SHE | CH-06

11.6K 1.4K 152
                                    

Setibanya disekolah, Regi mengajak Elbio untuk duduk dibangku depan kelas. Elbio duduk dipaha kiri Regi. Kedua kakak beradik itu sarapan dengan ayam yang ada kuahnya, seperti permintaan Elbio tadi.

Regi sudah berusaha mencari opor, tapi tidak ada. Jadi, dengan akal-akalan pintarnya Regi membeli ayam goreng dan menyuruh ibu warungnya untuk menyiram ayam dan nasinya dengan kuah bening.

Yang namanya Elbio, anak itu merasa senang karena bisa merasakan apa yang adiknya makan.

Yang terpenting, ayam yang ada kuahnya. Menurut Elbio sudah sama enaknya dengan ayam yang ada kuahnya milik sang adik.

"Enak," Serunya setelah menggigit ayam gorengnya. Ia tersenyum lebar hingga menampakkan giginya.

Elbio menggigit ayamnya lagi, lalu menerima suapan nasi dari Regi. Sesekali Regi juga ikut menyuapkan nasi kemulutnya sendiri.

"Enak banget ya?"

Mengangguk, mengangkat ayam ditangannya didepan wajah Regi. "Sama kayak punya adek."

"Iya, sama ya?" Balas Regi dengan senyum yang dipaksakan.

"Tapi kok punya El walna coklat?"

Mengecup pelipis Elbio. "Punya Gani belum mateng kali, punya adek El udah mateng banget ... Makanya warna ayamnya beda."

"Jadi adek makan ayam mentah?"

"Enggak mentah si, setengah mateng. Enak ayam kuahnya adek El pokoknya."

Elbio tersenyum lebar. "Enak punya El?"

"Iya."

"Besok beli ayam yang ada kuahnya lagi, boleh?"

"Boleh. Sekalian beli kentang kesukaan adek, mau?"

"Mauuu," Serunya kegirangan mengundang kekehan dari Regi.

"Adek!" Panggil Elbio ketika melihat Gani yang baru saja datang. "Adek, kakak beli ayam yang ada kuahnya kayak punya adek. Kakak beli dua, adek mau?"

Gani berdiri dan hanya memandang kedua kakaknya dalam diam.

"Kata Abang ayamnya lebih enak, soalnya udah mateng. Ini adek," Mengulurkan satu plastik berisi ayam goreng berkuah bening.

"Bodoh," Gumam Gani kala melihat itu. Kakaknya ini memang bodoh, diakali ayam goreng dengan kuah sop bening saja percaya, kalau itu sama seperti yang ia makan tadi.

"Kalo diajak bicara itu nyaut, baik kan, adek gue. Udah dipelitin, masih aja nawarin," Menyuapi nasi kemulut Elbio juga mengusap bibirnya.

Melipat kedua tangannya. "Gue nggak minta ditawarin. Lagian dibodohi gitu aja percaya. Emang dasarnya orang bodoh ya tetep bodoh."

"Adek mau nggak?"

"Gue nggak berminat. Gue cuma mau ngasih uang saku titipan papa ke Lo," Mengambil uang selembar berwarna hijau. Tanpa perasaan Gani menyumpalkan uang itu kemulut Elbio hingga ke tenggorokan.

Elbio merasa ingin muntah. Nasi yang masih ada dimulutnya keluar lagi dari mulutnya karena rasa ingin muntah itu.

Regi mengeluarkan uang itu dengan cepat dari mulut adiknya. Baru saja, perut itu terisi makanan.

"Lo apa-apaan si!" Sentak Regi. Kilatan amarah terlihat dari kedua bola matanya.

"Ngasih uang, nggak liat?"

"Baik-baik kan bisa."

"Nggak bisa, karna gue nggak mau baikin dia. Malu-maluin," Gani berjalan pergi menjauhi kedua saudaranya. Seperti melupakan kelakuannya tadi, dan ia merasa tidak salah.

Say Hello, El [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang