SHE | CH-19

12.3K 1.5K 103
                                    

"Adek, dibilang jangan minggir-minggir, nanti kecebur."

Bolehkah Regi menyesal?

Membawa piring dan terus menahan badan Elbio itu sangat susah. Apalagi Elbio terus melakukan hal yang sama. Ia terus mendekati kolam. Seperti, wajahnya sampai menyentuh air kolam.

"El, Abang tinggal nih."

Elbio langsung berdiri tegak. Membuka mulutnya agar Regi kembali menyuapinya.

"Sambil duduk kalo makan."

Lagi, Elbio langsung mendudukkan dirinya disamping Regi. Mulutnya terus terbuka karena Regi belum memasukkan nasi kemulutnya.

Mau tau menu El hari ini?

Sop bening tapi hanya kentang. Tidak ada wortel, kubis, bakso, kol, hanya kentang.

Regi memotong kecil kentangnya, lalu menyendok nasi dan menyuapkan ke Elbio. Regi menyuapinya sedikit sekali. Karena kalau banyak, Elbio hanya mengemut makanan itu tanpa dikunyah.

Membuang tusuk sosis. "Sosis lagi."

Regi mengambil tusukan terakhir, memberikannya pada Elbio. "Sosisnya habis ya? Liat, abis. Besok beli lagi."

Elbio mengangguk.

Lima tusuk sosis ukuran besar dilahap habis oleh Elbio sendiri. Bukan pelit pada Regi, tapi Regi memang sengaja tidak memintanya. Membiarkan sang adik menikmatinya sendiri. Melihat Elbio kenyang, ia senang.

"Ak lagi."

Menerima suapan. Badannya bergerak kekanan dan kekiri karena merasa nikmatnya kentang memanjakan lidahnya.

"Enak?" Tanya Regi.

Elbio mengangkat kedua jempolnya, meski yang kanan sedikit susah. "Mantap."

Regi kembali menyuapi Elbio dan diterima baik oleh sang empu. Jika sedang mood untuk makan, Elbio akan menerima suapan dengan senang hati. Tapi, jika sedang tidak mood, berkali-kali Elbio akan menepis suapan untuknya.

Dengan mulur penuh nasi, Elbio memainkan air kolam. Sesekali mengangkat ikannya ketaatas saat berhasil ia tangkap, membuat Regi terus mengomel.

Menyuapkan nasi terakhir. "Nasinya mau lagi apa udah kenyang?"

Menggeleng. "Udah."

Regi meletakkan piring, lalu mengambil botol Elbio yang berisi air putih.

"Minum."

"Sosisnya udah," Menerima uluran botol dan memberikan setengah sosis pada Regi.

"Beneran udah? Abang makan, ya?"

Mengangguk. Elbio berdiri ditengah-tengah kaki Regi sambil menyandarkan badannya dibadan Regi. Membiarkan Regi menghabiskan sosisnya yang tidak habis.

Empat tusuk sosis bakar dan satu piring nasi.

"Adek badannya ada yang sakit nggak?"

Menepuk punggungnya sendiri. "Ini sakit."

Regi menahan dada Elbio agar sedikit condong kedepan, satu tangannya mengusap punggung Elbio yang katanya terasa sedikit sakit. Tidak heran, badan Sanja jauh sekali perbedaannya.

Keempat siswa tadi diskors dua Minggu. Termasuk Gani. Sebenarnya kalau untuk Regi, sebagai kakak korban, merasa itu belum memuaskannya. Rasanya, Regi ingin menghukumnya lebih. Setelah mereka masuk kembali, mereka akan dihukum lagi membersihkan toilet dan menyapu halaman sekolah selama seminggu.

Reaksi Gani tentu tak terima. Pemuda itu malah menyalahkan kakaknya yang mengadu pada abangnya. Padahal kan, Gani tidak salah disini. Ia hanya menonton.

Say Hello, El [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang