вαɢιαɴ 2|| 2005 тeѕ αĸυrαт?

46 6 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!
☞ ☆ ☜
______

Pada Tahun 2005....

Seorang wanita berjalan menuju ke sebuah ruangan ditengah malam dengan tatapan waspada.

CEKLEK...

Pria dalam ruangan itu tersentak kaget saat seorang membuka pintu tanpa permisi. Menunduk sopan, pria itu tak menyangka jika seniornya lah yang mendatangi tempatnya.

"Juan," panggilnya membuat pria itu mendongak.

Meneguk kasar ludahnya, wanita mencoba mengeluarkan apa yang ditahannya sejak tadi.

"Dna jenius dan psikopat, bukankah memiliki kesamaan?" tanyanya ragu dibalas anggukan oleh pria itu.

"Kau bisa membedakannya?" tanyanya lagi kini mendapatkan gelengan pelan, hal itu membuat tubuhnya lemas seketika.

"Untuk saat ini tidak. Dna jenius dan psikopat sangat mirip bahkan mendekati sama, hingga tak bisa dibedakan," jelasnya.

Mengangguk paham, wanita itu keluar dari ruangan tersebut setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih pada juniornya.

"Jena!"

Teguran keras seorang di belakangnya membuat langkah Jena terhenti dan menoleh ke belakang.

"Ngapain kamu? Sudah ku bilang pulang saja, biar aku yang jaga malam hari ini," kata Yulis melepaskan sweaternya dan memberikannya pada Jena.

"Terima kasih," kata Jena tersenyum hangat ke arah sosok yang selalu memedulikannya.

"Baiklah, sekarang ayo kembali ke ruangan kita dan beristirahat," kata Yulis menggandeng Jena untuk berjalan.

Jena mengikuti Yulis membawanya pergi. Wanita itu hanya menurut saat Yulis memintanya berbaring kemudian menyelimutinya.

"Bumil gak boleh begadang. Udah tidur! Biar aku yang jaga malam," kata Yulis dikekehi pelan oleh Jena.

Tak lama setelah berbaring, rasa kantuk tiba dan membuat Jena memejamkan matanya. Sedangkan Yulis masih duduk dengan kopi di atas meja kerjanya.

Beberapa jam setelah terlelap dalam tidurnya, Jena terbangun dan langsung mendudukkan dirinya begitu menyadari keadaan begitu sunyi. Melirik ke arah Yulis, Jena hanya menggeleng pelan melihat wanita itu terlelap dengan kepala bersender di atas meja.

Turun dari tempat tidur, Jena ikut membawa selimut bersamanya dan menyelimutkannya pada Yulis yang terlelap.

Jena berjalan keluar dari ruangan untuk memastikan apakah Dokter lain yang jaga malam hari ini juga sama seperti Yulis atau justru terjaga.

Di lorong rumah sakit, Jena melihat seorang berjalan terburu-buru membawa koper besar yang ditariknya dengan kuat.

Mencoba mengikutinya, Jena mengerutkan alisnya saat ada setetes darah di lantai yang baru saja dilewati oleh koper tersebut.

Melebarkan matanya, Jena berjalan cepat mengikuti kemana orang itu membawa koper.
......

Raka yang baru saja memejamkan matanya dibuat terbangun kala ponselnya berdering kencang. Menggunakan tangannya yang tak sakit, Raka mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan mengangkat panggilan itu.

|EGO| know yourself [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang