🖋:5

1.2K 101 3
                                    

Asa menoleh menatap Harviz di atas nya, kini ia tengah bersandar pada dada abang nya itu sambil duduk di atas sofa.

"Kenapa liat liat?" Asa menggeleng.

Gadis itu kembali menatap layar televisi di ruang tengah, gantian sekarang justru malah Harviz yang memperhatikan Asa dari atas.
"Jangan pernah percaya sama orang selain kita."

"Kenapa?"

"Emang setelah lo liat semua ini, lo masih bisa yakin ada orang baik di dunia ini?"

Asa mengangguk. "Gak semua orang jahat kok, ada yang jahat karna mereka butuh keadilan, dan kita ga pernah tau apa alasan yang ngebuat Mamah kaya gini."

Harviz memutar bola mata nya malas.
"It's up to you!"

Asa terkekeh, memang sulit menyadarkan Abang nya yang satu ini dari trauma masa lalu nya.

Karna kejadian itu, Harviz bahkan tak pernah bisa percaya pada orang lain kecuali saudara dan para sahabat nya.

Tiba tiba Arshaka muncul dari arah dapur, dengan stelan celana jeans dan kaos putih dilapis kemeja polos di luarnya.

"Makan." Asa dan Harviz langsung berdiri menuju ke meja makan.

Di meja makan sudah ada Mahessa dan Yohan yang sedang menyiapkan makanan. "Morning, Adek udah enakan?" Yohan bertanya.

Asa mengangguk sambil tersenyum.
"Yahh, kok sayur? Asa gak sarapan deh." Gadis itu mempoutkan bibir nya lucu.

Asa itu paling gak suka sama yang nama nya sayur. "Gak ada! Makan" Arshaka memerintah dengan wajah garang nya.

"Bang shaka juga gak suka sayur." Ujar Asa kesal.

By the way, Asa dan Arshaka itu sebelas dua belas, sama sama gak suka sayur, apalagi bayam.

Cuman ya kalau Arshaka gak makan sayur gak bakal ada yang protes, kecuali Yohan, Nah kalau si Asa kan makan nya bener bener di kontrol sama abang abang nya.

Otomatis kalau dia gak makan sayur Asa di omelin. "Makan Asa." Cara bicara Mahessa yang serius membuat Asa mau tak mau memakan sayur bayam yang ada di meja makan.

Pait telan aja deh, dari pada di omelin. Batin Asa

"Berangkat nya sama abang ya hari ini." Yohan membuka pembicaraan di meja makan yang hening itu.

Asa menyetujui.

Setelah selesai dengan sarapan, mereka mulai berangkat menjalan kan aktifitas masing masing.

Harus nya hari ini Asa gak sekolah, cuman karna dia maksa susah buat Yohan untuk nolak, apalagi kalau Asa udah Aegyo mau pingsan aja Yohan rasa nya.

Di atas motor Yohan, ia Yohan naik motor karna hari ini dia gak berangkat ke kantor ada misi lain yang mau di lakuin hati ini.

Nganter Asa ke sekolah termasuk salah satu kesempatan buat dia merencanakan misi nya.

Yohan hanya diam, sambil sesekali memperhatikan Asa dari spion yang sibuk melamun di atas motor.

Lima belas menit di atas motor akhir nya mereka sampai.

"Makasih abang." Asa turun dan melepas helm Yohan.

Kepala nya berat deh rasanya "Sama sama, masuk gih"

"Abang gak balik?"

Yohan diam sebentar, sambil tersenyum bingung "Mau ada urusan sama kepala sekolah kamu."

Asa hanya angguk angguk aja, lagi pun bukan urusan penting, selama dia gak bikin masalah kan gak perlu khawatir.

"Yaudah, Asa ke kelas ya!"

My Posesif brother-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang