Kantin sekolah dipenuhi dengan siswa dan siswi yang hendak mengisi perut mereka. Semua meja dan kursi sudah dipenuhi oleh siswa baru, maupun siswa lama.
Elbio duduk anteng dipaha kanan Regi, anak itu makan nasi goreng dengan lahap.
Walaupun sedikit berantakan karena Elbio tidak menggunakan sendok. Nasi berceceran dibaju, meja, pipi Elbio.
Tapi bukannya marah, Regi malah terkekeh karena kelakuan adiknya. Regi juga yang membelikan Elbio makan, karena Regi yakin, bahwa adiknya tidak akan membeli jajan menggunakan uang yang Henry berikan.
Karena Elbio akan menyisihkan uangnya untuk menabung, disimpan dengan aman dicelengan kesayangannya.
Ya, meskipun sesekali Elbio akan kalah dengan jajanan yang menggiurkan.
"Emang kalo makan belepotan kayak gitu?" Tanya Neo-- salah satu teman Regi.
Regi mengulas senyum tipis. "Yang penting mau makan aja udah syukur gue, dia susah kalo makan diluar."
"Adek Lo buat gue aja boleh nggak sih?" Wili menatap Elbio penuh minat. Pemuda itu ingin sekali mengadopsi Elbio kalau boleh. Pasti mami dan papinya akan setuju.
"Nggak."
"Abang minum," Mendongak menatap Regi.
Tangan Regi terulur mebgambil gelas berisi air putih, lalu dengan hati-hati membantu Elbio minum agar tidak tersedak.
"Makasih," Elbio menyengir lebar. Lalu kembali memakan nasi gorengnya, pelan dan yang pasti belepotan.
"Sama-sama, sayang."
Wili meletakkan gelas diatas meja sedikit keras, semua pandangan teralih kearahnya. "Tadi gue sama Ferel pas baru dateng liat El didepan sana, kayak mau nangis."
"Nangis beneran," Koreksi Ferel.
"Iya, nangis kayak orang bingung. Lagian Lo kenapa ninggalin adek Lo didepan sana coba. Jelas aja nggak tau ruangan, malah nggak diurusin. Untung ketemu gue, kalo ketemu pembully atau penculik gimana?"
"Iya?" Kaget Regi. "Tadi adek nangis?"
Elbio mengangguk lugu. "Tadi El nggak tau halus kemana, telus El nangis aja, deh."
"Harusnya jangan nangis, cengeng tau," Neo ternyata bermulut pedas.
"Lo apaan si yo," Wili merasa tak terima dengan ucapan Neo. Tadi, cara makan Elbio yang dicibir. Sekarang, karena Elbio menangis. Lagian menurut Wili kalau Elbio menangis itu terlihat lucu.
"Apaan si, gue cuma ngomong aja."
"Mental setiap orang itu beda, jangan karna ucapan Lo El jadi nahan perasaannya," Ferel angkat bicara.
"Udah, kenapa malah ribut? Gue ke toilet dulu bentar."
"Kemana? Ikut dong."
Setelah meja yang ditempati bersih dari butiran nasi, Regi beranjak dengan Elbio yang tengah menjilati satu persatu jarinya.
"Nggak usah, cuma mau nyuciin tangan adek gue aja."
Menghadap belakang, Elbio menyengir sembari melambaikan tangannya dan dibalas semangat oleh Wili.
***
Regi sedikit menunduk untuk membantu Elbio mencuci tangannya.
"Deketin tangannya, pake sabun dulu."
Setelah kedua telapak tangan mungil itu sudah terkena sabun, Regi menggosok halus tangan Elbio menggunakan satu tangan, lalu membilasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Hello, El [Completed]
RandomDia anak tengah yang menggemaskan Elbio namanya. Anak menggemaskan yang rajin menabung untuk membeli apapun yang ia inginkan. Anak selugu Elbio harus merasakan ketidakadilan sang Papa. Padahal, Elbio tidak seperti saudaranya yang lain, meminta bara...