Selamat membaca!
.
.
.
"hei, kau bawa bekal apa hari ini?"
Jake mendengus mendengar pertanyaan Sunoo, "tidak ada, aku akan beli makanan saja hari ini. Atau meminta bekalmu"
"sialan"
Jake tidak berusaha untuk menghentikan pukulan yang diberikan kepadanya itu hingga Jungwon bersuara, "hei jake, rambutmu memang asli pirang begitu atau bagaimana?"
"ya, ini asli. Kau pikir aku seperti sunoo yang terus mewarnai rambutnya?"
"hei kenapa membawa namaku!"
Ya itulah keseharian tiga serangkai itu, selalu bersama disertai dengan pertengkaran kecil.
"pak chris menuju kelas!!"
Teriakan teman satu kelasnya itu membuat Jake bangkit dan duduk di belakang Jungwon. Jungwon dan Sunoo memang satu meja. Berbeda dengan dirinya yang tidak mempunyai teman sebangku. Tenang, Jake bukan dikucilkan, dia hanya telat ketika pembagian kursi.
Terlihat gurunya masuk ke dalam kelas, diikuti dengan sesosok laki-laki tinggi yang menyilaukan mata.
Jake sampai ternganga jika tidak menampar pipinya sendiri, tampan! Siswa baru itu tampan!
"hari ini, kita kedatangan siswa baru, perkenalkan dirimu"
"park sunghoon"
"itu saja?"
"ya"
Gurunya terlihat kikuk disertai dengan tawa murid di kelas itu, sedangkan Jake sudah berbinar-binar memandang lelaki bernama Sunghoon itu.
"baiklah, duduk dengan jake—"
"iya! Itu saya!!! Saya jake!!"
Sunoo dan Jungwon memandang Jake dengan aneh dan berkata 'bukan teman kami', karena Jake benar-benar memalukan. Sudah berteriak lantang memotong gurunya, tangan kecilnya itu terangkat-angkat berusaha memberitahu bahwa dirinya adalah Jake.
"ya, itu jake. hei jake! turunkan tanganmu"
"maaf pak hehehe"
Setelah itu pembelajaran dimulai, namun perhatian Jake terus mengarah ke murid baru di kelasnya itu. Tanpa babibu, Jake menyentuh pipi lelaki itu hingga sang empu menoleh ke arahnya dengan wajah yang sangat datar.
"eh, maaf. kau putih sekali..."
Ditatap setajam dan sedatar itu membuat Jake menciut, entah kemana keberaniannya yang ada sejak tadi.
"ya, keturunan"
"oh? Namaku jake, mari berteman, sunghoon!"
"jake jangan berteriak di kelas!"
Suara gurunya itu membuat Jake mengambil bukunya dan berpura-pura membaca buku itu.
"bukumu terbalik jake! sekarang kerjakan soal di papan tulis ini!"
Suara tawa di kelas itu terdengar, terlebih yang menjadi sasaran amukan guru mereka adalah Jake, murid yang tingkahnya lucu ketika kesal.
Sedangkan sang mutid baru, Sunghoon, hanya memandang Jake dari tempat duduknya dalam diam.
'bau darahnya berbeda'
.
.
.
"hei, jake kau terlihat genit sekali"
"kau iri?"
Sunoo mengusap wajahnya sendiri melihat wajah Jake yang seolah mengejeknya itu, "tidak ada yang iri. Dan kenapa pula aku harus iri denganmu?!"
"hei hei sudah. Sunoo benar, kau genit sekali jake"
Saat ini Sunoo, Jake, dan Jungwon sedang berada di kantin sekolah mereka. Oh personil mereka bertambah satu lagi, yaitu Sunghoon yang sedari tadi hanya diam saja.
"sunghoon tidak protes, iya kan?"
Sunghoon hanya menatap mata Jake lalu menganggukkan kepalanya.
"nah! Tidak ada yang tidak nyaman di sini, ayo makan!"
Melihat Jake yang menyendokkan makanan ke piring makan Sunghoon membuat Sunoo dan Jungwon merinding. Kemudian Sunoo dan Jungwon saling bertatapan.
Apakah Jake jatuh cinta?
.
.
.
"hei jake, kau suka ya dengan sunghoon?"
Sepeda Jake hampir terlepas dari tangannya kala mendengar suara Sunoo itu, "sembarangan!"
"tapi kau terlihat suka dengannya. Biasanya kau acuh tak acuh dengan orang lain selain kami berdua"
Jake hanya memandang Jungwon yang tengah mengambil sepedanya juga. Mengedikkan bahunya dan memasang raut wajah bingung, "dia tampan itu saja. aku hanya ingin berteman"
"suka juga tidak apa-apa. Tapi kenali dulu orangnya"
"ya, nanti saja. itu tidak penting, lebih penting kita ke perpustakaan sekarang. Yang terakhir sampai akan membelikan minuman di sana"
"hei! Ya! jake kau curang!!"
.
.
.
Jake tengah berguling-guling di kamarnya dengan sebuah buku di tangannya.
"hmhh, jadi vampire lemah dengan matahari? Pantas saja waktu itu dia muncul di malam hari"
Seperti biasa, Jake tengah membaca buku mengenai vampire. Setelah selesai jake meletakkan buku itu di nakas, lalu melihat ke arah langit malam yang terpancar dari jendela kamarnya.
"aku rindu ibu"
"oh, sunghoon itu tampan sekali"
Seperti sadar dengan ucapannya, Jake memukul bibirnya pelan, "aish, iya aku hanya memuji dia kok"
Setelah itu Jake mengambil gulingnya dan berusaha memejamkan matanya, dia harus tidur sekarang.
.
.
.
Di kegelapan malam, di sebuah rumah yang besar namun terlihat sepi dikarenakan hanya satu sosok yang berada di rumah itu.
"ya baunya kurang lebih seperti itu"
'sudah pasti itu anak putri, sunghoon'
Sunghoon hanya bergumam mendengar balasan telepati dari ibunya itu.
'sunghoon, anaknya adalah jatahmu. Kita adalah satu-satunya vampire yang tersisa. Begitu juga dengan anak itu yang merupakan keturunan darah kerajaan satu-satunya'
"ya, ibu. Aku akan melaksanakannya dengan perlahan"
'berarti ayahnya tahu sesuatu, dia pasti memasang penangkal di tubuh anaknya. Kau berhati-hati, jangan sampai ada yang curiga'
"baik ibu, akan kuingat baik-baik"
Setelah itu Sunghoon memutus telepatinya dengan sang ibu sebelum ibunya menceramahinya lagi. Sunghoon menghela nafas lalu melihat buku kuno yang menceritakan sejarah kerajaan dahulu.
"selain darahnya yang manis, wajah jake itu juga manis"
.
.
.
TBC