SHE | CH-16

12.1K 1.5K 41
                                    

"Ini," Regi meletakkan botol biobio kesayangan El tepat dihadapan Elbio. Regi kembali duduk dan memakan makanannya.

Henry mengambil botol itu dan mengarahkan kemulut Elbio. "Minum dulu biar nggak lesu."

Elbio menerimanya. Menyedot air putih yang berada didalam botol rakus.

Namun, saat menikmati segarnya air putih itu, tiba-tiba Henry menarik nipple dimulutnya. Elbio menatap Henry.

"Makan nasi, papa nggak mau kamu kenyang air."

Henry meletakkan botol diatas meja, lalu beralih mengambil tusukan kentang tadi dan mengarahkan kemulut Elbio.

Elbio mendorong tangan Henry. "Mau sendili."

Mendengar itu, Henry mendekatkan piring berisi kentang kehadapan Elbio. Elbio memasukkan kentang kedalam mulutnya sendiri. Sesekali Henry akan menyuapi nasi.

***

"Es klimnya mana?" Elbio berdiri dihadapan Regi. Kedua telapak tangannya menadah.

"Biarin makanannya turun dulu, dek."

Menggeleng tegas. "Es klim."

Regi mengangkat tubuh Elbio kegendongannya. Pemuda itu mengecup gemas pipi adiknya.

Tatapan Regi beralih pada Mara. "Bi, minta tolong ambilin es krim tadi ya? Tapi dipindahin ke mangkuk yang kecil aja. Soalnya ini udah malem."

Mara berhenti membereskan piring kotor, wanita itu tersenyum lalu mengangguk.

"Es klimnya," Teriak Elbio ketika Regi mulai melangkah menjauh dari ruang makan.

"Kita nunggu es krimnya sambil nonton tv."

"Jajan?"

"Nanti dibawain sama jajannya sekalian."

Regi mendudukkan dirinya diatas karpet bulu. Sedangkan Henry berada disofa sambil memainkan ponselnya. Gani juga disofa.

Elbio mendongak. "Mau tluk."

"Ambil coba."

Mendengar balasan itu, Elbio langsung beranjak dan berjalan kini truk miliknya. Ia berjongkok, mendorong-dorong kecil truknya.

Tatapannya beralih pada mainan pancing yang diberi Bintang masih dalam kemas. Elbio mengambilnya dan berlari lagi mendekati Regi. Melupakan tujuan awal kalau ia menginginkan truk.

Elbio berjongkok didepan Regi. "Mau dibuka."

Menerima uluran dari Elbio. Regi hati-hati saat membukanya, sedangkan Elbio terus mengamati pergerakan tangan abangnya.

"Ikannya walna walni, satu ... Dua ... Tiga ... Hm? Ikannya ada tiga?" Membolak balikkan wadah mainan yang belum selesai Regi buka.

"Ya emang adek mau berapa?"

"Yang banyak," Kedua tangannya melebar.

Menggeleng. "Yang berlebihan itu kadang nggak bagus."

"Kenapa?"

Henry diam, namun telinganya tetap mendengar interaksi antara kedua putranya.

"Ya ... Nggak bagus aja," Bagaimana ya, menjelaskannya. Regi termasuk orang yang sulit menjabarkan sesuatu.

Selesai membuka, Regi langsung menyingkirkan kemasan mainan itu. Menyerahkan pancingan pada Elbio dan membiarkan tiga ikan tergeletak diatas karpet bulu.

Say Hello, El [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang