08

23 2 0
                                    

Seseorang sedang menatap lekat foto seorang perempuan manis yang tengah tersenyum manis dengan sebuah permen di tangannya.

"Maaf karna sudah membuatmu seperti ini Sya,aku tau aku salah maka dari itu biarkan aku menembus rasa sakit mu Sya biarkan aku membuatmu bahagia di sisa terakhir hidup mu Sya." ucapnya sambil terus memandang foto itu.

"Jangan buat aku menderita karna mu Sya,melihat mu seperti ini saja membuatku sakit!." Cowo itu meletakkan Foto itu dan berjalan menuju jendela dan melihat kearah luar.

"Sedang apa kamu Sya,aku tau kamu sudah cukup menderita dengan semua masalah dalam hidup mu." ucapnya berharap Tasya mendengarkan ucapannya.

"Aku merindukan mu."

"Tuan haruskah kau berpura pura seperti ini?"

"Lalu aku harus seperti apa Jhon?"

"Menatap ku saja dirinya enggan." dirinya teringat bagaimana Tasya mengusirnya.

"Tuan sudah banyak melewatkan beberapa pertemuan tuan." ucap Jhon.

"Biarkan saja dulu Tasya seperti itu Tuan,saya yakin cepat atau lambat dia akan kembali padamu tuan." lanjut Jhon.

Jika dirinya tak bisa membawa Tasya dengan cara yang halus maka dirinya harus memakai cara yang seharusnya.

"Atur semua pertemuan kembali Jhon." suruhnya dan Jhon langsung tersenyum senang dan keluar dari ruangan.

"Aku akan membawa mu kembali Sya,aku akan menembus rasa bersalah ku walaupun harus kembali melukai mu."

Dirinya kembali menatap keluar jendela,pikiranmu menerawang tentang kejadian lalu yang mereka alami,andai saja dirinya tak egois mungkin saja Tasya sudah bersama dirinya sekarang.

"Aku merindukan mu,sungguh."

***
Tasya terbangun di jam 3 pagi,merasa tenggorokan nya kering Tasya keluar dari kamar menuju dapur melihat rumahnya yang begitu sepi dan sunyi dirinya sudah terbiasa.

Saat sudah sampai di lantai bawa Tasya melihat seseorang tengah duduk di meja makannya. Tasya mempertikan orang tersebut dan untung saja kaki orang terus nampak.

"Alhamdulillah"

"Lo siapa?" ucap Tasya.

Tasya mendekat untuk mendapat jawaban tapi tak ada jawaban sama sekali,hingga orang tersebut berbalik dan melihat manik mata Tasya. Tasya langsung melotot kaget melihat siapaa yang datang.

Seperkian detik merubah mimik wajahnya. "Lo masuk lewat mana?" tanya Tasya

"Aku merindukan mu." ucapnya menghirup bau Tasya.

"Lepas!" Tasya mendorong orang tersebut dekat kasar.

"Sya."

"Gw Tasya,gak usah panggil gw kayak gitu."

"Sya,aku kangen." ucapnya mendekat namun Tasya langsung mundur.

"Pergi dari sini,gw muak liat muka lo."

"Kembali Sya,aku akan menebus semuanya Sya,aku berjanji." ucapnya memohon.

"Bisakah orang seperti mu berjanji?" tanya Tasya membuat orang itu terdiam.

"Pergi lah,sebelum pisau dapur ini mencap di jantung mu." usir Tasya.

"Lakukan." ucapnya

"Lakukan apapun yang membuat mu senang Sya,aku akan terima sekali pun kamu harus membunuh ku." lanjutnya.

Orang itu terduduk lemas,menunduk setetes air matanya keluar. Tasya melihat itu sesak melihat kesegala arah. Melihat dia seperti itu membuat Tasya merasa bersalah,apakah dirinya terlalu kejam?

"Pergi lah." usir Tasya lalu meninggalkan orang tersebut.

Sesampai kamar Tasya langsung berdiri di pintu kamarnya,mengingat dirinya saja sudah membuat Tasya sakit apalagi harus melihat orang tersebut secara langsung.

"Sya,aku minta maaf Sya tolong buka pintunya." ucapnya parau.

"Pergilah."

"Gak Sya,tolong buka Sya!!." ucap dengan keras

"Sya buka!!!." dan sekali tendangan pintu terbuka membuat Tasya yang berada di belakang pintu itu terlempar.

Orang itu melihat Tasya meringis,orang itu mendekati Tasya namun Tasya langsung menghindar.

"Sya tolong jangan kayak gini."ucap nya mendekat langsung memeluk Tasya.

Menghirup dalam aroma vanila Tasya membuat dirinya tenang. Orang itu melepaskan pelukan melihat mata Tasya yang memerah begitupun hidungnya.

"Oh maafkan aku." ucapnya sesal.

"Lepas." Tasya memberontak

"Syaa ini aku,ini aku tenang ya tenang." 

Tasya yang terus memberontak membuat dirinya langsung mencium bibir Tasya lembut, Tasya menangis disela ciuman mereka.

Rindu,sesak,senang,sakit menjadi satu,Tasya rindu ciuman ini,Tasya rindu pelukan ini.

***

Love In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang