🖋:9

1K 95 6
                                    

Udara dingin di malam ini tak membuat Pemuda bersurai hitam itu minggat dari balkon kamar nya, beban yang harus dia tanggung kali ini benar benar berat, mencelakai orang yang tidak brsalah?.

"Apa harus?" Ia menadah kan kepala nya ke langit malam. "Tapi mau kaya gimanapun, Mamah udah terlalu baik sama gue, gak mungkin gue nolak permintaan Mamah."

Ia harus mulai dari mana?
Ketika menerima permintaan sang ibu sambung yang benar benar di luar nalar.

"Keluarga mereka yang bikin adik kamu meninggal Jingga." Tangan nya mengepal, emosi nya kembali menggebu gebu kala mengetahui fakta dari meninggal adik bungsu nya.

"Abang gak tau apa masalah mereka sama keluarga kita ra.. tapi abang janji, kematian akan di balas dengan kematian." Iris mata ragu nya itu kini kembali menajam.

Ceklek

Jingga, mengalihkan pandangan nya ke arah pintu kamar nya yang terbuka, menampil kan sang ibu yang datang dengan kursi roda milik nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jingga, mengalihkan pandangan nya ke arah pintu kamar nya yang terbuka, menampil kan sang ibu yang datang dengan kursi roda milik nya.

"Mamah belum tidur?" Jingga menghampiri ibu nya.

Sang ibu menggeleng.
"Gimana Mamah bisa tidur, kalau ngeliat anak Mamah sendiri ragu sama keputusan nya?"

"Ak-aku gak ragu Mah, aku cuman-"

"Takut?" Jingga mengangguk.

"Ingat Jingga, Mamah kehilangan keluarga Mamah karna mereka, Mamah juga kehilangan Adek kamu karna mereka." Wanita itu menggengam tangan putra sulung nya itu. "Dan kamu bisa diam aja ketika ngeliat semua yang Mamah punya di renggut paksa sama mereka?"

"Bukan nya dulu Mamah nikahin ayah mereka karna harta?" Diandra terdiam. "Iya, karna harta tapi juga di landasi dendam."

"Mamah cuman cinta sama Papah kamu Jingga, bahkan Mamah cuman sayang sama kamu dan adek kamu, walau pun kamu bukan anak kandung Mamah.. "

"Tapi mau kaya gimanapun mereka juga anak Mamah." Pemuda itu menatap serius wajah sang ibu.

"Anak dari keluarga Adhitama gak bakal pernah jadi anak Mamah!" Diandra mengalih kan pandangan nya dari Jingga, ia menangis.

"Oke, fine Jingga bakal ngelakuin hal yang Mamah suruh." Pemuda itu menarik nafas nya dalam dalam, lalu menghembus kan. "Bahkan jika Jingga harus ngebunuh seseorang, asal kan seseorang itu dari keluarga Adhitama."

"Makasih Jingga, Mamah bener bener sayang sama kamu, raja dan Papah kamu di sana juga pasti bahagia ketika tau dendam mereka akan terbalas kan." Di dalam lubuk hati nya Jingga ingin berkata tidak, namun fakta demi fakta yang ia dapati membuat nya terdorong untuk melakukan balas dendam.

"Iya, Jingga harus mulai dari siapa?"

"Asa." Mata Jingga terbelalak.

"Mah? Asa itu gadis polos yang gak tau apa apa,"

My Posesif brother-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang