SHE | CH-15

11.8K 1.5K 62
                                    

Melihat toko baju yang tadi, senyum cerah Elbio langsung terpatri indah. Badannya terus bergerak heboh karena senang, membuat Regi hanya bisa tersenyum kecil.

"Ayo."

Elbio langsung beranjak dan menerima uluran tangan Regi. Tidak lupa sebelum meninggalkan mobil, Regi menguncinya terlebih dahulu.

"Tadi bajunya mau yang mana?"

Jari telunjuk Elbio langsung menunjuk setelan baju bergambar kartun yang sering ditontonnya.

Regi menurunkan Elbio, dan memilih baju yang pas untuk ukuran tubuh adiknya.

"Mau warna apa?" Regi memilih, membolak-balik mana yang pas ditubuh Elbio.

"Emm ... Walna melah."

"Tapi yang merah kayaknya nggak ada yang kecil."

"Tapi El mau yang walna melah."

Mengambil salah satu yang berwarna merah, menunjukkan pada Elbio. "Yang ini?"

Mengguk semangat. Elbio langsung merebutnya dari tangan Regi dan memeluk baju itu erat.

"Tapi kayaknya yang hijau lebih pas dibadan adek."

"Nggak mau, mau yang melah," Mengeratkan pelukannya.

"Yaudah, dibayar dulu ayo," Saat akan mengambil alih setelah baju itu, Elbio berjalan mundur beberapa langkah.

"Jangan diambil, mau ini."

"Iya, itu punya adek ... Tapi sekarang harus bayar dulu biar boleh dibawa pulang, oke?"

***

Pemikiran Regi memang benar adanya. Baju itu tidak sampai seratus ribu rupiah, Elbio sepertinya hanya mengincar gambar dari baju itu.

Regi melirik kesamping, dimana Elbio tengah memeluk plastik baju barunya, tidak boleh dilepaskan.

"Adek seneng?" Pertanyaan itu dibalas anggukan semangat Elbio. "Kalo seneng bilang apa?"

"Telimakasih," Menyengir kecil. Kepalanya menunduk melihat baju dipelukannya, lalu kembali mengkat kepalanya dan tersenyum kearah Regi.

Regi turut tersenyum. "Mumpung masih diluar, mau sama beli apa lagi?"

Berfikir sebentar. "Mau es klim! Mau es klim kayak punya adek itu, pas kemalin."

Dahi Regi mengkerut. "Yang mana sih?"

"Itu, yang besal ... Yang ada walna coklat, walna pink, walna putih ... El mau itu."

"Udah, itu aja?"

Elbio memasang wajah berfikir. Sepertinya, memang hanya es krim yang ia inginkan. Tidak ada yang lain.

"Es klim."

Regi langsung menjalankan mobilnya menuju market terdekat. Membiarkan Elbio tertidur disamping sambil memeluk baju barunya.

Semenjak Elbio memejamkan kedua matanya, Regi tidak ada niatan untuk membangunkan. Sewaktu melakukan mobilnya untuk mampir membeli es krim, ternyata Elbio sudah tertidur lebih dulu.

Regi tidak mengingkari ucapannya. Pemuda itu  tetap membeli es krim keinginan Elbio, namun Elbio yang ditinggal didalam mobil.

Setelah mendapatkan es krim berukuran besar dengan tiga rasa, Regi langsung buru-buru menuju mobilnya lagi. Takutnya, El terbangun dan menangis karena disana sendiri.

Say Hello, El [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang