SHE | CH-05

12.2K 1.3K 231
                                    

Elbio duduk anteng dipinggiran ranjang. Anak itu sudah siap untuk kembali sekolah dan mencari teman baru. Rambutnya disisir oleh Henry, kedua kakinya diayunkan karena merasa senang akan pergi kesekolah.

Jari telunjuk kecil itu digigit oleh Elbio sendiri karena ia merasa sangat senang. Bahkan air liurnya sudah mengalir hingga siku.

Henry berdecak kesal. "Nggak usah sekolah kalo nakal kayak gini," Mengusap siku, lalu mulut Elbio kasar.

"Sakit."

"Ambil tasnya, papa tunggu dimeja makan," Berjalan keluar kamar Elbio.

Elbio turun dari ranjangnya, lalu mengambil tas barunya dan segera menggendongnya dipunggung. Ia berkaca, tubuhnya ia gerakkan kekiri untuk melihat betapa bagusnya tas yang ia miliki sekarang. Tas impiannya.

Anak itu meloncat senang.

Sebelum turun untuk sarapan, Elbio beralih kesamping kamarnya. Kamar Regi.

"Abang," Mengetuk pintu. "ABANG LEGIII"

Pintu terbuka. "Udah siap?"

Mengangguk semangat. Elbio melompat-lompat ingin digendong, dan dengan senang hati Regi menggendongnya.

Bau apek.

Regi menatap adiknya, anak itu tersenyum sangat lebar. Bukannya membawa Elbio keruang makan, Regi malah melangkahkan kakinya kembali memasuki kamarnya.

"Kan halus salapan, kok masuk kesini?"

"Adek mau nyoba parfum Abang yang gambar Spiderman nggak?"

"Mauuuu."

Regi mengambil parfumnya dan menyemprotkan keberapa titik dibaju Elbio. Regi mengendus wangi Elbio. Ya, masih ada apeknya sih.

"Mana spidelmannya?" Kedua alisnya mengkerut karena tidak menemukan gambar apapun. Hanya botol kaca polos, dan tulisan.

"Spiderman nya udah terbang keluar."

"Iya? Yaudah, ayo kita kejal."

"Katanya mau sekolah, mau banyak teman?"

Mengangguk semangat. "Mau ... Tapi, ayo sekolah, belangkat sekalang, ayo."

"Semangat banget," Tekekeh. "Tapi sarapan dulu."

***

Sampai diruang makan, ternyata Henry dan Gani sudah memulai sarapan mereka tanpa menunggu Regi dan Elbio.

Regi mendengus. Ia langsung saja duduk dan memangku Elbio, Elbio memukul-mukul meja pelan. Merasa senang karena melihat makanan yang tertata rapi.

"Tangan Lo itu emang harusnya dipotong aja, berisik banget tau nggak."

"Elbio, jangan ganggu ketenangan adek kamu ... Biar dia makan dengan tenang," Henry menegur dengan tatapan tajam menyorot Elbio.

Elbio langsung melipat kedua tangannya diatas meja, ia mendongak menatap Regi. Pemuda itu tampak tersenyum kearahnya.

"Mau makan apa?"

"Emm," Melihat makanan. "Mau itu, ayam yang ada kuahnya."

"Nggak boleh! Ini opor gue," Gani berkata keras.

Melirik piring Henry. "Tapi papa boleh."

"Iya, emang cuma elo yang nggak boleh."

Say Hello, El [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang