SHE | CH-12

11.7K 1.5K 75
                                    

Elbio berdiri menatap empat tangga rumah Bintang. Kemudian pandangannya beralih kearah truknya.

"Enggak tumpah. Kan, ada tutupnya," Dialog Elbio. Anak itu kembali menyeret truknya sembari menginjak tangga satu persatu.

Sesampainya didepan pintu, Elbio mengetuk pintu itu pelan. "BINTANG."

Tak ada jawaban, Elbio kembali berteriak.

"BINTANG."

Suara pintu terbuka, menampilkan sosok wanita cantik mengenakan daster rumahan.

Elbio mendongak. "Halo Tante."

Emma--Ibu Bintang, menyamakan tingginya dengan Elbio.

"El nyari Bintang?" Dibalas anggukan oleh Elbio. "Tapi Bintang belum pulang, tunggu didalem aja, yuk? Nanti tante buatin perkedel kentang, deh."

Tanpa berpikir panjang Elbio langsung menerima uluran tangan Emma. Apalagi mendengar 'kentang' mana bisa ditolak begitu saja.

"Emangnya El nggak sekolah?"

"Enggak boleh sama papa."

"Loh, kenapa?" Emma mengangkat Elbio kepangkuannya. Wanita itu mengajak Elbio duduk disofa sembari menonton televisi. Emma juga dengan sengaja memutarkan kartun agar Elbio anteng dan betah disini sedikit lama.

"Tadi malem, lasanya panas. Kepalanya juga belat."

"El sakit?"

Menggeleng. "Lasanya panas."

"Iya, itu namanya sakit, sayang. Sekarang masih panas?"

"Enggak, soalnya El dibeliin tluk balu yang kelen sama papa," Turun dari pangkuan Emma. "Sebenelnya El kesini mau minta maaf sama Bintang."

"Emangnya El nakalin Bintang?"

Berjongkok mengambil truk Bintang yang rusak. "Ini, maafin El kalna mainan Bintang yang El pinjam lusak."

Emma menerima uluran pecahan dari Elbio. Ini mainan lama Bintang, sudah tidak layak dimainkan lagi. Mau rusak pun, sebenarnya tak apa karena Bintang tidak akan mempermasalahkannya.

"Maafin El," Ucapan sedih itu membuyarkan lamunan Emma.

Ditatapnya wajah anak baik itu yang terlihat sedih dan murung. Tangan Emma terulur mengusap pipi pau anak tetangganya itu.

"Elbio sedih?"

Mengangguk. "Kalna El nggak bisa jaga balang yang El pinjam."

"Sini, Tante peluk dulu," Elbio langsung memeluk Emma. Hangat dan nyaman.

Emma mengusap surai Elbio, lalu turun menepuk pantat anak baik itu. "Mainannya rusak?"

Mengangguk. "Maafin El."

"Maafnya Tante terima. Jangan sedih lagi, Bintang nggak bakal marahin El, kok."

"Benelan?"

"Bener," Mengecup pipi Elbio. "Eh, kayaknya tante punya bolu gulung, deh ... El mau?"

Say Hello, El [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang