lebay banget!"
"Lebay-lebay. Mas Alif tuh nyebelin banget tau nggak? Kalau fisha mati karna serangan jantung gimana?!"
"Tinggal cari yang baru aja" Balas Alif santai.
Arumi tercengang mendengar penuturan Alif. Sikap suaminya ini sama seperti bunglon, suka berubah-ubah. Kadang perhatian, kadang manis, dan kadang juga menyebalkan. Arumi bersiap melayangkan spatula di tangannya pada Alif.
"Eh jangan dong, panas loh itu. Habibati jangan marah, mas kan cuma becanda hehe" Alif seketika panik sendiri melihat wajah garang Arumi.
"Sana-sana. Gak usah disini, ganggu aja!" Usirnya pada Alif. Jika yang biasa ia baca di dalam novel, suami akan memeluk istrinya dari belakang saat memasak. Namun, lihatlah apa yang baru saja Alif lakukan padanya. Sangat jauh dari kata manis.
'Awas aja yah nanti, tak kagetin juga' batin Arumi sebal
"Galak banget" Alif terkekeh dibuatnya tangannya terangkat membelai pipi Arumi, saat pipi itu sudah di genggamannya Alif menariknya keras.
"Mas Alif ih! Beneran mau bunuh fisha ya?!"
"Sana pergi, ganggu aja tau gak!"
"Iya-iya" Dengan pasrah Alif berjalan menuju meja makan, menunggu Arumi menyajikannya makanan.
Arumi sudah selesai memasak, makanannya ia taruh di atas nampan agar tidak kesusahan. Namun sekarang masalahnya tak ada air, Arumi tidak akan sanggup jika harus mengangkat galon. Meminta bantuan pada Alif? Tidak, Arumi tidak akan melakukan itu, bisa-bisa di ledek lagi!