6. Kesurupan

492 21 0
                                    

Aroma masakan tercium dari arah dapur. Pagi itu bu Asih sedang memasak makanan kesukaan Ridwan.

Ridwan yang masih tertidur pun langsung terbangun dari tidurnya. Ia begitu sangat bersemangat lalu pergi ke dapur untuk menemui ibunya.

"Kentang-kentang." ucap Ridwan lalu memeluk ibunya dari belakang.

Bu Asih sedang memasak sambal kentang kesukaan Ridwan. Sambil menunggu makanan itu matang Ridwan pun mandi untuk membersihkan diri karena setelah pulang ronda ia tak sempat mandi dan langsung tertidur.

Setelah mandi ia makan bersama ibunya. Lalu, pergi ke kebun belakang untuk mengambil beberapa sayur-sayuran yang telah cukup bisa untuk dipanen.

***

Glekk.. Glekkk,,,

"Pak motor e rusak maneh to?" (Pak motornya rusak lagi ya?) tanya Dika

"Ora, kadang yo rewel umat-umatan."

"Njaluk diservis pak, haha" (Minta diservis pak, haha)

"Iyo kowe leh." (Ya kamu lah)

Setelah melihat keadaan motornya, Dika berniat untuk membawanya ke bengkel keesokan harinya.

Bengkel di Desa Lungosewu hanya ada satu, itupun juga jarang sekali buka. Bengkel itu terletak di pertigaan persawahan ujung rumah Dika. Tapi sayang, saat ia pergi kesana ternyata bengkel itu tutup untuk sementara waktu.

Terpaksa Dika harus mencari bengkel lain, karena ia belum terlalu tau dimana tempat bengkel yang lainnya, Dika berniat mengajak teman-temanya yang lain untuk menemaninya pergi mencari bengkel lain.

Malam harinya mereka semua berkumpul di tempat yang sama seperti kemarin untuk melakukan ronda malam lagi.

Malam ini adalah malam terakhir mereka melakukan ronda atas perintah Pak Samuji.

Seperti biasa mereka melakukan keliling dan melihat-lihat kondisi sekitar tempat itu secara bergantian.

"Gas, sisok aku arep nyervis motor cuma bengkel biasane tutup. Kiro-kiro nandi yo lain e iku?" (Gas, besok aku mau nyervis motor cuma bengkel biasane tutup. Kira-kira dimana ya bengkel yang lain?)

"Sing paling mantep sih adoh nggon e cedak jalan raya kunu, arep runu? Aku tak melok sisan motorku arep tak ganti njerone, wes karatan." (Yang paling bagus sih jauh ya deketnya jalan raya sana, mau kesana? Aku juga ikut, sekalian motorku mau aku ganti bagian dalamnya sudah karatan) balas Bagas.

"Oalah yowis ayo bareng, kowe melok ora ga?" (Ya sudah ayo bareng, kamu ikut nggak ga?)

"Gak, motorku jek sehat" jawab Arga.

"Aku sing ora ndue motor meneng ae lah." (Aku yang tidak punya motor cukup diam saja) celetuk Ridwan.

"Loh motor e bapakmu ora mbok dandani to?" (Lah motornya bapakmu apa tidak kamu perbaiki?) tanya Bagas.

"Ora, semenjak kecelakaan motor e rusak yo wis ora tak apak-apalne. Cukup tak simpen, lagian motor e yowis tuek biaya ne mahal nek didandani." (Nggak, semenjak kecelakaan motornya rusak sudah nggak aku apa-apain. Cukup aku simpan, lagian motornya juga udah tua, biayanya mahal kalo diperbaiki)

"Berarti cah loro tok iki? Ayolah ga melok batur i aku." (Berarti dua anak aja ini? Ayolah ga ikut temani aku) ajak Dika.

"Yowis, aku tak karo Ridwan. Gelem wan?" (Ya sudah, aku sama Ridwan. Mau wan?)

MALAM SATU SURO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang