Genre: Spiritual-Romance
Start: 12 Mei 2023
Revisi: 29 Desember 2023
Ending: 10 Mei 2024
❥Mendadak Ning
Aku tidak pernah sekalipun menyesali takdir yang mempertemukan kita meskipun dengan cara yang salah bahkan mengikat kita dalam satu ikatan suci b...
Saat pertama kali mas liat kamu mas tersandung, namun sayangnya bukan mas yang jatuh tapi hati mas.
~Mendadak Ning~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••••
Arumi mengerutkan keningnya "Apaan sih ngeledek ya? Udah tau fisha gak tau bahasa Arab malah bicaranya pake bahasa Arab segala gimana sih!" Arumi semakin kesal dibuatnya, jika seperti ini lebih baik ia pergi.
"Mau kemana?" cegah Alif menahan Arumi yang akan beranjak.
"Pergi, mas mah nyebelin!"
"Masa gitu aja ngambek, sini mas kasih tau artinya"
"Yaudah apa?" dengan kesal Arumi kembali duduk menatap Alif menunggu kata yang akan menjadi kalimat dari laki-laki itu.
"Hati yang paling menakjubkan adalah hatimu, suara yang paling indah adalah bisikanmu, dan hal termanis dalam hidupku adalah mencintaimu. Saat pertama kali mas liat kamu mas tersandung, namun sayangnya bukan mas yang jatuh tapi hati mas"
Arumi mengerjap-erjapkan matanya tak mengerti, ia masih mencerna apa yang Alif ucapkan.
"Wallahi gak pernah sekali pun mas menyesali apa yang sudah Allah takdirkan kepada kita, mas pun tidak tahu kapan Allah menghadirkan rasa itu di hati mas. Hari ini mas mau ungkapin sesuatu,"
"Apa?" Tanya Arumi penasaran.
Alif menatap mata teduh di depannya melabuhkan kecupan di kening sang istri "Ana uhibbuki Fillah habibati" ujar Alif diakhiri senyuman.
'Senyumnya makk, manis banget!' Arumi baru melihat Alif dengan senyum lebar seperti itu. Pria itu benar-benar tampan tiada tara di mata Arumi. Lebay!
Arumi mengigit bibir bawahnya menahan senyum "Arti kata terakhir?"
"I love you habibati"
"I love you to Habibi" balasnya dengan pipi yang sudah memerah.
"Beneran?" Arumi mengangguk sebagai jawaban "Masya Allah, meskipun fisha bukan perempuan pertama di hati mas tapi insya Allah fisha lah yang akan jadi yang terakhir"
Sempat Arumi tersenyum, namun tiba-tiba saja senyum itu hilang dari bibirnya mendengar bahwa ia bukanlah yang pertama. Arumi terlalu percaya diri merasa dirinya lah yang pertama, nyatanya---sudahlah. Arumi tersenyum kecut sambil mengangguk mengiyakan.
Alif yang melihat itu segera meralat ucapannya, sepertinya Arumi salah paham "Karna yang pertama adalah umah dan yang kedua adalah kamu, habibahnya alif"
Arumi memejamkan matanya memekik kesenangan dalam hati, sungguh ia ingin sekali melompat sangking senangnya mendengar hal ini. Padahal ia sempat dzoudzon kepada suaminya itu