Sesampainya di rumah bu Darmi, bu Darmi menyuruh mereka untuk duduk melingkar di bawah samping tempat tidur Amri.
Mereka semua tampak bingung dengan apa yang akan dilakukan oleh bu Darmi itu.
Setelah semua duduk melingkar, tiba-tiba saja bu Darmi meletakan baju Amri di tengah-tengah mereka. Baju yang pernah dipakai Amri terakhir kali sebelum ia meninggal dunia.
"Iseh iling karo klambi iki?" (Masih ingat sama baju ini?) tanya bu Darmi.
"Tasik bu." (Masih bu) jawab Ridwan.
"Saiki cerito, opo sing koe-koe kabeh ruh i sak urung e Amri meninggal." (Sekarang ceritakan, apa yang kalian semua tau sebelum Amri meninggal)
Setelah bu Darmi bertanya, mereka semua kembali mengingat kejadian satu minggu lalu.
"Dadi ngeten bu." (Jadi begini bu)
***
°°Satu Minggu Sebelumnya°°
"Wes sue urip ng deso iki tapi ra tau dolan mrunu." (Sudah lama hidup di desa ini tapi gak pernah main ke sana) ucap Bagas.
Mereka berlima jalan di samping bukit yang sangat tinggi. Bukit yang dikelilingi oleh semak-semak dan pepohonan yang rimbun.
"Ojo omong nek arep mrunu, aku emoh." (Jangan bilang kalau mau ke sana, aku gak mau) ucap Dika.
"Cemen" sahut Amri.
"Delok to duwur e koyok ngunu." (Lihat tu tingginya kaya begitu) balas Dika.
"Lo sopo kui?" (Eh siapa itu) tanya Amri melihat sekelebat orang lari di atas bukit.
"Iyo e, aku yo roh." (Iya, aku juga lihat) tegas Arga.
"Berarti enek wong ning kunu, ayo mrunu." (Berarti ada orang di sana, ayo ke sana) ajak Amri.
"Tenan ki? Aku ra melok-melok nek enek opo-opo lo yo." (Yakin nih? Aku gak mau ikut-ikutan kalau ada apa-apa ya) ucap Dika.
"Wes ayo, mumpung rung kesoren." (Udah ayo, mumpung belum terlalu sore ini) balas Amri.
Mereka semua mencoba untuk menaiki bukit itu untuk memastikan apa yang baru saja mereka lihat tadi dan melihat ada apa saja di atas bukit itu.
"Woah, apik tenan yo pemandangan e." (Wah, bagus sekali ya pemandangannya) kata Ridwan sambil melihat keindahan dari atas bukit.
"Iyo e, tapi ngeri dalan e medeni. Ati-ati lo yo." (Iya, tapi jalannya ngeri menakutkan. Hati-hati ya) balas Arga.
"Wis ayo muleh, ra ono opo-opo ki." (Udah ayo pulang, gak ada apa-apa nih) celetuk Dika.
"Ra enek opo-opo piye to, melek o matamu. Pemandangan e lo apik." (Gak ada apa-apa gimana, buka matamu. Pemandangannya lo bagus) ucap Amri.
Saat mereka sedang melihat pemandangan dari atas, Amri melihat sebuah batu besar di samping pohon kembar. Pohon yang tampak kering dan berlumut.
Tanpa berfikir lama Amri meghampiri batu itu dan mulai naik di atasnya.
"Woi cah, wapik tenan pemandangane ko kene. " (He, bagus banget pemandangannya dari sini) ucap Amri.
![](https://img.wattpad.com/cover/276896239-288-k895063.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAM SATU SURO [TAMAT]
Historia Corta[CERITA PENDEK] Malam Satu Suro, siapa yang tak kenal dengan malam itu. Malam yang dianggap mistis, sakral, dan keramat oleh sebagian besar masyarakat jawa. Bercerita tentang sekelompok pemuda desa yang ingin merantau ke luar kota. karena akan bert...