10-Salah paham

11.4K 372 6
                                        

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••

Setelah acara salting-saltingan di dapur tadi, pasangan pasutri itu kini menikmati masakan yang baru mereka masak dengan khidmat.

Perempuan itu menatap sang suami yang begitu bersemangat memakan makanannya. Arumi tersenyum tipis  "Enak kan? Yaiyalah, fisha gituloh" ucapnya begitu percaya diri.

Alif mendongak disela-sela makannya "Enak banget Masya Allah, bakal jadi makanan favorit deh ini"

"Aaaa...terimakasih pujiannya" ujarnya seraya membungkukkan badan.

Alif hanya mengangguk dengan senyum tipis di wajahnya "Habis sholat dzuhur kita ke supermarket ya? Soalnya bahannya udah habis, itupun bahan yang tadi kita ambil dari bahan dapur umah"

Memang sebelum berangkat kemari Alif berinisiatif meminta beberapa bahan masakan pada ummah Zahra karena tahu di rumah mereka belum ada apa-apa untuk dimasak.

"Ngikut aja" Arumi beranjak membereskan piring-piring di atas meja setelah Alif menyelesaikan makannya.

"Biar mas bantuin"

"Gak perlu, yang ada malah mecahin piring lagi" Sindir Arumi.

"Astaghfirullah ya gak gitu juga kali"

"Eh no, no. Nggak perlu!"

Alif hanya mengangguk. Berdebat dengan Arumi tidak akan ada habisnya "Yaudah, mas tungguin di kamar ya? Jangan lama habibati" Sebelum pergi Alif menyempatkan mengacak rambut Arumi.

Arumi mengulum senyumnya menatap punggung Alif yang mulai menjauh. "Rambut yang di acak, kenapa hati yang berantakan?" Gumam Arumi pelan.

Kegiatannya telah selesai bertepatan dengan azan dzuhur berkumandang. Segera Arumi menyusul Alif.

Saat sampai dikamar, dilihatnya Alif yang sudah siap dengan setelan sholat yang melekat pada tubuhnya.

"Buruan gih, mas tungguin"

Arumi mengangguk segera berjalan memasang mukenanya di depan cermin "Mas nggak sholat di masjid aja?"

"Nggak, kali ini mas sholat di rumah aja. Sekalian imamin kamu. Udah?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh Arumi, Alif berbalik badan mulai mengangkat tangannya untuk menunaikan sholat.

Keduanya sholat dengan khusyuk hingga di akhir. Arumi juga sudah tau apa yang harus ia lakukan setelah sholat. Diraihnya tangan Alif untuk di kecup membuat laki-laki itu tersenyum dibuatnya.

"Masya Allah, istri sholehah"

Arumi ikut tersenyum menanggapi "Hehe aamiin, nih tangan fisha" Tentu saja Alif mengerti untuk apa Arumi mengulurkan tangannya, tangan itu ia gunakan untuk bertasbih.

Setelah selesai, Alif meminta Arumi untuk berdoa terlebih dahulu sebelum beranjak.
Dibukanya kembali mata yang mulanya ia pejamkan, menatap Arumi kemudian mengecup kening perempuan itu singkat. Walau singkat itu membuat Arumi menegang di tempatnya "Santai aja, biasain, ini rutinitas"

Mendadak Ning (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang