10

14 2 0
                                    

Tasya memasuki ruangan yang jarang sekali ia kunjungi,tempat itu terasa dingin tapi membuat nya tenang satu-satunya tempat kosong.

Yaitu...Tempat beribadah

Tasya terjatuh bersimpuh menangis,sekujur tubuhnya menggigil serta gemetar,merasa sangat tak pantas memasuki tempat ini.

"Tuhan Maha pagampun."

"Apa kau akan memaafkan aku yang kotor ini?"

"Apa kau akan memaafkan aku yang pendosa ini?"

Bayangnya terlampar dimana ia dengan tega membunuh seseorang dengan keji hanya karna dirinya di tabrak dengan tidak sengaja. Dan Tuhan membalas perbuatannya dengan mengambil Bunda dan Ayah nya. Adil bukan?

"Aku bahkan tak sanggup untuk hidup,matikan saja diriku ini Tuhan bukankah itu akan membuat ku jauh lebih tenang?"

Air mata yang terus berderai membasahi lantai.

"Jangan ini Tuhan,kalau kau ingin menghukumnya jangan seperti ini."

"Jangan..."

"Akh! ini terlalu menyakitkan!"

"Saya memang pendosa...tapi jangan hukum saya seperti ini."Ucap Tasya dengan ketakutannya,ini siksaan paling menyakitkan dalam hidupnya.

Hidup sebatang kara di dunia ini,adalah hidup paling menyedihkan. Kepada siapa dirinya akan pulang lagi ketika orang yang dia cintai sudah pergi lebih dulu.

"Bunda... Tolong bawa aku bersamamu disana."pinta Tasya dengan dada sesak.

Tasya diam meredam sesaknya sungguh ini sangat menyakitkan. Tasya berusaha bangun dengan tangan yang gemetar dirinya untuk bangkit.

"Tolong maafkan diriku,jangan siksa aku seperti ini,buat aku lagi dekat padamu,kumohon." ucap Tasya lalu bergerak mengambil air wudhu.

Tasya mendirikan sholat badannya bergetar hebat suara isakan terus terdengar,hingga di sujud terakhir suara isakan itu semakin kencang menjadi tangis pilu yang mungkin semua orang dengar akan merasakan sakit yang sama.

"Aku tau diriku memang pendosa,tapi tolong ampuni aku,aku sudah terlalu jauh padamu tolong dekatkan aku lagi padamu."

"Jangan di tambah lagi,ini sudah lebih dari cukup,aku akan selalu mengingat mu setiap saat."

"Ampuni aku." ucap Tasya dalam keadaan isak terbaik bata. Dirinya merasa seperti ada yang mengelus kepalanya lalu berkata

"Tuhan selalu mengampuni hamba yang selalu bertaubat,pintu taubat Tuhan tak perna tertutup. Dia sangat suka mendengarkan keluh kesah mu,makanya dari itu teruslah memohon,teruslah bercerita dan dia akan selalu mengambulkan semua doa doa mu di waktu yang tepat,jangan perna kau ragukan kekuatannya."

Tasya mengangkat kepalanya melihat siapa itu,tapi ternyata tak ada siapa-siapa

Setelah selesai Tasya langsung menuju kamar, lalu bercermin memperhatikan yang begitu berantakan,rambut acak acak,mata sembab,hidung merah,pipi bengkak."

Pening di kepala membuat Tasya memutuskan untuk tidur,dan tak lama setelah itu Tasya sudah berada di mimpinya. 

***
"Kamu siap-siap hari ini saya akan menjemput mu." ucap seseorang di seberang telfon itu.

Tasya langsung membanting hp dengan perasaan dongkol Tasya menuju kamar mandi dan membanting pintu itu yang tak salah apa-apa

Setelah selesai bersiap Tasya keluar dengan santai baju kaos dan hot pants seperti biasa. Lalu menuju meja rias setelah memoles beberapa produk di wajahnya lalu turun kebawa.

Love In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang